IQNA

Menilik Akar Islamofobia di Kanada:

Sebuah Pohon yang Tumbuh dengan Kebencian Media  

13:33 - June 10, 2021
Berita ID: 3475412
TEHERAN (IQNA) - Secara umum, media Kanada sering menggunakan kerangka kerja yang tidak manusiawi, ekstremis, fanatik, tidak setara, dan akhirnya anti-Islam tentang Muslim. Stereotip Muslim, Arab, dan Timur Tengah yang biasa digunakan di media Kanada adalah: teroris, biadab, dan pilar kelima.

IQNA melaporkan, meningkatnya Islamofobia dan kejahatan kebencian di Kanada telah menimbulkan kekhawatiran tentang normalisasi kejahatan-kejahatan ini di masyarakat Kanada.

Kasus terbaru dari kejahatan terjadi pada hari Senin di kota London di provinsi Ontario, di mana, menurut polisi, seorang pengemudi dengan sengaja melindas sebuah keluarga karena mereka adalah Muslim, dan menewaskan empat orang dan melukai seorang anak laki-laki berusia 9 tahun.

Menurut laporan media Kanada, para korban, semua anggota satu keluarga, diserang oleh pengemudi saat menunggu untuk menyeberang jalan di London, sekitar 200 km (124 mil) barat daya Toronto. “Seorang tersangka berusia 20 tahun bernama Nathaniel Veltman telah ditangkap atas empat tuduhan pembunuhan dan satu percobaan pembunuhan,” kata polisi setempat dalam sebuah pernyataan

Insiden baru-baru ini bukanlah kasus pertama atau terakhir dari tindakan Islamofobia mematikan di Kanada.

Meskipun kasus pertama Islamofobia tercatat di Kanada pada awal abad kedua puluh, pada abad ke-21, setelah peristiwa seperti serangan teroris 9/11, imigrasi dari negara-negara Islam ke Kanada, dan perang di Suriah, Islamofobia tumbuh pesat di Kanada.

Menurut statistik Kanada, jumlah kejahatan kebencian yang dilaporkan ke polisi oleh Muslim Kanada meningkat lebih dari tiga kali lipat antara 2012 dan 2015, sementara kejahatan secara keseluruhan menurun selama periode yang sama. Pada 2015, polisi melaporkan 159 kejahatan kebencian di seluruh negeri yang menargetkan Muslim, sedangkan kasus tersebut dibatasi menjadi 45 kasus pada tahun 2012, yang menunjukkan peningkatan sebesar 253 persen.

Islamofobia telah memanifestasikan dirinya dengan menghancurkan masjid dan menyerang Muslim secara fisik dan verbal, termasuk kekerasan terhadap wanita Muslim yang mengenakan jilbab atau niqab. Dalam salah satu yang terburuk, pada Januari 2017, enam Muslim tewas dalam penembakan di sebuah masjid di Kota Quebec. Pada Mei 2016, seorang mahasiswa Iran di Universitas Barat diserang secara fisik dan mengalami gegar otak. Sikh, Yahudi, dan Kristen di Timur Tengah tidak luput dari penganiayaan ini, dan karena kesamaan mereka, terutama dengan Sikh, kelompok minoritas dalam masyarakat ini juga menjadi sasaran serangan Islamofobia.

Peran pemerintah daerah Kanada tidak boleh diabaikan. Salah satu langkah ini adalah pengesahan undang-undang yang melarang jilbab dan simbol agama di kantor pemerintah untuk pegawai pemerintah oleh Majelis Lokal Quebec awal tahun ini. Hukum semacam ini, yang seolah-olah mempromosikan pandangan sekuler tetapi anti-Muslim, adalah salah satu faktor yang memicu Islamofobia di masyarakat Kanada.

Tetapi sikap orang Kanada telah berubah selama 10 tahun terakhir karena propaganda negatif terhadap Muslim di media sosial dan jaringan. Sebuah jajak pendapat tahun 2007 di 23 negara Barat menemukan bahwa orang Kanada paling banyak hidup berdampingan dengan Muslim, dan hanya 6,5 ​​persen orang Kanada mengatakan mereka tidak suka tinggal di lingkungan Muslim.

Tetapi jajak pendapat Angus Reid baru pada tahun 2015 menemukan bahwa 44% orang Kanada membenci Muslim. Ada lebih banyak kebencian terhadap Muslim di Quebec.

Asosiasi Studi Kanada mencatat bahwa ketika opini publik tentang Muslim memburuk, begitu juga opini tentang kelompok-kelompok seperti orang Asia. Hipotesisnya adalah bahwa ini bisa menjadi "pengalihan emosi negatif" yang ditularkan terhadap orang-orang Muslim.

Sejumlah statistik menunjukkan bahwa Islamofobia marak, terutama di Quebec. Sebuah jajak pendapat Angus Reed 2009 menemukan bahwa persentase responden Quebec memiliki pandangan negatif tentang Islam. Ini sedikit meningkat pada tahun 2013 menjadi 69%. Namun, jajak pendapat yang sama menemukan bahwa peningkatan sikap Islamofobia di seluruh Kanada lebih besar daripada di Quebec, dari 46 persen pada 2009 menjadi 54 persen pada 2013.

Pada Juli 2016, jajak pendapat MARU / VCR & C menemukan bahwa hanya sepertiga orang Ontario yang memiliki pandangan positif tentang Islam, dan lebih dari setengahnya mengklaim bahwa ajaran Islam memperkuat kekerasan.

Tiga perempat mengatakan imigran Muslim memiliki nilai yang berbeda secara fundamental. Jajak pendapat itu dilakukan setelah hampir 12.000 pengungsi Suriah tiba di Ontario pada paruh pertama tahun 2016. Survei tersebut juga menemukan bahwa penentangan terhadap masuknya pengungsi Suriah lebih tinggi di antara mereka yang berpandangan negatif tentang Islam.

Media Kanada telah dikritik karena perannya dalam memublikasikan Islamofobia. Karim H. Karim, seorang profesor jurnalisme Kanada, mengklaim bahwa setelah 9/11, "ancaman Islam" menggantikan "ancaman Soviet" selama tahun-tahun Perang Dingin Kanada.

Secara umum, media Kanada sering menggunakan kerangka kerja yang tidak manusiawi, ekstremis, fanatik, tidak setara, dan akhirnya anti-Islam tentang Muslim. Stereotip Muslim, Arab, dan Timur Tengah yang biasa digunakan di media Kanada adalah: teroris, biadab, dan pilar kelima.

Kendati demikian, kelanjutan dari apa yang telah terjadi pada Muslim di Kanada, seperti di Barat, menunjukkan bahwa Islamofobia telah begitu mendarah daging di negara tersebut oleh media dan dalam beberapa kasus oleh pemerintah (seperti larangan hijab) yang nampaknya untuk menghilangkannya membutuhkan upaya publik dan kolektif oleh Muslim dan non-Muslim di negara ini. Upaya yang merupakan tantangan yang sangat sulit bagi masyarakat dan pemerintah Kanada mengingat situasi saat ini dan cara pandang media. (hry)

 

3976198

captcha