Menurut laporan IQNA, seperti dikutip dari Konsultan Kebudayaan Republik Islam Iran di Bangladesh, Penjagaan Islam adalah organisasi terbesar yang berafiliasi dengan sekolah-sekolah etnis yang berlandaskan pada ajaran pemikiran Deobandi di Bangladesh. Berita penyelenggaraan konferensi ini dipublikasikan dalam harian prothom alo, oplah terbanyak harian Bengali bahasa Bangladesh.
Reporter harian seperti dinukil dari Moulana Mir Idris, Direktur Konferensi terkait tujuan penyelenggaraan pertemuan ini menuliskan, ada gambaran salah terkait ketegangan antara Syiah dan Ahlussunnah di kalangan masyarakat. Demikian juga Mufti Faidhullah, salah seorang anggota markas Organisasi Penjagaan Islam juga dalam hal ini menambahkan, Islam mendapat serangan dari pelbagai aspek, seperti pihak Syiah, dengan demikian dalam konferensi Pengenalan Syiah dan Masalah Risalah harus diketengahkan masalah ini.
Dalam laporan ini, seperti dikutip dari para penanggung jawab Organisasi Penjagaan Islam dituturkan, agenda konferensi ini terlaksana dalam sebuah pertemuan yang diselenggarakan pada tanggal 20 April, dengan dihadiri lebih dari 40 orang syaikh wahabi terkemuka, di propinsi Chittagong. Dalam pertemuan tersebut direkomendasikan pelbagai topik untuk dibahas dalam konferensi, namun di akhir pertemuan, Amir Moulana Anis Madani, anak ketua Organisasi Penjagaan menyarankan agenda topik Syiah diketengahkan dalam konferensi ini, dimana rekomendasi Moulana Anis ini mendapat sambutan baik.
Dituturkan, Organisasi Penjagaan Islam adalah organisasi yang baru dirintis dan berafiliasi dengan sekolah-sekolah etnis Deobandi, yang kurang lebih sudah berlalu selama 6 tahun dari masa pendiriannya. Poros aktivitas adalah politik dan mazhab dengan pendekatan tendensi pemikiran ajaran Deobandi.
Organisasi ini juga dapat dinamakan sebagai lengan politik sekolah-sekolah ajaran pemikiran Deoband. Organisasi ini termasuk oposisi partai penguasa Liga Awami dan sampai sekarang ini telah menyelenggarakan pelbagai program-program politik, mazhab di tingkat negara. Seperti tahun lalu, Organisasi Penjagaan Islam menyelenggarakan pertemuan besar dan dalam mengkritik kebijakan-kebijakan pemerintah Liga Awani di Kota Dhaka, yang juga mendapat dukungan partai BNP. Di penghujung pertemuan tersebut berujung pada kekerasan dan para pendukung Penjagaan Islam mengklaim bahwa dalam acara tersebut para pendukungnya terbunuh akibat tembakan senapan-senapan polisi.
Kelihatannya, penyelenggaraan seminar Pengenalan Syiah dan Masalah Risalah merupakan serangkaian tindakan-tindakan wahabi melalui lobi kawasannya untuk memperuncing sektarian dan merusak citra dunia Syiah. Berkenaan dengan peristiwa yang berlangsung di kawasan Timur Tengah, khususnya serangan Saudi melawan Houthi Yaman, lobi tersebut memanfaatkan kapasitas Bangladesh, yang biasanya jauh dari ketegangan-ketegangan sektarian. Topik ini dapat dikategorikan laksana peringatan bagi pemerintah penguasa Bangladesh, yang sampai sekarang ini dalam kebijakan-kebijakannya berusaha menunjukkkan pendekatan mazhab dan sektarian lebih sedikit terlihat. Dengan memperhatikan hasil-hasil negatif program-program semacam ini, masalah ini akan ditindaklanjuti melalui jalan diplomatik dengan cara yang lebih tepat.
89% dari populasi 160 juta Bangladesh adalah muslim Ahlussunnah dan Syiah membentuk jumlah yang sangat sedikit sekali. Kaum muslimin Ahlussunnah Bangladesh biasanya mengikuti ajaran tasawuf dan sangat menunjukkkan kecintaan terhadap keluarga Ahlulbait (As) di acara dan pertemuan-pertemuannya dan sampai sekarang ini nuansa harmoni sektarian benar-benar sangat bagus. Namun penyelenggaraan program-program semacam ini dievaluasi sebagai sebuah langkah dalam rangka menyeret sektarianisme ke negara ini.
Jumlah sekolah-sekolah agama etnis Bangladesh yang berafiliasi dengan ajaran Dioband mencapai lebih dari 40 ribu sekolah. Sekolah-sekolah ini adalah swasta dan menurut tendensi pemikiran menunjukkan keselarasan. Meskipun sekarang ini antara sekolah-sekolah Dioband Pakistan dan Bangladesh dalam aspek kadar tendensi ekstrem diklaimkan harus ada perbedaan.