IQNA

Dunia Maya, Peluang Emas untuk Para Ulama

20:43 - December 02, 2018
Berita ID: 3472704
INDIA (IQNA) - Pada pertemuan imam Jumat, sejumlah jamaah dan mubaligh kota Delhi (ibukota India) menyebut dunia sebagai peluang emas bagi para ulama.

Menurut laporan IQNA dari India, pertemuan imam Jum’at, jamaah dan mubaligh Delhi diselenggarakan dengan dihadiri Hujjatul Islam Mehdi Mahdavipour (wakil wali faqih di India), Hujjatul Islam Hassan Mahdavimehr (sekjen dewan umana dan mantan wakil ketua Jamiah al-Mustafa al-Alamiyah) dan Hujjatul Islam Mohammad Reza Saleh (perwakilan Jamiah al-Mustafa di India) di sekolah Jamiah al-Shahid Rabi dan makam Mirza Muhammad Kamil Sabzavari, yang tersohor dengan Shahid Rabi’.

Dalam pertemuan tersebut, Mehdi Mahdavipour menyatakan: "Jamiah al-Mustafa adalah salah satu lembaga yang muncul dari Revolusi Islam, yang telah memiliki kapasitas mendidik dan mengirim banyak mubaligh ke pelbagai penjuru dunia. Kinerja ini telah menyebabkan ada banyak Syiah di beberapa bagian dunia, yang sebelumnya Syiah berada dalam keterasingan, sekarang ada jutaan Syiah dan terus aktif.

Dunia Maya, Peluang Emas untuk Para Ulama

Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa tujuan dari Jamiah al-Mustafa adalah untuk mendidik para ulama dan penghubung dengan ide-ide wali faqih. “Dunia maya adalah peluang emas bagi para ulama. Mereka harus mendapatkan informasi di bidang ini, mereka harus memberi apa yang harus dan tidak semestinya kepada masyarakat tentang ruang ini dan memublikasikan ma’arif Islam, agama dan tablig untuk masyarakat.”

Pada pertemuan tersebut, Mahdavimehr juga mengatakan: “Allah memberi kesempatan kepada setiap manusia bahwa manusia harus mengekspos dirinya pada peluang ini. Para ulama adalah tauladan yang baik dan para pelaku agama. Ada banyak masalah di jalan yang telah diambil oleh kelompok komunitas ini. Harus diingat bahwa semakin banyak masalah yang terjadi, keutamaan manusia juga semakin meningkat.”

Dunia Maya, Peluang Emas untuk Para Ulama

Dia menggambarkan jalan ulama adalah jalan Nabi (saw) dan menambahkan: “Mengemban kesulitan dan jerih payah dalam mendakwahkan agama, adalah menyetapaki kaki-kaki Nabi dan menjalankan uswah hasanah; jika seseorang terbimbing di jalan ini, maka itu lebih berharga dari apa pun yang disinari matahari. Karena, kita harus menghargai hal ini.”

 

http://iqna.ir/fa/news/3768290

 

captcha