IQNA

Juri Mesir:

Para Qori Tidak Perlu Memforsir untuk Pelaksanaan Khususnya/ Persatuan Bangsa dalam Pertemuan Tiada Tara

0:31 - April 23, 2017
Berita ID: 3471192
Saya senantiasa mewanti-wanti para kompetitor, baik para qori maupun para hafiz, agar tidak khawatir, kita tidak ada yang kalah dalam musabaqoh al-Quran ini, kita semua adalah pemenang; harus melakukan tilawah dengan gampang sebagaimana yang telah mereka pelajari dan tidak memforsir dirinya untuk pelaksanaan khusus tilawahnya.

Taha Abdul Wahab, salah seorang qori terkemuka Mesir dan juri bagian suara dan nada dalam musabaqoh internasional al-Quran Iran ke-34 saat wawancara dengan IQNA dengan mengisyaratkan tingkat para kompetitor lewat dua hari yang telah lewat mengatakan, hari pertama, terlihat stres dan ketakutan di raut semua kompetitor atas kehadiran besar-besaran sambutan masyarakat akan msuabaqoh dan bahkan pada para juri dan hal ini menyebabkan para partisipan tidak dapat mengeluarkan seluruh kemampuannya dan memmiliki tingkat kualitas yang dapat diterima.

Ia menambahkan, namun pada hari kedua, kondisi untuk para competitor semakin biasa dan kita melihat munculnya sejumlah kemampuan para qori suara merdu dan indah mereka, khususnya pada sesi setelah zhuhur, dua qori Iran dan Britania benar-benar mengeluarkan potensinya secara sempurna.

"Ketakutan dan stres amatlah wajar dan seluruh kompetitor memiliki sedikit ketakutan untuk pelaksanaan. Implementasi tingkat rendah pada hari pertama juga hal yang lumrah, karena stress menjadikan aliran darah semakin cepat dan denyut nadi semakin cepat, karenanya qori memiliki nafas sedikit dan hal ini yang menyebabkan seorang qori di awal tilawah sudah kehabisan nafas sebelum menyelesaikan basmalah,” imbuhnya.

Juri asal Mesir ini mengatakan, saya selalu mewanti-wanti kepada para kompetitor, baik para qori maupun para hafiz agar tidak khawatir, kita tidak ada yang kalah dalam musabaqoh al-Quran, kita semua adalah pemenang; harus melakukan tilawah dengan gampang sebagaimana yang telah mereka pelajari dan tidak memforsir dirinya untuk pelaksanaan khusus tilawahnya.

Persatuan Bangsa dalam Pertemuan Tiada Tara

Taha Abdul Wahab mengungkapkan kegembiraan atas dipilihnya moto musabaqoh ini dengan topik "Satu Kitab, Satu Umat” menegaskan, berkali-kali saya katakan, setiap orang yang mengatakan olahraga mengumpulkan para remaja adalah keliru; al-Quran satu-satunya yang mengumpulkan seluruh umat, kalian tidak akan melihat satu tempatpun di dunia ini seperti yang ada dalam pertemuan ini, dimana para remaja berkumpul dengan bergairah dan cinta dan satu pendapat dalam satu hal, Islam dan al-Quran.

Ia menegaskan, pertemuan ini berlandaskan pada persamaan dan tidak ada satupun kompetisi olahraga internasional, para partisipannya memiliki satu pandangan dan persatuan seperti ini, sebagaimana Allah pertama-tama mengumpulkan huruf, kemudian kalimat dan kalimat-kalimat ini harus dikumpulkan satu sama lain dan berubah menjadi ayat, kemudian membentuk sejumlah surah dan seluruh al-Quran, apakah sukar bagi Allah swt untuk mengumpulkan bani Adam pada satu kitab?!

Ia mengisyaratkan peran musabaqoh dalam memperkuat komunikasi kaum muslim dan konsolidasi solidaritas. Ia mengatakan, kompetisi al-Quran memiliki dampak signifikan dalam persatuan kaum muslim; karena al-Quran adalah penghimpun dan pengumpul hati-hati masyarakat dan seluruh umat.

Juri Mesir ini menambahkan, bahkan dalam musabaqoh ini kita menyaksikan masyarakat pelbagai tingkatan dapat memiliki aktivitas al-Quran, karena Iran dalam program penghargaan khusus memberikan penghargaan kepada dua orang syuhada al-Qurannya, syahid Behnam Mirzakhani, seorang pemadam kebakaran dan syahid pembela haram Reza’i, salah seorang qori Iran dan ini merupakan kriteria khusus kitab samawi ini, yang mengumpulkan seluruh masyarakat dari seluruh golongan dan tingkatan.

Taha Abdul Wahab tremasuk qori terkemuka Mesir dan juri internasional al-Quran yang sampai sekarang telah melakukan banyak riset dalam kancah naghom al-Quran dan menyelenggarakan beragam kursus dalam ranah edukasi suara, nada, dan naghom al-Quran di pelbagai negara.

Sejumlah riset teknis dan ilmiahnya dalam kancah ini menjadikan ia diberi ijazah doktor naghom al-Quran oleh fakultas telaah al-Quran yang berafiliasi dengan universitas internasional bebas peradaban Islam Beirut.

Sebuah riset yang karenanya Taha Abdul Wahab diberi ijazah doktor internasional fakultas Beirut bernama Lughat Jadidah li Nughmi al-Qurani (bahasa baru untuk naghom-naghom al-Quran). Ia mendesain bahasa khusus untuk edukasi naghom dan musik-musik al-Quran dengan menggunakan bentuk geometris, dan menggantikan not (alphabet musik).

Perlu diketahui, musabaqoh internasional al-Quran Iran ke-34 yang dimulai 19 -26 April di musholla Imam Khomeini (ra) Tehran siap menjamu para pecinta al-Quran.

http://www.iqna.ir/fa/news/3591645

Kunci-kunci: iran ، taha abdul wahab ، juri mesir
captcha