IQNA

Diperlukan Membangun Budaya Qurani yang Cocok dengan Kedudukan Ibu dalam Islam

18:08 - January 06, 2012
Berita ID: 2252039
Imam Ali Khamenei: Pembela Feminisme ala barat justru lecehkan perempuan
IQNA merilis dari situs resmi Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei, bahwa beliau menyebut perspektif Barat terhadap perempuan sebagai pandangan yang menyimpang, kesesatan yang nyata, penghinaan terbesar, dan penistaan terhadap kehormatan perempuan.

Pernyataan itu disampaikan Rahbar Rabu malam (5/1) dalam seminar pemikiran strategis ketiga dengan tema ‘Perempuan dan Keluarga'. Beliau mengatakan, tidak seperti yang dibayangkan, tindakan yang dilakukan orang-orang feminis yang paling ekstrim sekalipun ternyata justeru merugikan kaum perempuan. Sebab, dengan melecehkan perempuan mereka menjadikannya sebagai alat pemuas nafsu. Dan sayangnya, opini umum di Barat memandang masalah ini sebagai fenomena yang lumrah dan bisa terima.

Pemimpin Besar Revolusi Islam menyatakan bahwa musuh menjadikan masalah perempuan sebagai salah satu sasaran serangan politik dan propaganda terhadap pemerintahan Islam di Iran. Karena itu masalah perempuan harus mendapat perhatian penuh. Beliau menambahkan, "Dengan melakukan pencerahan kepada opini umum masyarakat dunia, kita jangan memberi kesempatan kepada Barat untuk mewujudkan target para pembuat keputusan dan penyusun agendanya dalam menyerang dasar-dasar ajaran Islam dalam masalah perempuan."

Ayatollah al-Udzma Khamenei menegaskan bahwa Islam memiliki pandangan yang sangat mulia terkait perempuan. "Dalam pandangan Islam, sebagai manusia, tidak ada sedikitpun perbedaan antara perempuan dan laki-laki. Berdasarkan ayat-ayat al-Qur'an, perempuan dan laki-laki sama dalam melangkah ke puncak ketinggian dan kedekatan kepada Allah," kata beliau.

Menyinggung langkah licik Barat yang lari dari pembahasan soal keluarga, Rahbar menandaskan, "Para teoretis Barat gencar memaparkan masalah perempuan tapi tidak menyebut soal keluarga. Sebab, masalah keluarga adalah salah satu titik lemah mereka yang menonjol."

Jenis kelamin dalam pandangan Islam, kata beliau, adalah masalah parsial. "Masalah gender hanya memiliki makna dan pemahaman dalam kehidupan, dan tidak ada sangkut pautnya dengan kedudukan laki-laki dan perempuan dalam Islam," imbuh beliau.

Ayatollah al-Udzma Khamenei lebih lanjut menyatakan bahwa dalam sistem pemerintahan Islam perempuan punya peran yang sangat istimewa dan tak tergantikan.

"Peran perempuan dalam era perjuangan, kemenangan revolusi Islam dan pasca revolusi khususnya di masa-masa Perang Pertahanan Suci yang sangat sulit, juga di berbagai bidang adalah peran yang sangat besar, istimewa dan tak tergantikan. Peran ini tidak bisa diukur dengan tolok ukur apapun," jelas beliau.

Seminar yang berlangsung selama empat jam dengan dihadiri oleh ratusan pemikir, cendekiawan, dosen, pengajar hauzah ilmiah, peneliti dan penulis ini digelar Rabu petang dan dihadiri Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah al-Udzma Khamenei. Seminar ini adalah seminar strategis Republik Islam Iran ketiga yang diselenggarakan sebagai ajang tukar pemikiran dalam berbagai tema penting. Perempuan dan keluarga dipilih sebagai tema pembahasan seminar ketiga ini.

929415
captcha