IQNA

Suu Kyi Berbicara/ Kami Tidak Takut akan Pemeriksaan Internasional

16:38 - September 22, 2017
Berita ID: 3471579
MYANMAR (IQNA) - Aung San Suu Kyi, Pemimpin Myanmar dalam sebuah program TV live berbicara tentang krisis imigrasi muslim Rohingya, dimana PBB mengungkapkannya dengan Pembersihan Etnis.

Menurut laporan IQNA dilansir dari NDTV, Aung San Suu Kyi memecahkan kebungkamannya tentang krisis Rohingya dan mengatakan, tidak takut dengan pemeriksaan internasional dan pemerintahannya masih sedang diselidiki tuduhan kejahatan.

Ia di awal ucapannya berbicara tentang masa penindasan berdarah minoritas muslim Rohingya yang dinamai dengan Pembersihan Etnis, tentang perjalanan singkat umur pemerintahannya.

"Saya mngerti bahwa perhatian dunia terfokus pada kondisi Rakhine; namun sebagai sebuah anggota penanggung jawab masyarakat dunia, Myanmar tidak takut terhadap perhatian internasional,” imbuh Suu Kyi.

Pemimpin Myanmar menegaskan, kami sangat khawatir dan kami ingin menemukan problem sejati. Sejumlah tuduhan yang dipaparkan harus tangani.

Suu Kyi dalam pidato TV 30 menit ini mengumukan kekhawatiran atas kepedihan masyarakat teraniaya dalam konflik ini.

Ia menambahkan, kami sangat khawatir karena mendengar umat muslim sedang kabur ke Bangladesh, dan kami ingin mengerti apa alasan imigrasi ini.

Demikian juga, Suu Kyi mengklaim bahwa sejumlah Rakhine aman dari kerusakan, mengatakan bahwa kami siap mengembalikan para imigran ini ke Myanmar.

Kontradiksi Nyata Ucapan Suu Kyi dengan Warga Rohingya

Ucapan Suu Kyi benar-benar kontradiksi dengan sejumlah kesaksian para imigran, yang kabur akibat kampanye burtal para militer Myanmar ke negara tetangga, Bangladesh.

Dalam pidato ini, Suu Kyi hanya menyebut sekali nama muslim Rohingya dan itupun saat ingin mengisyaratkan para militant Rohingya yang bernama pasukan pembebas Arakan Rohingya.

Sejumlah laporan demikian juga menunjukkan, Aung San Suu Kyi, pemimpin partai penguasa Myanmar dalam respon telat ini mengecam pelanggaran HAM dan mengatakan, setiap orang yang bertanggung jawab atas pelanggaran ini di Rakhine harus menjawab di hadapan hukum.

Suu Kyi menegaskan, Myanmar tidak ingin membahayakan keamanan internasional dan komitmen akan sebuah solusi permanen konflik ini.

http://iqna.ir/fa/news/3643706

captcha