IQNA

Wawancara IQNA dengan Peneliti Studi Politik Lebanon:

Insiden al-Rawdah Hasil Frustasi Para Takfiri

18:08 - November 28, 2017
Berita ID: 3471746
LEBANON (IQNA) - Peneliti studi politik dan sosial Lebanon dengan mengisyaratkan serangan berdarah pada hari Jumat ke sebuah masjid di Mesir mengatakan, insiden memilukan di utara semenanjung Sinai Mesir merupakan respon para takfiri akan kekalahan dan frustasi mereka di negara Irak dan Suriah.

Serangan bersenjata pada hari Jum’at ke sebuah masjid al-Rawdah di utara semenanjung Sinai Mesir menurut pengumuman terakhir telah menewaskan 305 orang dan melukai 128 lainnya, dimana mayoritas yang meninggal adalah warga sipil, namun sejumlah korban serangan ini juga para tentara Mesir.

Serangan keji dan tidak manusiawi ini mendapat respon besar-besaran lembaga-lembaga kawasan dan internasional, dan sejumlah lembaga, negara dan pelbagai tokoh dunia dengan mengeluarkan statemen dan pesan, juga mengecam insiden memilukan ini.

Situs IQNA dengan mengupas dan mengkaji motivasi para takfiri teroris dalam menarget masjid Sufi Mesir, juga mewancarai Sayyid Hussain Syarafuddin, penulis dan peneliti studi politik dan sosial Lebanon dan suami Rubabah Sadr, saudari imam Musa Sadr dan deskripsi wawancara ini adalah sebagai berikut:

Di awal wawancaranya ia mengatakan, selama pemikiran merasa paling terbaik dan menuding kafir selainnya masih mendominasi di kalangan para takfiri, mereka tidak akan sungkan-sungkan menarget para penganut pelbagai agama Islam dan bahkan umat Kristen, karena keyakinan dan pemikiran mereka adalah barang siapa yang menyalahi dan menentang mereka adalah kafir dan halal darahnya.

Upaya untuk Lepas dari Krisis Kekalahan

Peneliti studi sosial dan politik Lebanon ini mengisyaratkan insiden Sinai merupakan respon kelompok takfiri akan fustrasi dan kekalahan mereka di Irak dan Suriah. Ia mengatakan, para takfiri berupaya menghantarkan cakupan kekuasaan dan pengaruhnya ke mayoritas negara-negara Arab dan Islam dan dalam hal ini, mereka melakukan segala tindakan untuk menciptakan ketakutan dan kegelisahan.

Ia mengatakan, para teroris sudah bertahun-tahun berupaya menegakkan khilafah ilegal dan palsunya di Irak dan Suriah, namun mereka mengalami kekalahan, dengan kegigihan pasukan mobilisasi rakyat dan pasukan Irak dan Suriah serta berkat fatwa marja agung Irak dan kekalahan ini adalah hal yang tidak bisa diterima oleh para majikan, Amerika dan Zionis.

Sayyid Hussain Syarafuddin dengan mengisyaratkan para takfiri akan menyerang setiap individu maupun kelompok yang menyalahi pemikiran dan ideologi mereka mengatakan, pemikiran dan ideologi sesat wahabi telah membentuk landasan pemikiran dan ideologi kelompok takfiri, dan karenanya mereka menempatkan dirinya melawan Islam dan umat muslim dan dalam hal ini, mereka melakukan tindakan-tindakan keji.

Arab Saudi, Aman dari Para Takfiri

Ia menambahkan, menurut para takfiri, tidak ada bedanya antara kelompok dan pelbagai mazhab Islam dan mereka menarget para penganut mazhab yang ada, dan bagi para teroris tidak ada bedanya umat muslim di timur atau barat dunia Islam, bahkan menarget setiap kelompok yang memusuhi mereka dan hanya Arab Saudi semata yang aman dari tangan mereka, yang menjadi tempat kelahiran ideologi ini.

Insiden al-Rawdah Hasil Frustasi Para Takfiri

Ia mengisyaratkan penargetan banyak warga tak berdosa Mesir dalam insiden hari Jumat di utara semenanjung Sinai Mesir. Ia mengatakan, dengan melihat bahwa para takfiri telah mengkafirkan para penganut seluruh agama dan ideologi-ideologi penentangnya, karenanya terjadinya insiden keji ini di setiap tempat negara Islam dan Arab bukanlah hal yang mustahil dan mereka tidak membedakan warga sipil maupun militer, dan berdasarkan pemikiran dan ideologi mereka, kesemuanya halal darahnya, karena kita menyaksikan para takfiri tidak hanya menyerang umat muslim dan tempat-tempat ibadah mereka semata, bahkan sebelumnya umat Kristen dan sejumlah gereja juga menjadi target mereka.

Menuduh Kelompok Sufi Telah Melakukan Bid’ah dalam Agama

Analisis studi politik Lebanon di bagain lain mengatakan, para takfiri telah menuduh Syiah dan orang-orang Sufi telah membuat bid’ah dalam agama Islam, sementara sekarang ini satu-satunya kelompok pembuat bidah dalam agama Islam adalah kelompok takfiri sendiri, yang tanpa alasan dan dalil telah menyerang masyarakat tak berdosa dan menumpahkan darah mereka.

Penulis dan aktivis sosial Lebanon lebih lanjut menjelaskan setiap orang yang mengucapkan dua syahadat, menunaikan haji dan salat menghadap Kiblat, bagaimana bisa disebut pembuat bid’ah? kelompok Sufi sudah ada sejak dari awal Islam dan senantiasa berupaya agar dapat lebih dekat dengan Allah.

Para Takfiri Tidak Mengindahkan Kesucian Masjid

Menurutnya, dalam pandangan ekstrem takfiri dan salafi ekstrem, masjid adalah pusat produksi pemikiran setan dan dengan berlandaskan pada hal ini, mereka menyerang masjid, sementara setiap orang yang pergi ke rumah Allah, memiliki kesucian jasmani dan ruh dan merasa aman dan tidak semestinya menjadi target serangan. Kelompok takfiri dan teroris melakukan aksi-aksi yang menyalahi sunnah Islam dan tidak diterima oleh kalangan muslim.

Sayyid Hussain Syarafuddin di penghujung wawancara mengisyaratkan bahwa tindakan dan tujuan ISIS dan takfiri tidak hanya pada negara Suriah dan Irak semata, bahkan juga merembet ke negara-negara lain seperti Mesir. Ia mengatakan, fatwa jihad kifayah Ayatullah Sistani dan pembentukan pasukan mobilisasi rakyat, telah menggagalkan konspirasi kelompok berbahaya ini, dan sudah semestinya seluruh umat Islam dan negara-negara Islam harus bersatu melawan kelompok takfiri ini dan melawan kelompok berbahaya dan menyimpang ini dengan segala jalan, baik militer, politik, baik budaya maupun lewat media, yang memiliki pengaruh signifikan dalam opini umum.

Insiden al-Rawdah Hasil Frustasi Para Takfiri

Insiden al-Rawdah Hasil Frustasi Para Takfiri

Insiden al-Rawdah Hasil Frustasi Para Takfiri

http://iqna.ir/fa/news/3666951

Kunci-kunci: mesir ، insiden ، frustasi para takfiri ، iqna
captcha