“Hibah al-Zoghbi meminta Kementerian Luar Negeri Mesir supaya mendatangkan Duta Besar Prancis dan mengintrogasi hakikat ini darinya,” demikian laporan IQNA, seperti dikutip dari al-Bawaba News.
“Jika penistaan Mingguan Prancis ini terbukti, maka Prancis harus meminta maaf secara resmi kepada bangsa Arab dan Islam karena Charlie Hebdo telah melakukan sebuah tindak pelecehan,” tambahnya.
Hibah al-Zoghbi menegaskan, pelecehan terhadap agama adalah tindak pelecehan dan balas dendam yang mengakibatkan permusuhan di kalangan masyarakat dan tujuannya adalah penyebaran intrik.
Dia menjelaskan, pemublikasian karikatur semacam ini mengundang kuat kemurkaan umat Islam sehingga akan mengguncang tahta pelakunya. Wanita Mesir ini menegaskan, kebebasan berekspresi memiliki batasan yang tidak boleh dilampauinya dan kebebasan ekspresi serta ideologi bukan berarti menistakan selainnya.
“Mereka ini (para penista Rasulullah Saw) telah menistakan kaum muslimin yang berada di setiap penjuru dunia, tidak ada seorang muslimpun di muka bumi yang menerima jika nabinya (Saw) dilecehkan,” tegasnya.
Hibah al-Zoghbi di akhir kata meminta kepada pemerintah Arab dan Islam untuk melakukan gerakan serius guna menghentikan kriminalitas yang telah menistakan kesucian ini dan mengklaim kebebasan ekspresi serta mencegah kelanjutan aktivitas mereka.
Perlu diingat, para penanggung jawab majalah komik Charlie Hebdo ini, sebelumnya pernah juga lancang dan memberikan izin penistaan atas kesucian Islam kepada dirinya dalam serial barunya dalam menanggapi aktivitas anasir teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), dia telah menerbitkan sebuah gambar karikatur dan melecehkan Rasulullah (Saw) pada sampul majalah ini.