IQNA

Ali Akbar Dhiyai dengan Bersandar pada Slogan Tahun Ini:

Kesederhanaan; Budaya Pihak Berwenang Malaysia/ Pinjaman Bunga Rendah dan Mendukung Produksi Dalam Negeri (bagian 1)

7:11 - April 11, 2017
Berita ID: 3471164
MALAYSIA (IQNA) - Eks atase kebudayaan Iran di Malaysia dengan mengisyaratkan maraknya kesederhaaan di kalangan para pejabat Malaysia mengatakan, banyak sekali pihak berwenang negara ini adalah orang sederhana dan mengkategorikan bersolek dan penganggaran besar sebagai sebuah kriteria negatif di kalangan mereka.









Menurut laporan IQNA, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Sayid Ali Khamenei (Rahbar) menamakan tahun ini dengan tahun "Ekonomi Muqawama: Produksi-Lapangan Kerja” dan di hari pertama tahun ini dalam statemennya, beliau di kota suci Masyhad memfokuskan pada "bersandar pada produksi nasional dan produksi dalam negeri”, "solusi pengangguran khususnya pengangguran para remaja terpelajar dan problem mata pencaharian masyarakat khususnya untuk kalangan menengah ke bawah”, "dukungan ekonomi dan produksi yang kuat dan bersandar pada manajemen efesien dan kemampuan dalam negeri”, "berlepas diri dari kebergantungan pada penghasilan minyak”, "kerjasama universitas dan industri”, "mendukung ekspor barang dan komoditas berkualitas tinggi”, "”mencegah produksi komoditas tak berkualitas dalam negeri”, "tidak menggunakan mata uang negara untuk barang-barang konsumsi”, dan "memperkenalkan bahan dan merek-merek luar negeri sebagai salah satu ancaman besar sosial, moral, dan kebudayaan masyarakat”.

Dengan melihat urgensi penjelasan Rahbar dalam hal ini, reporter IQNA meninjau sebuah subjek dan melakukan wawancara dengan sejumlah pakar dan aktivis kebudayaan di pelbagai negara dunia, menganalisa dan mengupas pembahasan-pembahasan terkait corak kehidupan negara-negara ini, yang selaras dengan statemen-statemen tersebut sehingga kinerja sukses negara-negara dunia dalam kancah produksi dan pekerjaan lebih dari sebelumnya diperkenalkan kepada para audien dan para pakar dan pengurus - untuk merealisasikan statemen-statemen Rahbar - setidaknya dapat mengambil manfaat dari pandangan dan opini efektif terkait hal ini.

Dalam hal ini, kita akan menyimak wawancara IQNA dengan Ali Akbar Dhiyai, eks atase kebudayaan Iran dan peneliti dan pakar telaah Islam di Malaysia.

IQNA: Bapak Dhiyai, mengingat kehadiran Anda di Malaysia dan mengenal kebudayaan masyarakat negara ini, pertama-tama tolong seberapa besar poros statemen-statemen terbaru Pemimpin Besar Revolusi Islam di masyarakat Malaysia dan budaya qana’ah, jauh dari pemborosan, mengkonsumsi komoditas dalam negeri dan tidak mengkonsumsi merek-merek luar negeri marak di kalangan masyarakat Malaysia?

- Di sebuah negara yang mencari ekonomi bebas dan kompetisi, sudah semestinya tidak dapat diharap pemerintah dapat mencegah masuknya barang-barang luar negeri dan sejumlah merek-merek terkenal; karena campur tangan ini akan mempersiapkan untuk persaingan yang tidak sehat. Pemerintah Malaysia dalam hal ini mengkoordinir sistem dukungan terhadap produksi-produksi dalam negeri sehingga komoditas dalam negeri disamping memiliki kualitas baik dan mahal, juga dapat bersaing dengan merek luar negeri.

Semisalnya industri otomotif Malaysia dengan memproduksi beragam jenis mobil proton dan perodua (perusahaan mobil di Malaysia) dengan melakukan kontrak dengan perusahaan Mitsubisi dan perusahaan-perusahaan dunia lainnya dapat memikat atensi mendasar para pembeli Malaysia dan mempersembahkan produk-produk berkualitas kepada para pembeli.

Demikian juga, pembeli selain memiliki mobil nasional juga mendapat keuntungan dari sistem dukungan sejumlah bank untuk pinjaman dengan bunga rendah. Pemerintah Malaysia untuk mendukung industri mobil dalam bersaing dengan perusahaan-perusahaan kuat seperti Hyundai dan Honda di Korea Selatan dan jenis-jenis mobil Jepang seperti Toyota, memberlakukan pajak-pajak berat untuk mobil-mobil luar negeri dan hal ini mendorong pembeli Malaysia untuk membeli mobil nasional; namun tentunya kualitas merupakan faktor terpenting persaingan di pasar dan ekonomi.

Jika pembeli Iran dipaksa untuk membeli mobil nasional dikarenakan murahnya, maka diharap pemerintah mengawasi secara mendetail tentang kualitas mobil-mobil Iran sehingga dapat merealisasikan juga keinginan Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran. Dengan demikian, ketika bertambah produksi-produksi dalam negeri, maka dapat menjamin pekerjaan para pemuda.

Perlu saya ingatkan, keuntungan bank dalam pinjaman jangka panjang di Malaysia kurang dari 4% dan keuntungan ini bukan dalam kadar memberikan banyak tekanan kepada pembeli dan selain itu selaras dengan ketentuan dan undang-undang syariat agama dan anti riba.

Hal ini juga terlihat dalam busana, sepatu, obat-obatan, dan kebutuhan-kebutuhan masyarakat Malaysia lainnya dan jika masyarakat melihat bahwa produk-produk nasional lebih murah dan berkualitas, maka tidak ada alasan untuk membeli merek-merek luar negeri yang mahal. Namun di setiap negara terdapat orang yang gemar dengan merek-merek luar negeri dan siap merogoh banyak anggaran untuk mode pakaian dan pertemuan-pertemuan resmi; namun hal ini tidak berarti dan sia-sia bagi masyarakat umum.

(Bersambung…..)

http://www.iqna.ir/fa/news/3588372


captcha