IQNA

Dalam Acara Launching Buku Muslim Filipina Selatan;

Mengkaji Budaya Filipina Tanpa Mempelajari Kondisi Umat Islam adalah Sia-Sia

14:54 - July 23, 2020
Berita ID: 3474425
TEHERAN (IQNA) - Mantan atase budaya Iran di Filipina, Mohammad Jafari Malek mengatakan pada acara launching buku Muslim Filipina Selatan di IQNA: “Mengkaji budaya Filipina tanpa mempelajari budaya dan situasi umat Islam di negara ini tidak ada gunanya dan peran umat Islam, terutama Muslim Mindanao dalam mempengaruhi budaya Filipina tidak dapat dipungkiri.”

IQNA melaporkan, acara launching buku tersebut diselenggarakan pada Rabu (22/7), atas prakarsa IQNA di aula Syahid Hujjatul Islam wal Muslimin Sayed Mahdi Taghavi organisasi Alquran dan akademik negara dengan dihadiri sejumlah tokoh seperti Mohammad Jafari Malek, Tandis Taghavi, peneliti buku, Mohammad Hossein Hosseini, Mostafa Karimi, Mohammad Tanha’i, Amir Rahimi, dll.

Serangan ISIS di Filipina Selatan; Motivasi Penulisan Buku

Mohammad Ja’fari Malek menambahkan: “Pada tahun 2017, Filipina tertimpa krisis serangan ISIS di Mindanao dan hal ini mendorong kami untuk meneliti kelompok Muslim ini dan situasi mereka untuk mengenal mereka lebih baik.”

Mengkaji Budaya Filipina Tanpa Mempelajari Kondisi Umat Islam adalah Sia-Sia

Menurutnya, meskipun serangan ISIS ke Filipina selatan, namun orang-orang di wilayah ini tidak mungkin semuanya adalah ISIS, karena budaya perjuangan telah mengalir dalam darah mereka sejak penjajahan Spanyol dan mereka telah memiliki identitas pejuang sejak penjajahan sampai sekarang.

Mohammad Tanha’i, mantan Duta Besar Iran untuk Filipina, mengatakan: “Buku itu adalah simbol budaya, pemikiran dan merupakan hal yang sangat bagus, jika hasil interaksi dengan budaya berubah menjadi sebuah buku.”

Amir Rahimi, kepala Kantor Organisasi Kebudayaan dan Komunikasi Islam Asia Tenggara dan Timur, juga mengatakan: “Kedua tokoh budaya dan artistik ini telah melakukan kegiatan Qurani di Filipina; Filipina adalah negara Kristen terpadat dan ini adalah keberkahan yang melingkupi kami sebagai lembaga budaya dan ada ruang untuk berterima kasih.”

“Kami memiliki sedikit informasi tentang Muslim di Asia Timur dan kami berharap buku ini akan menjadi sumber yang berguna bagi para peneliti dan akan dipertimbangkan oleh universitas, lembaga keagamaan dan kalangan ilmiah,” imbuhnya.

Menghargai buku di ruang media yang bergejolak

Mostafa Karimi, wakil media IQNA, juga mengatakan: “Dalam ruang media yang bergolak saat ini, kita harus menghargai buku, kita melihat banyak produksi hari ini, adapun sebuah pekerjaan dengan pena dan kertas dalam bentuk artikel yang dibentang adalah pekerjaan yang bernilai.” (hry)

Mengkaji Budaya Filipina Tanpa Mempelajari Kondisi Umat Islam adalah Sia-Sia

Mengkaji Budaya Filipina Tanpa Mempelajari Kondisi Umat Islam adalah Sia-Sia

3911997

captcha