IQNA

Saat Koeksistensi Religi Memudar;

Pengalaman Kehidupan 20 Kristen dan Muslim Jerman dalam Satu Apartemen

16:12 - January 02, 2019
Berita ID: 3472785
NURENBERG (IQNA) - Dalam sebuah kinerja yang menarik, dua puluh wanita Kristen dan Muslim di Nuremberg, Jerman, tinggal bersama-sama di apartemen selama sepekan. Dari 4 November hingga 11 November 2018, mereka berdampingan satu sama lain di sebuah apartemen di Nuremberg.

Menurut laporan IQNA, bagaimana kita bisa hidup bersama dalam masyarakat dengan agama dan budaya yang berbeda? "Pertanyaan ini telah menjadi sumber keprihatinan bagi para pejabat, cendekiawan, dan sosiolog Jerman selama bertahun-tahun. Untuk menjawab pertanyaan ini, 20 wanita Kristen dan Muslim tinggal bersama di Nuremberg, Jerman, selama sepekan di apartemen. Mereka bersebelahan di Nuremberg dari 4 November hingga 11 November 2018.

Dalam buletin mingguan ke-404 Atase Kebudayaan Iran di Jerman, disebutkan, “Kinerja mereka ini adalah dalam rangka implementasi proyek nasional Pemberdayaan melalui Demokrasi.” Tujuan dari proyek ini adalah untuk mendekatkan pemuda imigran dan pemuda Jerman dan demikian juga melatih mereka. Selama sepekan, para wanita ini mencoba untuk lebih memahami satu sama lain dan membuat daftar kriteria untuk hidup berdampingan secara damai. Pusat Islam Koresh, Komunitas Mahasiswa Protestan, Yayasan Amal Diakoni, Masyarakat Islam Nuremberg, Pemuda Presbiterian Nuremberg, dan Pusat Pertemuan Kristen-Muslim termasuk di antara asosiasi yang terlibat dalam proyek tersebut.

Percakapan Sore Hari

Pada siang hari, penghuni apartemen ini memiliki rutinitas harian mereka, tetapi percakapan mereka diadakan pada sore hari. Para wanita juga berdoa bersama di malam hari dan bersiap untuk hari berikutnya. Mukadis adalah salah satu wanita di Masyarakat Islam Nuremberg yang berpartisipasi dalam program ini, ia percaya bahwa program ini dapat menciptakan hubungan yang baik antara wanita Muslim dan Kristen. "Rumah itu besar, tetapi tidak begitu banyak orang dapat hidup tanpa partisipasi orang lain," katanya. Baginya sangatlah memiliki perasaan baik dalam kehidupan, dan sekarang, setelah sepekan tinggal dengan Muslim, tampaknya dia telah menemukan perasaan ini: "Kami selalu melakukan percakapan yang menarik. Dalam hal pembagian kamar, kami juga memperhatikan kebutuhan-kebutuhan teman-teman Muslim, misalnya, kamar-kamar yang memiliki kamar kecil, kami berikan kepada mereka agar mereka bisa berwudhu, dan mengerjakan salat sehari-hari mereka dengan tenang.”

Laura, yang menjadi Muslim pada bulan Februari, senang tinggal bersama orang-orang Kristen, dan mengatakan, “Saya sangat gembira karena saya tidak tahu siapa yang saya hadapi, tetapi kemudian saya menyadari bahwa ruang itu sangat ramah. Saya sangat senang di apartemen ini.” Bagi Laura, yang penting adalah tidak ada siapapun yang terabaikan dalam kehidupan kolektif. “Ketika saya mengajukan pertanyaan-pertanyaan, saya menyadari bahwa tidak hanya orang-orang yang merespons dengan sabar, mereka benar-benar tertarik dalam percakapan.”

Memasak Masakan Vegetarian

Makanan vegetarian dimasak di apartemen ini dan Laura sangat senang dalam hal ini. "Aku tidak suka keintiman yang berlebih-lebihan," katanya tentang kondisi tinggal di apartemen. “Tapi keintiman orang-orang di rumah ini membuatku bahagia dan gembira. Kami belajar banyak dari program ini, yang merupakan program untuk lebih mendekatkan dengan para pengikut kedua agama, dan ini membuat saya bahagia.”

Alina, dari Nuremberg Evangelical Youth Society, juga percaya bahwa berpikiran terbuka dan tidak fanatisme sangat penting dalam kehidupan kolektif. Di satu sisi, ia menemukan dalam program ini bagaimana pelbagai kelompok Kristen hidup bersama-sama, dan di sisi lain, dalam program ini, ia memperoleh pengetahuan tentang Islam. Baginya pekan itu sangat menyenangkan baginya: "Semua orang saling membantu satu sama lain dan kehidupan itu sederhana. Tampaknya kami sudah saling kenal selama bertahun-tahun. Kami bahagia dan tidak pernah memiliki masalah serius. Saya sangat terpukau bagaimana kami bisa hidup bersama tanpa kesulitan. Semua orang saling menghormati dan bertoleransi."

Alina percaya bahwa hidup bersama umat Islam berguna tidak hanya dalam hal agama, tetapi juga dalam mempelajari cara hidup yang benar dan mengatakan: "Saya menyadari bahwa perbedaan tidaklah penting, dan hidup damai dengan perbedaan-perbedaan ini adalah mungkin." Kesimpulan dari percakapan para peserta adalah bahwa melakukan program seperti itu sangat berguna untuk mendidik warga negara. Tampaknya asosiasi-asosiasi itu sedang bersiap untuk mengadakan program semacam itu tahun depan.

 

http://iqna.ir/fa/news/3777463

 

 

 

 

captcha