IQNA

Dengan Tujuan Melawan Diskriminasi dan Fanatik:

Universitas Harvard Menyelenggarakan Kursus Online Penyebaran Literasi Religi

10:56 - February 21, 2016
Berita ID: 3470171
AMERIKA (IQNA) - Universitas Harvard berupaya menyelenggarakan kursus online dan gratis pengenalan antar agama dan kitab-kitab suci untuk melawan kebodohan agama, yang menjadi pondasi fanatisme dan diskriminasi terhadap para pengikut antar agama.

Menurut laporan IQNA, seperti dikutip dari Huffington Post, penjualan Al-Quran pasca insiden 11 September di Amerika terus meningkat, yang kemungkinan dalil pertamanya adalah pencarian untuk menemukan jawaban atau barang kali upaya untuk menspekulasi pemikiran-pemikiran stereotip tertentu dalam melawan agama ini.

Dengan adanya peningkatan penjualan Al-Quran, namun ketakutan dan fanatisme terhadap Islam masih tetap terus meningkat.

Diane L. Moore, direktur proyek literasi raligi sekolah teolog universitas Harvard mengatakan, ini adalah salah satu contoh kebodohan pembelajaran tentang agama, yang telah tersebar di seluruh penjuru dunia.

Untuk melawan kebodohan ini, Moore dan lima dosen teolog universitas Harvard lainnya, universitas teolog Harvard dan perguruan tinggi Wellesley sedang memulai sebuah kursus online dan gratis tentang agama-agama di dunia.

"Sudah saatnya diselenggarakan kursus semacam ini, karena kebodohan religi menjadi pondasi fanatisme dan diskriminasi,” ucap Moore.

Kursus ini diselenggarakan dalam bentuk pendidikan online edX dan mencakup 6 bagian yang berbeda, dimana setiap darinya akan berlangsung sekitar 4 pekan.

Moore menyelenggarakan kursus program edukasi pertama ini dengan topik Literasi Religi: Tradisi dan Kitab Suci, yang akan dimulai 1 Maret mendatang.

Lima kursus berikutnya secara khusus tentang Kristen, Buddhisme, Islam, Hinduisme dan Yahudi.

Dalam kursus singkat ini akan diketengahkan sejarah dan tafsir teks-teks religi dan dijelaskan argumentasi-argumentasi suci pembacaan kitab-kitab tersebut.

Demikian juga, para mahasiswa akan mengenal tafsir-tafsir histori dan modern teks tersebut dan mereka akan menemukan keragaman tradisi tentangnya.

Moore menambahkan, diharapkan 50 ribu orang, khususnya para guru dan pengajar berpartisipasi dalam kursus tersebut.

http://iqna.ir/fa/news/3476768

captcha