IQNA

Analisis The Independent tentang Manifestasi Patriotrisme dalam Tasyi’ Jenazah Jenderal Soleimani

10:13 - January 09, 2020
Berita ID: 3473831
IRAN (IQNA) - The Independent dalam sebuah analisis menulis, tasyi’ jenazah Jenderal Soleimani dengan dihadiri jutaan rakyat di beberapa kota Iran menunjukkan bahwa Trump telah keliru dalam menilai tingkat patriotisme Iran dan oposisi rakyat Iran dengan imperialisme dunia.

Menurut laporan IQNA dilansir dari The Independent, surat kabar Inggris dalam sebuah analisis yang diterbitkan di situs webnya menyebutkan: “Pembunuhan Jenderal Soleimani telah mengejutkan warga Iran dan Amerika. Banyak orang sekarang bertanya-tanya bagaimana Trump, yang dirinya adalah kritikus keras terhadap perang tanpa akhir di Timur Tengah, sampai pada titik ini.”

Para ahli selalu memperingatkan bahwa Trump pada akhirnya akan menghadapi pertarungan yang sulit. Sementara mantan penasihat yang lebih logis mampu menghindari potensi bahaya perang, tampaknya lingkaran penasihat Trump saat ini mendorongnya ke dalam konflik.

"Orang-orang dewasa telah meninggalkan pemerintahan Trump, dan sekarang tidak ada hakikat fakta yang memberitahukan kepadanya. Trump mengira para pemimpin Iran seperti para pemimpin Korea Utara dan berulang kali mencoba menggoda mereka dengan tampilan menggoda dan janji-janji keuntungan ekonomi, namun hanya meningkatkan permusuhan mereka," kata mantan direktur Gedung Putih urusan internasional, Robert O'brien.

Reaksi terhadap pembunuhan Soleimani di Iran tampaknya telah mengejutkan pemerintahan Trump. Warga Iran telah tumpah ruah di jalan-jalan di berbagai kota Iran dalam pengiringan jenazahnya. Perjuangan Soleimani dengan ISIS telah memberikan popularitas di antara berbagai kelompok sosial dan politik di Iran.

Di Washington, Trump dan para pembantunya mempromosikan sebuah narasi yang mana membunuh Komandan Soleiman sebagai tindakan mencegah perang dan memberikan keamanan kepada orang Amerika. Tetapi narasi tersebut mendapat kritik tajam dari Demokrat, bahkan Demokrat yang selalu bersikap negatif terhadap Iran. Para kritikus mengatakan langkah itu tidak akan menghalangi tindakan Pasukan Qods dan sebaliknya, membuat kawasan lebih bergejolak.

Narges Bajoghli, profesor Studi Timur Tengah di Universitas Johns Hopkins di Amerika Serikat mengatakan, “Satu-satunya perbedaan kondisi setelah pembunuhan Jenderal Soleimani adalah bahwa Pasukan Qods sekarang mengambil kehidupan baru dan lebih memfokuskan misinya pada penarikan pasukan AS dari kawasan dan dalam proses jangka panjang, berusaha untuk menciptakan suasana yang tak tertahankan untuk kelanjutan kehadiran pasukan AS.”

 

https://iqna.ir/fa/news/3870035

captcha