IQNA

Film/ Al-Minshawi; Qori Kenamaan Alquran dengan Suara Tangisan

15:38 - January 22, 2021
Berita ID: 3474984
TEHERAN (IQNA) - Muhammad Siddiq al-Minshawi adalah salah satu qori kenamaan Mesir dan dunia Islam, yang telah digelari dengan qori yang menangis atau pemilik suara tangisan karena kesedihan khusus yang ada dalam suaranya.

IQNA melaporkan, Muhammad Siddiq al-Minshawi, salah satu qori terhebat di dunia Islam, lahir seratus tahun lalu, bertepatan dengan tanggal 20 Januari (wafat 20 Januari 1920), di desa al-Mansha di provinsi Sohag Mesir. Ayahnya, Siddiq Sayyid al-Minshawi, dan saudara laki-lakinya, Mahmoud Siddiq al-Minshawi, juga adalah pelafal Alquran terkenal, seperti Muhammad.

Karena kesedihan khusus dalam suara Muhammad Siddiq al-Minshawi, dia telah disebut sebagai qori yang menangis atau pemilik suara tangisan.

Muhammad Siddiq berhasil menghafal Alquran pada usia delapan tahun, dan pada usia sembilan tahun ia mulai membaca Alquran bersama ayahnya di majelis-majelis Sohag. Keindahan tilawahnya membuatnya begitu terkenal sehingga ketenaran tilawahnya terdengar oleh pejabat radio saat itu dan mereka memintanya untuk tampil di radio dan melafalkan untuk juri dan jika berhasil, dia akan diizinkan untuk mentilawah di radio, tetapi dia tidak menerima permintaan tersebut sampai, untuk pertama kalinya dalam sejarah radio, Radio Mesir mengirimkan peralatan dan staf untuk merekam tilawah qori ini. Dengan menyiarkan tilawahnya di radio, ketenaran Muhammad Siddiq al-Minshawi tersebar ke seluruh Mesir dan negara-negara Arab.

Dia melakukan perjalanan ke Indonesia, Yordania, Kuwait, Libya, Palestina, Arab Saudi, Suriah, Irak, Pakistan, Maroko dan Sudan untuk mentilawah Alquran; Ia melakukan perjalanan ke Indonesia pada tahun 1955 pada usia 35 tahun bersama Ustad Abdul Basit Abdul Samad. Dia melakukan perjalanan ke Baghdad pada tahun 1966 dan ke Libya pada tahun 1969 dengan Mahmoud Khalil al-Husary. Sheikh al-Minshawi terjangkit penyakit esofagus pada tahun 1966, dan dokter menasihatinya untuk tidak menggunakan laringnya lagi, tetapi dia menolak dan melanjutkan persahabatannya dengan Alquran dengan membaca ayat-ayat wahyu selama sisa hidupnya, sampai ia meninggal dan pada akhirnya dia meninggal pada 20 Juni 1969, pada usia 49 di Kairo. (hry)

3948722

captcha