IQNA

Masyarakat Diajak Amalkan Islam Ramah dan Damai

10:52 - October 18, 2021
Berita ID: 3475883
TEHERAN (IQNA) - Seleksi Tilawatil Qur’an dan Hadits Nasional (STQHN) ke-26 di Sofifi, Maluku Utara (Malut) merupakan sarana untuk mewujudkan Islam sebagai agama yang ramah untuk semua umat manusia.

IQNA melaporkan seperti dilansir indoposco.id, “STQ Nasional ke-26 merupakan upaya mengenalkan Islam moderat, mendekatkan Al-Qur’an kepada masyarakat, dan menggali makna holistik dalam kehidupan,” ujar Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, saat membuka Seleksi Tilawatil Qur’an dan Hadis (STQH) Tingkat Nasional ke-26 dipusatkan di halaman Masjid Raya Shaful Khairat, Kota Sofifi, Malut, Sabtu (16/10) malam.

Pembukaan ditandai dengan pemukulan tifa secara bersama oleh Menag Yaqut, Gubernur Maluku Utara, Abdul Ghani Kasuba, Ketua LPTQ yang juga Direktru Jenderal Bimibingan Masyarakat (Bimas) Islam, Kamaruddin Amin.

Dia menuturkan perhelatan STQH yang diselenggarakan di Sofifi, Maluku Utara, memiliki makna yang sangat strategis. Selain sarat akan sejarah panjang yang kaya nilai-nilai kearifan lokal, Maluku Utara adalah wilayah kesultanan Islam yang memiliki peradaban tinggi dalam mengembangkan Islam rahmatan lil ‘alamin.

“Saya berharap penyelenggaraan STQH Nasional di Maluku Utara ini dapat merawat dan membumikan spirit Islam rahmah dan damai melalui spirit membumikan al-Qur’an yang terus dan berkelanjutan. Karena Al-Qur’an adalah pusat energi yang tidak hanya menggerakkan, tetapi juga merawat Islam terus berperan dalam mewarnai keragaman Nusantara,” terang Menag, sepeeti dikutip dari Antara.

Yaqut menginginkan STQH Nasional menjadi langkah untuk mengenalkan keberislaman yang moderat kepada generasi muda, dengan mendekatkan Al-Qur’an kepada masyarakat luas, dan menggali makna holistiknya untuk dijadikan spirit berbangsa dan bernegara.

“Para insan yang terlibat dalam STQH adalah insan-insan dengan dedikasi terbaik bangsa. Spirit Al-Qur’an telah mendorong para insan Qur’ani untuk bahu membahu mendidik dan melahirkan generasi Islam yang moderat,” tegasnya.

Oleh karenanya, lanjut Menag, tidak mengherankan jika di berbagai pelosok nusantara, tidak sulit untuk menjumpai qari/qariah, hafidz/hafidzah, hingga insan kaligrafi dan lain-lainnya. (hry)

captcha