IQNA

Pengakuan Dewan HAM akan Penganiayaan dan Penindasan Āl Khalifa terhadap Komunitas Syiah

17:57 - February 29, 2016
Berita ID: 3470193
BAHRAIN (IQNA) - Laporan baru dewan HAM PBB menunjukkan bahwa Bahrain berada dalam barisan negara-negara pelanggar HAM di dunia dan mengakui penganiayaan dan penindasan Āl Khalifa terhadap komunitas Syiah dan penargetan para ulama agama oleh rezim ini.

Menurut laporan IQNA, seperti dikutip dari Bahrain Mirror, dalam laporan tersebut yang disusun oleh sejumlah para pakar independen dan akan diketengahkan dalam pertemuan dewan HAM PBB ke-31, diterangkan sejumlah pelanggaran HAM di Bahrain.

Dalam laporan tersebut, dimana Organisasi Amerika Pendukung Demokrasi dan HAM di Bahrain mengetengahkan sebuah sinopsis tentangnya, menuntut reporter khusus kebebasan press tentang suspensi izin surat kabar independen Al-Wasat Bahrain, dikarenakan memublikasikan pembahasan tentang persatuan nasional dan hubungan Bahrain dengan negara-negara lainnya.

Reporter ini khawatir terhadap aksi pemerintah Bahrain dalam mengancam dan mengintimidasi para staf harian Al-Wasat Bahrain.

Demikian juga, di bagian lain dalam laporan tersebut diisyaratkan kekhawatiran reporter khusus kebebasan press dan reporter khusus pendukung HAM akan penahanan sewenang-wenang Syaikh Maitsam Salman, aktifis dan kepala pengawas HAM dengan tuduhan provokasi kebencian terhadap pemerintah dan publikasi berita-berita dusta dan demikian juga pelarangannya untuk bepergian.

Di antara pon-poin yang ada dalam laporan tersebut adalah kekhawatiran para reporter khusus kebudayaan, kemiskinan dan agama tentang diskiminasi sistematis pemerintah Bahrain terhadap masyarakat Syiah lewat kebijakan-kebijakan budaya, ekonomi, pendidikan dan sosial.

Dalam laporan tersebut dikemukakan, pemerintah Bahrain telah menarget para rohaniawan Syiah untuk menekan mereka dan berupaya melemahkan peran mereka dalam buku-buku sejarah resmi.

Demikian juga, pemerintah Bahrain dalam kebijakan-kebijakan sipil, perumahan dan kesejahteraan mengklaim diskriminasi terhadap komunitas Syiah, sebagaimana mereka merusak masjid-masjid Syiah dan tempat-tempat penting religi dan kebudayaan komunitas Syiah.

Dalam laporan tersebut diisyaratkan kekhawatiran reporter khusus kemandirian hakim dan pengacara dan eksekusi tanpa pengadilan serta penganiayaan dan disebutkan, Mohammed Ramadan, dan Husain Ali Moosa, dua warga Bahrain mengaku mendapat penganiayaan dan penyiksaan dan mereka dijatuhi hukuman eksekusi.

Kekhawatiran reporter khusus kesehatan dan penganiayaan termasuk bagian lain dari laporan tersebut dan dituturkan, para tawanan Bahrain dalam kondisi miris dan tidak mendapatkan akses pelayanan pengobatan di dalam penjara markas Jo.

Demikian juga, dalam laporan tersebut, kinerja kelompok-kelompok khusus tahanan sewenang-wenang dan reporter khusus kebebasan press, perkumpulan dan agama mengungkapkan kekhawatirannya atas penahanan sewenang-wenang tokoh-tokoh agama dan Syaikh Ali Salman, pemimpin opisisi politik Bahrain.

http://iqna.ir/fa/news/3478913

captcha