Menurut laporan IQNA dilansir dari situs Arakan, Juru Bicara UNICEF, Christophe Boulierac, pada konferensi pers di Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa di Jenewa, Swiss, mengatakan: “Kami telah banyak menerima berita tentang kemungkinan pemulangan paksa para pengungsi Rohingya dari Bangladesh ke Myanmar dan UNICEF sangat khawatir atas dampak program ini pada anak-anak.”
Dia mengatakan bahwa staf UNICEF di Kamp pengungsi kawasan Cox’s Bazar di Bangladesh telah menyaksikan demo besar-besaran Muslim Rakhine sebagai protes atas pemulangan paksa mereka ke Myanmar. “Sementara para pejabat kamp menegaskan bahwa operasi pemulangan adalah sukarela dan mereka juga menentang pemulangan paksa,” ucapnya.
Boulierac melanjutkan, jajak pendapat tidak resmi UNICEF di kamp Cox’s Bazar menunjukkan bahwa sebagian besar aktivis Rohingya menentang pemulangan ke Myanmar sebelum ada jaminan keamanan mereka.
Di penghujung dia meminta kedua pemerintah Bangladesh dan Myanmar untuk menghormati hak asasi Muslim Rohingya.
Pemerintah Myanmar mengumumkan pada hari Ahad (11/11) bahwa kelompok pertama pengungsi Myanmar akan kembali ke negara mereka pada hari Kamis (15/11), tetapi gagal karena tidak adanya pemohon sukarelawan di perbatasan.
http://iqna.ir/fa/news/3764888