IQNA melaporkan seperti dilansir Sputnik Arabi, Aljazair berusaha membentuk kelompok negara-negara Afrika untuk melawan kehadiran Israel di Uni Afrika. Upaya ini dilandasi dengan menjunjung tinggi prinsip-prinsip persatuan dan mendukung Palestina.
Para pengamat telah mengkonfirmasi bahwa langkah Aljazair adalah bagian dari gerakan nasional negara itu, dan mengingat ikatan yang kuat antara negara-negara Afrika dan Palestina, upaya tersebut kemungkinan akan berhasil.
Afrika Selatan, Tunisia, Eritrea, Senegal, Tanzania, Niger, Kepulauan Qamar, Gabon, Nigeria, Zimbabwe, Liberia dan Mali termasuk di antara negara-negara yang telah menyetujui rencana Aljazair.
Sebuah pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Aljazair mengatakan bahwa keputusan Presiden Komisi Uni Afrika baru-baru ini untuk menerima pengamat baru (Israel) tidak akan mempengaruhi dukungan kuat Uni untuk tujuan yang adil bagi Palestina.
Pernyataan itu selanjutnya mengatakan bahwa keputusan, yang diambil tanpa konsultasi ekstensif sebelumnya dengan semua negara anggota, tidak dapat berfungsi sebagai faktor dalam melegitimasi tindakan dan perilaku anggota pengamat baru.
Banyak ahli sangat mengevaluasi kemungkinan keberhasilan upaya ini, karena ada keyakinan kuat bahwa mengingat latar belakang negara-negara Afrika yang anti-kolonial, mayoritas negara-negara ini mendukung hak-hak sah Palestina dan menolak keanggotaan Israel sebagai kekuatan pendudukan.
Israel baru-baru ini mengumumkan telah secara resmi bergabung dengan Uni Afrika sebagai anggota pengamat. Sebuah tujuan yang telah dikerjakan oleh para diplomat Israel selama hampir dua dekade.
Palestina juga berstatus sebagai pengamat Uni Afrika, yang dalam banyak kasus mengutuk pelanggaran hak-hak Palestina oleh Israel. (hry)