IQNA

Komunikasi Terbuka Antara Iran dan Indonesia di Bidang Ulumul Quran

8:15 - October 01, 2014
Berita ID: 1456001
Dewan Akademik Indonesia dalam pertemuannya dengan para pejabat Departemen Ilmu dan Pendidikan Negara, telah membahas dan bertukar pandangan mengenai pembukaan kerjasama ilmiah dan teknologi antar dua negara, khususnya dalam ranah Ulumul Quran.

Menurut laporan IQNA, seperti dikutip dari Hubungan Masyarakat (Humas) Departemen Ilmu dan Pendidikan, dalam pertemuan ini, Doktor Salar Amuli dengan mendeskripsikan kondisi sekolah tinggi Iran, demikian juga kemajuan ilmu para cendekiawan negara Iran pada tahun-tahun terakhir menegaskan, "Saat ini dunia berjalan laju ke arah jalan buntu dan kekeliruan yang jika proses ini terus berlanjut, akan dapat memusnahkan kemanusian, pengetahuan, dan hak-hak bagi seluruh manusia dan satu-satunya jalan keselamatan yang dapat melepaskan dari masalah ini adalah kembali dan merujuk kepada Al-Quran Al-Karim.”


Dia juga mengisyaratkan pada lawatan akhir Menteri Ilmu dan Teknologi Indonesia ke Iran dan perbincangan yang terjadi antar dua negara guna menambah komunikasi ilmiah dan teknologi mengatakan, “Kami memiliki kesiapan penuh untuk mengetengahkan permasalahan teknologi dan inovasi baru kami di bidang nanosains, biologi, sel-sel induk, kedirgantaraan, dan demikian juga ilmu dan tafsir Al-Quran kepada para ilmuan dan cendekiawan Indonesia dan adanya pertukaran mahasiswa dan guru antar universitas-universitas dua negara dalam ranah ini.”


Dalam pertemuan ini juga Dr. Khosh Manesh, Kepala Pusat Koordinasi Pengembangan, Penelitian dan Pendidikan Tinggi Al-Quran Negara, dengan menegaskan kelaziman aliansi dan kesepakatan kaum muslim mengenai poros Al-Quran Al-Karim mengatakan, “Dengan memperhatikan banyaknya studi dan telaah Ulumul Quran di negara-negara Islam, dewasa ini masih dirasakan kekosongan pemikiran gagasan Al-Quran dan koordinasi para intelek dan pemikir di negara-negara Islam untuk aktif di bidang ini sangat urgen.”


Dalam hal ini dia melanjutkan dengan ucapan Imam Khomeini (ra), yang menyatakan bahwa, “Para mahasiswa dan para ulama hauzah ilmiah harus saling bersatu dan Al-Quran yang merupakan sumber segala hal harus diselamatkan dari tangan-tangan orang bodoh”. Dia mengatakan, “Saat ini kita menyaksikan bahwa kelompok-kelompok takfiri telah melakukan kejahatan-kejahatan yang mengatasnamakan Al-Quran oleh dan media-media dunia juga telah memanfaatkan hal ini dalam bentuk negatif dan kami sebagai pihak pusat penelitian Al-Quran dewasa ini berkewajiban untuk aktif bekerja dalam pelbagai ranah mengenai produksi-produksi Al-Quran.”


Dr. Khosh Manesh dengan mengisyaratkan banyaknya kecintaan para ulama Indonesia terhadap kumpulan tafsir Al-Mizan, karya Allamah Thabathabai menambahkan, Allamah Thabathabai telah banyak berjerih payah untuk melakukan penelitian guna menulis dan menyempurnakan tafsir Al-Mizan, dalam wasiatnya dikatakan bahwa sudah semestinya tafsir ini setiap dua tahun sekali harus ditafsirkan sesuai dengan tuntunan zamannya dalam bentuk baru. Dan ucapan beliau ini lebih menunjukkkan akan pentingnya masalah ini.


Kepala Pusat Koordisani Pengembangan, Penelitian dan Pendidikan Tinggi Al-Quran Negara di bagian akhir ceramahnya mengharap supaya terjalin kerjasama yang baik dalam ranah interaksi Ulumul Quran dengan para cendekiawan Indonesia dalam bentuk pengaturan dan pelaksanaan MoU.
Demikian juga, dalam pertemuan ini Dr. Aflatun Mukhtar MA sebagai delegasi Dewan Ulumul Quran Universitas Indonesia mengemukakan kepuasannya karena dapat hadir di Iran dan mengatakan, “Kemenangan revolusi Islam di Iran, menyebabkan masyarakat Indonesia memiliki hubungan maknawi dengan negara Iran, karena revolusi ini memberikan kehidupan kembali kepada dunia Islam dan kami akan selalu mengenang Imam Khomeini (ra) dan pemimpin tinggi revolusi (rahbar) dengan baik dan kami belajar kebijakan-kebijakan dari dua tokoh ini, yaitu kami harus tegar berdiri melawan kelaliman dan kesemena-menaan para tirani.”


Dia dalam kelanjutan pertemuan ini, yang dilaksanakan pada kemarin lusa (29/10/2014), dengan menjelaskan bahwa komisi dewan ini yang datang ke Iran ini berasal dari pelbagai pulau di Indonesia guna bertemu dengan para maraji dan ulama dan juga sekaligus untuk menambah koneksi ilmiah dalam ranah Ulumul Quran, mengatakan, “Di Indonesia, kedudukan Al-Quran dan pengamalan dalam keputusannya sangatlah penting sampai-sampai setiap para mahasiswa yang mampu menghafal 10 juz akan mendapatkan dispensasi pembayaran bulanan dan dalam hal ini kami meminta kepada para petinggi Pendidikan Tinggi Iran supaya lebih menyiapkan diri untuk kehadiran para mahasiswa dan guru-guru Indonesia guna melaksanakan urusan-urusan dan penelitian Al-Quran di universitas-universitas dan markas-markas ilmiah Iran.”

1455542

Kunci-kunci: islam
captcha