IQNA

Keutamaan-Keutamaan Imam Ali as dalam Alquran

14:11 - March 07, 2020
Berita ID: 3474008
TEHERAN (IQNA) - Keutamaan-keutamaan Qurani tentang Imam Ali as adalah ayat-ayat Alquran yang turun berkenaan dengan Imam Ali as atau ia diperkenalkan sebagai contoh konkrit dari ayat tersebut.

Dikutip dari wikisyiah, Ibnu Abbas menerangkan bahwa jumlah ayat Alquran yang turun berkenaan dengan Imam Ali as tidak pernah turun kepada siapa pun. Ibnu Abbas juga mengutip dari Rasulullah saw bahwa Allah swt tidak menurunkan sebuah ayat dengan ungkapan "Wahai orang-orang yang beriman" kecuali untuk Imam Ali as penghulu orang-orang mukmin dan pemimpin mereka. Dia meyakini lebih dari 300 ayat telah turun berkenaan dengan sanjungan kepada Imam Ali as. 

Beberapa keutamaan Qurani Imam Ali adalah sebagai berikut:

Ayat Wilayah

Ayat Wilayah adalah ayat 55 surah Al-Maidah yang berbicara kepada kaum muslimin tentang wilayah atau kekuasaan Allah, Nabi saw, pendiri salat dan pemberi zakat. Para ahli tafsir Syiah dan Sunni meyakini bahwa sebab turunnya ayat ini adalah peristiwa pemberian cincin oleh Imam Ali as disaat ia tengah melakukan ruku', kepada seorang fakir.

Ayat Syira'

Ayat Syira’ adalah ayat 207 surah Al-Baqarah menyanjung orang-orang yang setia mengorbankan jiwa mereka demi meraih keridaan Tuhan. Menurut Ibnu Abil Hadid, salah seorang ulama Mu'tazilah, semua mufasir berkeyakinan bahwa ayat ini turun berkenaan dengan keutamaan Imam Ali as. Allamah Thabathabai menulis: Berdasarkan hadis-hadis, ayat ini turun berkaitan dengan peristiwa Lailatul Mabit. Pada malam tersebut orang-orang musyrik berniat menyerang rumah Nabi saw di Mekah dan hendak membunuhnya. Pada malam tersebut, Imam Ali as untuk melindungi jiwa Nabi saw, beliau tidur di ranjang Nabi saw.

Ayat Tabligh

Ayat Tabligh adalah ayat 67 surah Al-Maidah. Berdasarkan ayat ini, Nabi saw diberi tugas untuk menyampaikan pesan kepada umat, dimana jika beliau tidak menyampaikannya seakan-akan beliau tidak menyampaikan risalah kenabiannya. Menurut ahli tafsir Syiah dan Sunni, ayat Tabligh turun di Ghadir Khum sepulangnya Nabi saw dari Haji Wada'. Dalam riwayat-riwayat disebutkan bahwa sebab turunnya ayat ini berkenaan dengan peristiwa Ghadir dan pendeklarasiaan kepenggantian Imam Ali as. 

Ayat Ikmal

Ayat Ikmal adalah ayat 3 surah Al-Maidah. Ayat ini berbicara tentang disempurnakannya agama Islam. Ayatullah Makarim Syirazi, salah seorang mufasir Syiah berkata, di dalam tafsir-tafsir Syiah, yang dimaksud dengan kesempurnaan agama adalah diumumkannya wilayah dan kepemimpinan Imam Ali as kepada kaum muslimin, dan ini dikuatkan oleh berbagai riwayat. Ulama Syiah meyakini bahwa ayat Ikmal turun berkenaan dengan peristiwa Ghadir Khum. 

Ayat Shadiqin

Ayat Shadiqin adalah ayat 119 surah At-Taubah. Ayat ini memerintahkan orang-orang yang beriman untuk bersama orang-orang yang jujur(shadiqin) dan mengikuti mereka. Dalam riwayat-riwayat Syiah, ayat Shadiqin ditafsirkan kepada Ahlulbait as. Muhaqqiq Thusi meyakini ayat ini sebagai dalil atas keimamahan (kepemimpinan) Imam Ali as. 

Ayat Khairul Bariyyah

Ayat Khairul Bariyyah adalah ayat 7 surah Al-Bayyinah. Ayat ini memperkenalkan orang-orang yang beriman dan beramal saleh sebagai makhluk yang paling baik. Berdasarkan riwayat-riwayat Syiah dan Sunni, kelompok ini adalah Imam Ali as dan orang-orang Syiah. 

Ayat Shalihul Mu'minin

Ayat Shalihul Mu'minin adalah ayat 4 Surah At-Tahrim. Dalam ayat ini Allah swt menjadikan Ali as, Jibril dan para malaikat yang lain sebagai pendukung Nabi saw. Dalam buku-buku tafsir yang dilandaskan kepada beberapa riwayat dari Syiah dan Sunni dijelaskan bahwa satu-satunya contoh konkrit dari ayat ini adalah Imam Ali as. 

Ayat Infaq

Ayat Infaq adalah ayat 274 surah Al-Baqarah. Ayat ini menjelaskan bahwa balasan orang-orang yang pada malam dan siang hari mengeluarkan infaq secara terang-terangan maupun sembunyi berada di sisi Tuhan mereka. Menurut para mufasir, ayat ini turun berkenaan dengan Imam Ali as dimana ia mempunyai 4 dirham dan menginfakkan satu darinya di malam hari, satu dirham lagi di siang hari, satu lagi secara sembunyi dan yang terakhir secara terang-terangan.

Ayat Najwa

Ayat Najwa adalah ayat 12 surah Al-Mujadalah. Ayat ini memerintahkan kaum muslimin yang kaya untuk bersedekah sebelum melakukan Najwa (perbincangan rahasia) dengan Nabi saw. Menurut Thabrisi, mayoritas para mufasir Syiah dan Sunni berkeyainan bahwa Imam Ali as adalah satu-satunya orang yang mengamalkan ayat ini. 

Ayat Wudd

Ayat Wudd adalah ayat 96 surah Maryam. Sesuai ayat ini, Allah swt menanamkan kecintaan orang-orang yang beriman di hati-hati yang lain. Berdasarkan beberapa riwayat, Nabi saw meminta Ali as untuk berbicara, "Ya Allah! tanamkanlah kecintaan kepadaku di dalam hati orang-orang yang beriman". Setelah permintaan ini turunlah ayat Wudd. 

Ayat Mubahalah

Ayat Mubahalah adalah ayat 61 surah Ali Imran yang menerangkan peristiwa Mubahalah Nabi saw dengan para Nasrani Najran. Menurut buku-buku tafsir, Imam Ali as dalam ayat ini diibaratkan seperti diri dan jiwa Nabi saw itu sendiri.

Ayat Tathir

Ayat Tathir adalah penggalan dari ayat 33 surah Al-Ahzab yang berbicara tentang kehendak Allah untuk mensucikan Ahlulbait as dari segala noda dan kotoran. Para mufassir Syiah meyakini bahwa ayat ini turun khusus kepada Ashhabul Kisa. 

Ayat Ulil Amri

Ayat Ulil Amri adalah ayat 59 surah An-Nisa yang memberikan perintah kepada orang-orang mukmin untuk menaati Allah, Rasulullah saw dan ulul amr. Menurut para mufasir Syiah dan Suni, ayat tersebut menunjukkan kemaksuman ulil amr. Dalam riwayat-riwayat dijelaskan bahwa maksud dari Ulil Amr adalah para Imam Syiah. 

Ayat Mawaddah

Ayat Mawaddah adalah ayat 23 surah As-Syura. Dalam ayat ini diterangkan bahwa mawaddah dan cinta kepada al-Qurba diwajibkan atas kaum muslimin sebagai upah risalah Nabi saw.  Dinukil dari Ibnu Abbas bahwa Nabi saw menjelaskan maksud dari Al-Qurba adalah Ali as, Fatimah as, Hasan as dan Husain as. 

Ayat Ith'am

Ayat Ith'am adalah ayat 8 surah Al-Insan. Ayat ini menjelaskan bahwa orang-orang yang berbuat kebajikan (abrar) sekalipun mereka membutuhkan makanan, memberikan makanan mereka kepada orang miskin, yatim dan tawanan karena mengharap ridha Allah.  Berdasarkan beberapa riwayat, ayat ini turun berkaitan dengan pemberian Imam Ali as dan Sayidah Zahra sa. Berdasarkan hadis-hadis, Imam Ali as, Sayidah Fatimah sa dan pembantu mereka, Fiddhah untuk kesembuhan Hasanain (Hasan dan Husain) berpuasa selama tiga hari, dan pada tiga hari tersebut setiap kali mereka hendak berbuka puasa memberikan makanan mereka kepada orang miskin, yatim dan tawanan sekalipun mereka sendiri kelaparan. 

Ayat Ahlu Dzikr

Ayat Ahlu Dzikr adalah ayat 43 surah An-Nahl dan ayat 7 surah Al-Anbiya yang memberikan penekanan untuk bertanya kepada Ahlu Dzikr.  Berdasarkan beberapa riwayat, Ahlu Dzikr terbatas pada Ahlulbait Nabi saw.  (hry)

captcha