IQNA

Seminar Khusus Seni Kaligrafi Islam di Malaysia

15:30 - June 17, 2017
Berita ID: 3471334
MALAYSIA (IQNA) - Seminar khusus Seni Kaligrafi Islam diselenggarakan Rabu (14/6) disela-sela festival kaligrafi Islam pertama di Museum Kesenian Islam Malaysia.

Menurut laporan IQNA dari Malaysia, festival Kebudayaan dan Kesenian: Kaligrafi Islam Para Seniman Iran dan Malaysia dibuka Rabu, dengan dihadiri oleh Marzieh Afkham, Duta Besar Republik Islam Iran di Kuala Lumpur dan para kaligrafer Qurani dua negara, di Museum Kesenian Islam Malaysia.

Festival yang terselenggara atas prakarsa atase kebudayaan Republik Islam Iran di Kuala Lumpur dan Museum Kesenian Islam Malaysia di Kuala Lumpur terus berlanjut sampai Jumat (23/6).

Dalam festival ini, para penggemar seni kaligrafi Islam di Malaysia dan Iran dapat memanfaatkan sejumlah pidato dan workshop edukasi ranah ini dan para pakar Iran dan Malaysia saling bertukar pengalaman dan beragam prestasinya dalam bidang kaligrafi.

Seminar khusus Seni Kaligrafi Islam untuk pertama kalinya festival ini diselenggarakan di Museum Kesenian Islam dan Ustad Hamid Reza Ghelichkhani, kaligrafer, pengajar dan peneliti Iran dalam sebuah pidato mengupas perjalanan khat kontemporer Iran dan memperkenalkan kriteria khat Nasta’liq pada masa pelbagai sejarah Iran, khususnya pada masa Safavi dan setelahnya.

Dalam kajian perjalanan karya ini, ia memperlihatkan beberapa pengajar kesenian dari generasi terdahulu seperti Hossein Zenderoudi, Mohammad Ehsai, Reza Mafi dan Jalil Rasouli kepada para partisipan seminar.

Lebih lanjut ia memperkenalkan kelebihan-kelebihan seni ini dari empat generasi lalu sampai sekarang dan mengisyaratkan pendirian himpunan para kaligrafer Iran, yang telah memulai beraktivitas dari tahun 1950, dengan sejumlah pengajar seperti Hassan Mirkhani, Hossein Mirkhani, Mehdi Bayani, Ali Akbar Kaveh, dan Ebrahim Bouzari.

Amir Zekrgoo, pengajar Iran universitas Islam Malaysia dalam kelanjutan pertemuan ini mengupas topik corak khat-khat Islam: perubahan suara dan bentuk dan memperkenalkan sebuah pandangan di bawah tema pandangan terkait antara gaya penulisan dan penjelasan.

"Saat sebuah teks pergi dari satu negara ke negara yang lain, maka akan mengalami perubahan, namun penjelasan senantiasa dapat diprediksi,” ucapnya.

Lebih lanjut ia mencontohkan, seseorang yang berbicara dengan bahasa asing, apabila bahasa ini bukan bahasa aslinya, apabila kita memiliki pengetahuan tentang tempat kelahirannya, maka akan dapat memprediksikan identitas orang tersebut.

Seorang pengajar asal Iran di universitas Islam Malaysia dengan mengisyaratkan bahwa seni kaligrafi telah mengalami perubahan dengan keluarnya dari perbatasan, sebagai hasil dari kesimpulan mengatakan, kalimat adalah ruh bahasa. Bahasa dijelaskan dalam bentuk gambar dan suara dan beragam faktor yang menyebabkan penulisan khat, telah mengokohkan unsur-unsur kebudayaan.

Lebih lanjut, Ros Mahwati Ahmad Zakaria asal Malaysia juga memaparkan pendapatnya tentang penyepuhan naskah khat di Malaysia dan Nur Azlin Hamidan mengupas tentang khat Islam di Malayisa.

Penyelenggaraan workshop edukasi khat Nasta’liq, khat gambar dan penulisan Iran termasuk program festival kebudayaan dan kesenian Iran dan Malaysia.

Dalam program ini, Mohammad Ali Ghorbani, salah seorang pengajar Iran dalam sebuah pertemuan memperkenalkan khat Nasta’liq dan di sebuah pertemuan lain, Nida Zauqi dan Muhammad Tariqati, seniman penulis Iran memperkenalkan kesenian penyepuhan sementara Hojat Ranjbar memperkenalkan sejumlah teknis khat gambar kepada para seniman Malaysia.

Bagian keempat festival ini adalah penyelenggaraan pameran kaligrafi dan penulisan para seniman Iran di Kuala Lumpur.

Dalam pameran ini, karya Mohammad Ali Ghorbani, Sohrab Marzban, Hojat, Ranjbar Zekrgoo dan para seniman penulis Muhammad Tariqi, dan Nida Zauqi, seniman Iran akan ditampilkan dalam baigan kaligrafi dan penulisan.

http://iqna.ir/fa/news/3609974

captcha