IQNA

Pernyataan Tokoh Terkemuka Dunia Islam untuk Memboikot Barang Prancis

9:08 - December 05, 2020
Berita ID: 3474837
TEHERAN (IQNA) - Sejumlah tokoh agama, politik dan akademisi terkemuka dunia Islam mengeluarkan pernyataan yang menyerukan pemboikotan barang-barang Prancis.

Menurut laporan berita Arabi 21, menyusul tindakan pemerintah Prancis terhadap Muslim dan keputusan pemerintah negara ini untuk menutup beberapa masjid dan membubarkan sebagian asosiasi Islam di negara itu, sejumlah ulama, misionaris, dan akademisi dunia Islam telah mengeluarkan pernyataan yang menuntut pemboikotan barang-barang dan produk-produk Prancis.
Dalam pernyataan itu dikatakan: "Pemerintah Prancis dengan mendukung penghinaan terhadap kesucian Nabi (saw) telah menutup sejumlah masjid dan pusat-pusat Islam dan telah memberlakukan undang-undang tidak adil yang menargetkan kebebasan pribadi Muslim."

Tokoh-tokoh dunia Islam dalam pernyataan mereka menekankan: "Prancis juga berusaha mengkriminalisasi pembuatan film pasukan polisi untuk menutupi tindakan represif mereka."
Dalam pernyataan itu juga dijelaskan: "Menyerang dan mengintimidasi anak-anak Muslim oleh polisi yang menggerebek rumah-rumah mereka dan menginterogasi mereka atas tuduhan terorisme hanya karena mereka menolak menghina Nabi adalah tindakan lain yang diambil oleh pemerintah Prancis."

Yusuf Qardawi, mantan presiden Persatuan Ulama Dunia Islam, Ahmad al-Risuni, presiden Persatuan Dunia Islam saat ini, Mohammed al-Hassan al-Dudu, direktur Pusat Pelatihan Ulama Mauritania, al-Hassan al-Katani, presiden Asosiasi Cendekiawan Maghreb Arab, Ihsan al-Otaibi seorang mubalig dan peneliti agama Yordania,… Mereka adalah diantara para tokoh penandatangan pernyataan ini.

Pemerintah Prancis bermaksud untuk melancarkan gelombang tindakan luasnya yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap apa yang disebutnya sebagai ekstremisme agama dan menutup 76 masjid yang menurut pejabat Prancis dicurigai melakukan separatisme.

Menurut laporan itu, Menteri Dalam Negeri Prancis, Gerald Darmanin dalam laman tweetnya pada hari Kamis: "Dalam beberapa hari mendatang, situs-situs keagamaan akan dipantau dan jika kecurigaan terkonfirmasi, saya akan menyerukan penutupannya."

Dia menambahkan, 66 imigran gelap yang diduga ekstremisme agama juga telah dideportasi.

Menteri Dalam Negeri Prancis berkata: 76 masjid ini adalah bagian dari 2.600 tempat ibadah Muslim di Prancis, yang berpotensi menjadi ancaman bagi nilai-nilai dan keamanan Prancis.(hry)

 

3939006

captcha