IQNA

Dr. Zakir Naik dan Ideologi Positivisme

15:23 - January 09, 2017
Berita ID: 3470931
IRAN (IQNA) - Dr. Zakir Naik mendapat popularitas dikarenakan telah membantu kaum muslim untuk menghilangkan mimpi buruk yang muncul dalam insiden 11 September. Ia membangun posisi-posisinya pada beberapa hal yang menyebabkan syubhat terkait bagaimana hubungan antara Islam dan kekerasan.

Dr. Zakir Naik dan Ideologi Positivisme

Menurut laporan IQNA, rumah budaya Iran di Mumbai dalam sebuah pembahasan khusus untuk IQNA dengan judul Dr. Zakir Naik dan Ideologi Positivisme membahas tentang metode dakwah orator dan mubalig India ini selaras dengan wahabi.

Dr. Zakir Naik dalam sebuah program mengungkapkan, sejumlah media berupaya merusak citra Islam dan proyek mereka adalah menampilkan Islam seakan-akan mendorong seseorang terhadap tindakan-tindakan ilegal.

Dr. Naik mendapat popularitas dikarenakan telah membantu kaum muslim untuk menghilangkan mimpi buruk yang muncul karena insiden 11 September. Ia membangun posisi-posisinya pada beberapa hal yang menyebabkan syubhat terkait bagaimana hubungan antara Islam dan kekerasan. Banyak sekali kaum muslim mendapat ketenangan karena upaya represif Islaminya.

Namun, Dr. Naik menggunakan sebuah kekuatan pendorong, sebuah kekuatan yang diraih melalui pembuktian ketidakbersalahan dan bukan perusaknya Islam sehingga akhirnya diambil kesimpulan, yaitu Islam bukan hanya tidak paling buruk; namun sejatinya adalah paling terbaik.

Pemikiran-pemikiran Dr. Naik; Inspirasi Aktivitas Teroris

Bagian yang sangat ironis adalah Dr. Naik meyakinkan kaum muslim bahwa mereka bukanlah teroris; sementara inspirasi sebagian dari mereka untuk aktivitas teroris.

Setiap orang berupaya memahami bahaya-bahaya beragam ceramah Dr. Naik. Dr. Naik mendukung Osama (Osama bin Laden; pendiri dan pemimpin kelompok Alqaeda) yang membuat takut Amerika, membolehkan bom bunuh diri sebagai jalan terakhir, menyerang agama lainnya dan mengetengahkan sejumlah justifikasi misoginis untuk kekerasan seksual.

Dalam ceramah-ceramah Dr. naik dipaparkan kepastian kebenaran dan kekerasan yang terjustifikasi kepada para audien, dimana mereka menganggap modern, kebebasan dan pengetahuan akan fakta-fakta ilmiah.

Gelora Religi Dusta

Dr. Naik memposisikan agama di hadapan modernisme. Dr. Naik dan para penganutnya tidak memakai cara-cara modern pemikiran dan gelora religi dusta telah membutakan mata mereka.

Kontradiksi antara perantara permanen Dr. Naik dengan logika dan perdamaian dan demikian juga ketidakmampuannya untuk melihat hal-hal di luar kebenaran tanpa kompromi dapat dimengerti dengan sebuah hubungan yang sederhana dan itupun juga dengan kemunafikannya. Dr. Naik meraih legalitasnya lewat menjauhkan dari maqom religi klasik, pengakuan ketidakpercayaan agama sebagai pilihan kredibel dan menampilkan ilusi pilihan. Suatu hal yang terlihat sebagai logika dan argumentasi rasional dalam ceramah-ceramah Dr. Naik adalah upaya untuk meraih kredibilitas, namun Dr. Naik sebelumnya juga hadir dalam lembaga-lembaga umum.

Pemikiran Dr. Naik sejatinya menjelaskan tidak adanya akal dan logika untuk memiliki argumen, yang tidak memiliki fundamentalisme agama, namun sebagai penunjuk bahwa bagaimana logika dan dalil-dalil batil dan rusak dapat menjadi poros dalam lembaga-lembaga umum dan sebegitu mudahnya menjustifikasi religi kekerasan tentang contoh sehari-hari dalam dunia sekuler.

Apa perbedaan khusus Dr. Naik? Apakah Dr. Naik seorang pendiri dikarenkan kebenaran tanpa komprominya atau dikarenakan klaim kekerasan dalam sebagian hal dapat terjustifikasi?

Tujuan dari makalah ini bukanlah membela cinta Dr. Naik; namun menganggap keliru identifikasi struktur yang mana Dr. Naik lewat cara tersebut dapat meyakinkan masyarakat. Versi agama Dr. Naik sangat jauh dari pokoknya, namun sebuah naskah dari metode logika agama yang meyakinkan banyak intelektual yang sama sekali tidak tertarik dengan teologi. Mereka yang hanya yakin dan percaya dengan realita-realita Positivisme.

Legalitas Dr. Naik diperoleh dari kemampuannya dalam mengikuti struktur-struktur logika. Para audiennya adalah menganggap kebaikan dan realita-realita dunia modern sebagai internal dan sebaliknya, mereka menghinakan Islam.

Gambaran fundamentalisme sebuah pulau dimana sama sekali tidak terkait dengan struktur yang kita diami termasuk sebuah bahaya yang nyata.

Positivisme adalah suatu aliran filsafat yang menyatakan ilmu alam sebagai satu-satunya sumber pengetahuan yang benar dan menolak aktifitas yang berkenaan dengan metafisika. Tidak mengenal adanya spekulasi, semua didasarkan pada data empiris. Tidak menerima keyakinan-keyakinan agama dan menganggapnya sebagai ilusi.

Sumber: Harian Inggris, Indian Express

http://iqna.ir/fa/news/3560654

captcha