IQNA

Islam Transnasional; Tema Pertemuan Universitas Indonesia

21:51 - May 01, 2019
Berita ID: 3473086
INDONESIA (IQNA) - "Budaya dan Islam Transnasional" dijelaskan lewat sebuah pertemuan di UIN Maulana Hasanuddin, atas prakarsa atase kebudayaan Iran di Indonesia.

Menurut laporan IQNA dilansir dari organisasi kebudayaan dan komunikasi Islam, Mehrdad Rakhshandeh, atase kebudayaan Iran di Indonesia, atas undangan Universitas Maulana Hasanuddin Banten, mengupas "Budaya dan Islam Transnasional".

Dalam program tersebut, pertama-tama Prof. Dr. Fauzul Iman, Kepala Universitas Negeri Islam Maulana Hasanuddin Banten berterima kasih atas kehadiran atase kebudayaan Iran di Indonesia dan mengatakan: "Kami senang menjadi tuan rumah atase kebudayaan Republik Islam Iran untuk kedua kalinya."

Mehrdad Rakhshandeh, pertama-tama mengucapkan terima kasih kepada para pejabat universitas, serta penyelenggara, profesor dan mahasiswa yang menghadiri pertemuan itu, dan mengatakan: “Untuk lebih memahami hal ini, kita perlu memahami sejarah dan pembentukan Islam serta kondisi Semenanjung Arab. Setelah itu, kita akan menemukan bahwa dalam situasi politik terburuk, kehidupan pelbagai suku dan tidak ada dominasi kedaulatan, kekosongan moral dan hukum, tidak adanya hukum dan kekacauan politik, dan lain-lain, Rasulullah saw diutus di kota Mekah, sebuah kota yang pada waktu itu memiliki kesucian tersendiri, dan hukum-hukum Ilahi Islam berkembang sangat pesat, dengan akhlak serta siroh dan perilaku serta jenis kepemimpinan manajemen beliau.”

Dia melanjutkan: "Dasar agama Nabi Muhammad adalah kasih sayang, perdamaian dan persaudaraan. Demikian juga perangai Nabi Islam yang terkenal ini telah menjadi penyebab kemajuan dan perkembangan Islam di dunia, yang bahkan disebutkan dalam Alquran dalam surah Ali Imran, ayat 159, dan menyebut beliau sebagai seorang manusia yang sempurna, dan faktor lain dalam kemajuan Islam adalah cinta dan kasih sayang para sahabat kepada Rasulullah, yang dalam jangka pendek, berjalan selama beberapa tahun, dan dalam waktu singkat mengubah masyarakat yang ada."

Lebih lanjut, Rakhshhandeh menekankan dalam pidatonya bahwa ekstrimis dan radikal sudah pasti menyalahi ajaran Islam. Tentu saja, ini bukan masalah hari ini, tetapi mengingat pertumbuhan dan perkembangan Islam yang cepat, pada abad-abad terakhir, para musuh-musuh Islam berupaya menghadapkan umat muslim dengan konflik. Hari ini umat Islam menghadapi kekerasan-kekerasan ini, tetapi hari ini, musuh-musuh Islam menentang pembentukan negara Islam dan perkembangan Islam sejati, dan bangkit melawan kecongkakan dan kewaspadaan umat Islam, dengan mendiskredistkan citra sejati Islam.

 

http://iqna.ir/fa/news/3807639

captcha