Menurut laporan IQNA, menukil dari website “chronicle”, pusaat kajian Qur’an internasional adalah sebuah sentral yang bertugas menjalankan dan melindungi proyek penelitian dan kajian Qur’ani, serta perkara-perkara pendidikan yang berkenaan dengan Al-Qur’an, sejarah, madzhab dan budaya.
Selain itu pusat kajian ini juga akan menyelenggarakan berbagai konfrensi, penerbitan, dan layanan-layanan ilmiah lainnya.
John Cotsco, direktur Asosiasi Sastra Evangelis Amerika menyatakan: “Saat ini kebutuhan kita kepada kajian-kajian Qur’ani lebih dari sebelum-sebelumnya. Kita tidak bisa menjadi warga yang berperadaban tanpa mengetahui banyak hal tentang peradaban islami. Qur’an harus dijadikan bagian dari program pendidikan dan kajian bebas.”
Ia menambahkan: “Dalam pusat kajian ini, metode-metode pengkajian Qur’an baik yang baru maupun klasik akan digunakan dengan sebaik-baiknya.”
Jibril Said Reynolds, dosen kajian Islam dan teologi Universitas Notre Dame mengatakan: “Salah satu tujuan dibukanya pusat kajian ini adalah perlindungan terhadap metode-metode baru yang inovatif dalam mengkaji Al-Qur’an sebagai tambahan metode-metode klasik yang biasa dipakai.”
Berdasarkan laporan tersebut, minat masyarakat untuk mengkaji Al-Qur’an semakin bertambah. Sepanjang 10 tahun yang lalu banyak sekali bidang-bidang pekerjaan yang terbuka berkaitan dengan kajian Qur’ani dan Islamologi.
Banyak buku-buku penelitian Barat seputar Islam dan Al-Qur’an, di antaranya seperti: “Teks dan Kajian Qur’an” dan “Kajian-Kajian Qur’ani”
1025819