IQNA

Pertemuan Khusus Jerman tentang Peningkatan Serangan Rasis terhadap Muslim

7:17 - March 15, 2020
Berita ID: 3474037
TEHERAN (IQNA) - Sebuah pertemuan khusus diadakan di Jerman setelah serangan rasis terhadap imigran dan Muslim di dua kafe di kota Hanau, Jerman.

IQNA melaporkan, sebuah serangan rasis terhadap dua kafe di kota Hanau Jerman telah membuat takut tidak hanya Muslim dan imigran, tetapi juga politisi Jerman.

Pidato Presiden dan Menteri Federal tentang perlindungan yang lebih besar terhadap masjid dan penanggulangan ancaman oleh kelompok sayap kanan menunjukkan bahwa anti-asing dan Islamophobia juga telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan politisi kalangan atas Jerman.

Kekhawatiran ini sampai pada batas bahwa Parlemen Federal Jerman minggu lalu menangani kelompok sayap kanan ekstremis, sebuah pertemuan yang dibarengi dengan banyak marginal dan bahwa perwakilan dari berbagai kelompok menyalahkan anggota Partai Alternatif untuk Jerman.

Pada awal pertemuan, Ketua Parlemen Jerman, Wolfgang Schauble menyerukan upaya lebih pemerintah untuk melawan pembunuhan kelompok sayap kanan di Jerman. “Serangan Hanau dengan sepuluh korban sebagian besar disebabkan oleh kelalaian pemerintah. Pemerintah harus mengakui bahwa mereka meremehkan bahaya kelompok-kelompok ekstremis dan bahwa insiden di Hanau adalah tindakan teroris,” kata politisi Uni Demokrat Kristen .

Pada 19 Februari tahun ini, seorang lelaki berusia 43 tahun menembaki dua kafe di kota Hanau dan menewaskan sembilan imigran. Dalam mengejar dia, pasukan khusus Jerman memasuki sebuah rumah di lingkungan Kesselstadt dan menemukan dua mayat lainnya di sana. Menurut juru bicara kepolisian Jerman, salah satu mayat terkait dengannya dan yang lain terkait jasad ibu penyerang.

Pada acara pemakaman untuk para korban, Presiden Jerman, Frank-Walter Steinmeier menggambarkan insiden itu sebagai serangan terhadap kebebasan dan perdamaian sosial.

Pada pertemuan parlemen, Ralph Brinkhaus, ketua fraksi CDU menyebut insiden itu serangan terhadap demokrasi, dengan mengatakan: "Di samping sedih, saya merasa malu. Sangat menyedihkan bahwa orang-orang sampai pada kesimpulan bahwa pemerintah tidak dapat melakukan apa pun untuk mendukung mereka. Kebencian dalam masyarakat telah meningkat dan kelompok-kelompok ekstremis sayap kanan telah menjadi musuh demokrasi."

Setelah pidato Brinkhaus, tiba giliran Rolf Mutzenich, ketua kelompok parlementer Partai Sosial Demokrat Jerman. Dalam pidato kontroversialnya, ia menyalahkan para pemimpin Partai Alternatif untuk Jerman atas serangan semacam itu. "Anda telah memberikan ranah kegiatan kelompok sayap kanan dan Anda yang harus disalahkan," kata Mutzenich kepada para delegasi partai Alternatif untuk Jerman.

Nampaknya, banyak delegasi setuju dengan pembicaraan Mutzenich. Delegasi lain mendukung kata-kata ketua kelompok parlemen dari Partai Sosial Demokrat. Setelah usai pidato para delegasi, Ketua Parlemen Jerman, Schauble, meminta semua delegasi untuk diam selama satu menit guna mengenang para korban.

Ketua Parlemen kemudian mengatakan bahwa para delegasi terpilih memiliki tanggung jawab khusus, mereka harus melawan ide-ide ekstremis atau rasis. Kita semua dengan perspektif dan pelbagai kepercayaan tahun apa konsekuensi dari kebencian dalam masyarakat. Insiden seperti serangan bersenjata Hanau tidak terjadi dalam ruang hampa. Kelompok-kelompok ekstremis tumbuh dalam atmosfer keracunan masyarakat. Ironisnya, dalam beberapa tahun terakhir, banyak politisi dan delegasi pelbagai partai telah meracuni opini publik terhadap imigran dan kelompok minoritas. Selama kita melanjutkan perilaku ini, integrasi dalam masyarakat Jerman tidak akan terjadi.

Dia juga menekankan: “Kita seharusnya tidak membuat perpecahan dan jarak diantara masyarakat dengan batasan-batasan kiri, kanan, eksternal dan internal. Kita semua harus berusaha untuk menciptakan persatuan dalam masyarakat Jerman.” (hry)

 

3885220

captcha