IQNA

Suhaila Zakzaky:

Pemerintah Nigeria Menutup Jalan Hukum Pembebasan Syaikh Zakzaky

11:13 - December 09, 2019
Berita ID: 3473695
NIGERIA (IQNA) - Suhaila Zakzaky, putri pemimpin Syiah Nigeria Syaikh Ibrahim Zakzaky, dengan menyatakan keprihatinan atas kesehatan orangtuanya yang telah dipenjara sejak serangan tentara mematikan terhadap Syiah di Zaria dengan dalih tak berasas, mengatakan bahwa pemerintah Nigeria telah menutup langkah-langkah hukum untuk kebebasan mereka.

Menurut laporan IQNA, Suhaila Zakzaky, putri Syaikh Ibrahim Zakzaky, pemimpin Gerakan Islam Syiah Nigeria, pada hari Ahad (8 Desember), dalam sebuah pidato di konferensi pers "Tahun Keempat Kejahatan Zaria dan Menuntut Pembebasan Syaikh Zakzaky" yang diadakan di lembaga solidaritas putra-putra syuhada di Teheran, mengatakan: Empat tahun lalu, pada bulan Desember 2015, tentara Nigeria menyerang husainiyah Baqiyatullah dan kemudian kediaman Syaikh Zakzaky di Zaria. Mereka membantai lebih dari seribu orang tak bersalah, termasuk 297 perempuan, 23 perempuan hamil, 548 laki-laki dan 193 anak-anak. Semua anggota 39 keluarga tewas.

“Mereka juga melakukan tindakan keji lainnya, termasuk membakar beberapa orang secara hidup-hidup, membunuh bayi dan menguburkan jasad mereka di kuburan massal. Semua bangunan hancur sementara beberapa syuhada dimakamkan di Dar al-Rahmah, di samping itu, beberapa lainnya dibongkar,” imbuhnya.

Suhaila Zakzaky menjelaskan, semua kekejaman ini, seperti yang diklaim oleh tentara, adalah sebagai tanggapan atas upaya pembunuhan terhadap komandan militer, meskipun sekarang lebih jelas dari sebelumnya bahwa ini hanyalah alasan untuk melakukan tindakan pembunuhan yang dirancang dengan baik dan terarah yang ditargetkan kepada Syaikh Zakzaky dan banyak pengikutnya dan mungkin kinerja ini adalah upaya untuk mengakhiri gerakan Islam di Nigeria.

Putri Syaikh Zakzaky menyatakan: Setelah kejadian itu, Syaikh Zakzaky, istrinya Malama Zeenat dan banyak lainnya ditangkap dengan kejam dan sejak itu, pemerintah telah menutup jalan tindakan hukum untuk pembebasan mereka dan selama protes dan pertemuan damai yang diselenggarakan oleh para pencinta Gerakan Islam Nigeria, telah membunuh banyak orang dan bahkan terkadang menyewa kelompok untuk membantai orang.

Dia mengatakan: Pada bulan Desember 2016, Mahkamah Agung Nigeria menyatakan penangkapan Syaikh Zakzaky dan istrinya adalah ilegal dan memerintahkan pembebasannya segera dan tanpa syarat, yang tanpa malu-malu ditolak oleh pemerintah. Sekitar dua tahun kemudian, pemerintah daerah Kaduna menuduh mereka melakukan kejahatan palsu, yang hanya merupakan taktik untuk membunuh mereka secara bertahap.

Suhaila Zakzaky menambahkan: "Kesehatan ayah dan ibu saya memburuk setiap hari karena mereka terluka parah dalam insiden Zaria, dan masalah-masalah ini masih terus berlanjut dan hal ini cukup jelas bagi pemerintah. Masalah Syaikh telah menyebabkannya beberapa kali stroke dan kondisi istrinya sedemikian rupa sehingga dia tidak bisa lagi berjalan dengan baik. Baru-baru ini terungkap bahwa Syaikh telah keracunan yang parah karena ditemukan getah di dalam darahnya dimana masalah lain telah menyebabkan tekanan lebih lanjut pada pemerintah untuk pengobatan mereka. Akibatnya, setelah mengetahui bahwa mereka tidak dapat melakukan perawatan yang sesuai di Nigeria, mereka mengeluarkan sebuah perjalanan medis ke India. Sebuah perjalanan yang sepenuhnya diawasi oleh Dinas Keamanan Nigeria dan sayangnya karena pelanggaran para pejabat, Syaikh dan istrinya kembali ke Nigeria tanpa ada pengobatan apapun."

Lebih lanjut dia mengatakan: “Lebih dari empat bulan telah berlalu sejak mereka kembali, selama waktu itu tidak ada perawatan yang diizinkan dan bahkan hak hukum untuk mengunjungi dokter dan bertemu dengan penasihat mereka telah ditolak, karena keadaan semakin parah. Alih-alih pemerintah mengizinkan untuk pengobatan, sayangnya, pengadilan tersebut yang mengeluarkan putusan perawatan medis, pada tanggal 5 Desember mengeluarkan perintah untuk memindahkan mereka ke Penjara Negara Kaduna. Anehnya, mereka segera dipindahkan pada hari itu juga dan kami sekarang tidak mengetahui situasi yang ada di penjara. Keputusan untuk memindahkan mereka ke penjara di mana banyak tahanan memiliki masalah kesehatan yang serius sejak pembebasan mereka adalah masalah yang sangat berbahaya. Jadi sekarang dibutuhkan lebih banyak tekanan pada pemerintah Nigeria untuk membebaskan mereka tanpa syarat dan mengakhiri kekejaman yang tidak manusiawi ini.”

 

https://iqna.ir/fa/news/3862489

captcha