IQNA

Direktur Darul Quran Huseini:

Umat Islam Memanfaatkan Kesempatan Malam Qadar untuk Menentukan Nasibnya

10:18 - May 17, 2020
Berita ID: 3474225
TEHERAN (IQNA) - Syaikh Hassan Al-Mansouri, direktur Darul Quran Makam Huseini, mengatakan: “Allah swt menginginkan manusia, terutama Muslim, karena kecintaan mereka dengan Tuhan, pada malam penentuan nasib dan waktu perencanaan untuk memainkan peran yang diperlukan dalam menentukan nasib mereka.”

Dari sudut pandang Alquran, lailatul qadar adalah malam yang berharga dan penuh keutamaan serta dibarengi dengan hal-hal penting dan hebat; seperti penurunan Alquran secara global, suasana spiritual khusus, takdir dan penentuan nasib,  pengaturan dan perencanaan-perencanaan serta turunnya malaikat Jibril dan para malaikat, tetapi tahun ini malam yang indah ini di bawah bayang-bayang ancaman virus corona telah membuat bentuk lain dari pelaksanaan ritual kolektif dan ibadah. Dalam sebuah wawancara dengan IQNA, Syaikh Hassan al-Mansouri, direktur Darul Quran makam Huseini, mengatakan: “Makam suci Huseini memiliki suasana yang berbeda dibandingkan dengan Ramadan dalam beberapa tahun terakhir, mengikuti kondisi kesehatan dunia dan penyebaran virus corona. Atabah suci menyaksikan kurangnya jamaah dan ritual karena pedoman kesehatan dan himbauan dari Otoritas Agama Irak untuk melindungi kesehatan para peziarah, seperti situs-situs keagamaan lainnya di dunia.” Anda dapat membaca wawancara rinci IQNA dengan Syaikh al-Mansouri di bawah ini:

Syaikh Al-Mansouri mengatakan: “Pusat Alquran yang berafiliasi dengan makam Huseini telah menyiapkan banyak program Alquran untuk menghidupkan kembali malam-malam Ramadan dan yang paling menonjol di antaranya adalah khataman Alquran, yang diadakan setiap hari dari dalam halaman Imam Husein (as) dengan kehadiran para cendekiawan Alquran dan disiarkan melalui saluran satelit Karbala. Demikian juga, majelis Alquran dan agama diadakan bertepatan dengan peringatan kelahiran Imam Hasan al-Mujtaba (as) pada pertengahan bulan suci Ramadan tanpa kehadiran orang-orang.”

Dia menambahkan: Musabaqoh virtual hafalan Alquran dan tadabur dalam surah al-Hijr diadakan dengan partisipasi lebih dari 2.000 peserta dari dalam Irak dan negara-negara lain, seperti acara dan kegiatan Alquran lainnya melalui dunia maya di Instagram selama bulan suci Ramadan. Peristiwa Alquran ini mencakup pelajaran tentang hukum, ulumul quran, metode menghafal dan tilawah.

Direktur Darul Quran makam Huseini mengatakan: “Tidak diragukan lagi, hari-hari karantina telah memberikan kesempatan bagi setiap individu untuk memiliki program khusus untuk mengembangkan jiwa dan memupuk esensi dan memperkuat ibadah individu, terutama untuk menghafal dan mempelajari Alquran dan mencapai kesempurnaan penuh mereka dengan aplikasi praktis, mereka akan meraih kesempurnaan sejati. Demikian juga, kesempatan ini telah mengarahkan untuk lebih merenungkan tantangan hidup dengan cara yang lebih logis dan akurat dengan merenungkan ajaran Alquran. Ramadan adalah kesempatan yang tak tergantikan untuk melakukan perbuatan baik dan untuk menyediakan bekal, kesalehan dan ketakwaan Ilahi, itupun dalam kondisi dimana isolasi di rumah dengan ancaman penyebaran virus corona, telah memberikan lebih banyak kesempatan untuk menyendiri dengan Tuhan.”

Umat Islam Memanfaatkan Kesempatan Malam Qadar untuk Menentukan Nasibnya

Dia menyebutkan bahwa Nabi Suci (saw) mengatakan tentang keutamaan membaca Alquran di bulan Ramadan: “Barang siapa yang membaca ayat Alquran di dalamnya, maka ganjarannya sama seperti orang yang mengkhatamkan Alquran di bulan-bulan lainnya.” Dia menambahkan, membaca Alquran pada bulan ini memiliki kedudukan yang agung, demikian juga akhlak yang baik dan menghindari hal-hal yang diharamkan dan keinginan untuk imbalan dan ganjaran Ilahi adalah perbuatan terbaik bulan suci ini.

Al-Mansouri menjelaskan: Pandemi corona telah mempengaruhi kesemuanya dan ajaran agama harus memperdalam hubungan dengan Allah swt dengan merujuk dan memikirkan ayat-ayat dan mengambil ibrah dari nasib berbagai kaum. Ibrah dari umat-umat yang binasa karena azab kesombongan dan intimidasi yang beberapa di antaranya selamat karena kembali kepada Tuhan, sebagaimana yang telah difirmankan oleh Allah swt: “Dan mengapa tidak ada (penduduk) suatu kota yang beriman, lalu imannya itu bermanfaat kepadanya selain kaum Yunus? Tatkala mereka (kaum Yunus itu), beriman, Kami hilangkan dari mereka azab yang menghinakan dalam kehidupan dunia, dan Kami beri kesenangan kepada mereka sampai kepada waktu yang tertentu.” (QS. Yunus: 98) Karena itu, kami meminta kepada Allah swt untuk menjauhkan malapetaka pandemi corona dari umat Islam dan dunia, dan menjadikan kita di antara yang saleh dan berpegang teguh dengan perintah tulus Nabi (saw); Tsaqalain, Alquran dan Itrah Nabi (saw). Filosofi malam Lailatul Qadar adalah ini; Allah Yang Mahakuasa ingin manusia, terutama umat Islam, untuk memainkan peran yang diperlukan dalam menentukan nasib mereka pada malam penentuan takdir ini dan waktu perencanaan, karena kecintaan mereka dengan Tuhan.

Dengan mengisyaratkan pada keutamaan khusus malam-malam Qadar di bulan yang penuh berkah ini, dia berkata: Qadar secara bahasa adalah memutuskan, takdir (ketentuan), dan perencanaan urusan penciptaan, hukum dan qadha dan berartikan ukuran penentuan sesuai maslahat dan sesuai dengan tuntutan hikmah. Jadi malam qadar berarti malam yang didedikasikan untuk menentukan nasib manusia dan perencanaan. Itulah mengapa disebut Malam Qadar; Karena Allah akan menentukan apa yang akan dilakukan selama satu tahun ini, dan ini adalah yang tertuang dari ayat keempat surah ad-Dukhan, yang mengatakan: “Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah.”

Umat Islam Memanfaatkan Kesempatan Malam Qadar untuk Menentukan Nasibnya

Al-Mansouri dengan menyebutkan bahwa malam-malam qadar merupakan kesempatan emas bagi orang-orang untuk mengenal tujuan-tujuan Alquran, menekankan: Malam qadar adalah malam di mana semua takdir manusia setahun penuh ditentukan dengan pertimbangan, kehendak, ikhtiyar, dan kemampuan manusia. Menurut riwayat, Lilatul Qadar adalah salah satu dari malam kesembilan belas atau dua puluh satu, dan kemungkinan besar dua puluh tiga dari bulan suci Ramadan. Pada malam ini, yang merupakan malam diturunkannya Alquran, perbuatan baik dan buruk orang-orang dan setiap peristiwa yang terjadi sepanjang tahun sesuai dengan kehendak, doa dan kemampuan manusia akan ditakdirkan. Lailatul qadar selalu dan setiap tahun terulang. Ibadah pada malam itu memiliki banyak keutamaan, dan penggunaannya sangat efektif untuk kebaikan takdir satu tahun.

Direktur Darul Quran makam suci Huseini menyatakan: Semua momen Ramadan, terutama malam-malam qadar, adalah cara untuk mencapai Tuhan. Umat ​​Muslim harus menganggap lailatul qadar sebagai kesempatan emas dan kunci dalam kehidupan duniawi dan akhirat mereka; untuk alasan ini, setiap tahun kita melihat kehadiran semua elemen masyarakat, termasuk orang muda dan orang dewasa, di masjid untuk menikmati malam-malam ini.

Di penghujung, dengan mengisyaratkan bahwa menghidupkan malam memiliki kedudukan khusus dalam budaya agama muslim, mengungkapkan: Orang-orang harus menggunakan kesempatan ini untuk bermunajat kepada Allah swt, karena ada banyak riwayat yang telah menyebutkan tentang keutamaan malam ini untuk berkomunikasi dengan Allah swt. (hry)

 

3898231

 

captcha