IQNA

Laporan IQNA tentang Malam Kedua Musabaqoh Malaysia;

Dari Kegemilangan Para Qori Asia Tenggara sampai Para Qori Melewati Lampu Merah

19:37 - May 10, 2018
Berita ID: 3472165
MALAYSIA (IQNA) - Malam ke-2 musabaqoh internasional Alquran Malaysia ke-60 diadakan pada Selasa malam (8/5), sementara para qori dari Afrika Selatan tampil lebih sangat istimewa dari Singapura, Indonesia dan Brunei dan membuat terpukau kesemuanya.

Menurut laporan delegasi IQNA di Malaysia, hari kedua musabaqoh internasional Alquran Malaysia, dimulai kemarin malam, dengan sambutan selamat datang dari presenter untuk para hadirin auditorium berbahasa Melayu, Arab dan Inggris di PWTC Malaysia.

Dari Kegemilangan Para Qori Asia Tenggara sampai Para Qori Melewati Lampu Merah

Salem Yusuf dari Kamboja adalah peserta pertama yang hadir ke podium dan melantunkan tilawah ayat-ayat Alquran surah al-Hajj. Selanjutnya, Lamiah Allaili dari Kroasia melantunkan tilawah ayat-ayat dari surah Taha, Haji Awagh Mohammad Fikri bin Haji Awagh Mutusin dari Brunei Darussalam, melantunkan tilawah ayat-ayat dari surah al-Hajj, Kalthum Zarad dari Maroko melantunkan tilawah  ayat-ayat dari surah al-Baqarah, Muhammad Sharafuddin Mazlan Abdullah dari Singapura melantunkan tilawah  ayat-ayat dari surah an-Nahl dan Mohammed Yousuf al-Badr dari Inggris melantunkan tilawah ayat-ayat dari surah al-An’am, dan dengan demikian bagian pertama musabaqoh para peserta berakhir pada malam kedua musabaqoh ini.

Penampilan Para Qori Kebanggaan

Di pertengahan program, diagendakan Wan Ainuddin Hilmi bin Abdullah, peraih peringkat pertama musabaqoh Malaysia pada tahun 2016, dan Ahmad Tarmizi bin Ali, peraih peringkat pertama kategori tilawah Alquran musabaqoh internasional Alquran Malaysia pada tahun 2014, secara urut melantunkan tilawah ayat-ayat suci Alquran dengan narasik Khalaf dari Hamzah dan Warash dari Nafi’.

Dari Kegemilangan Para Qori Asia Tenggara sampai Para Qori Melewati Lampu Merah

Bagian kedua malam kedua musabaqoh internasional Alquran Malaysia dalam kategori tilawah dimulai dengan lantunan qiraat Lee Jun, seorang peserta di Cina, dan ia melantunkan   ayat-ayat dari surah al-Maidah.

Selanjutnya juga, Khamisa al-Dhuha binti Abdul Wahhab dari Indonesia melantunkan ayat-ayat dari surah Hud, Muhammad Rayyan Talib dari Afrika Selatan melantunkan ayat-ayat dari surah al-An’am dan Muhammad Yusuf Hamidov dari Uzbekistan melantunkan ayat-ayat dari surah al-Anbiya.

Malam ini juga, seperti malam pertama musabaqoh, setelah penampilan setiap peserta, salah seorang sarjana Alquran dari Malaysia mendeskripsikan dan menafsirkan kandungan dan makna-makna dari ayat-ayat yang lantunkan oleh para qori dalam bahasa Melayu.

Melewati Lampu Merah

Dalam musabaqoh internasional Alquran Malaysia, ditetapkan bahwa setiap qori, sesuai dengan undian yang sudah ditentukan sebelumnya untuknya, melantunkan tilawah  selama 10 menit dan di samping podium dipasang lampu menyerupai lampu lalu lintas dengan tiga warna, merah, kuning, dan hijau, dimana dalam 8 menit pertama lampu seorang qori adalah hijau dan ketika terisa dua menit, lampu kuning akan menyala sebagai pengingat qori dan ketika lampu merah menyala, sang qori harus menyelesaikan tilawahnya.

Namun sebagian besar qori tidak dapat menyelesaikan qiraatnya dalam 10 menit yang sudah ditentukan, dan kebanyakan dari mereka masih melantunkan tilawah  saat lampu merah menyala, yang sesuai dengan aturan musabaqoh, para qori harus menyelesaikan lantunannya saat warna merah menyala. Namun jika tilawah mereka di bagian ini agak sedikit panjang, maka nilainya dikurangi separuh.

Dari Kegemilangan Para Qori Asia Tenggara sampai Para Qori Melewati Lampu Merah

 

Support Qoriah Indonesia

Hadirin yang ada di auditorium musabaqoh Malaysia, tidak seperti Iran dan negara-negara Arab lainnya, mereka tidak mengatakan Takbir saat tilawah para qori dan tidak mensuport para qori, tetapi hanya malam ini, ketika qoriah asal Indonesia melantunkan tilawah, kami menyaksikan Takbir dan suport dari hadirin di auditorium.

Evaluasi dan Analisis Ustad Fatemi atas Tilawah Malam Ini

Ustad Seyed Javad Sadat Fatemi, pembimbing Mokhtar Dehghan, qori dan perwakilan negara Iran dalam musabaqoh berkata: “Malam ini, situasi dan stabilitas yang ada dalam kualitas program lebih baik daripada malam pembukaan musabaqoh, karena tadi malam para qori dipengaruhi oleh acara pembukaan, mereka tidak dapat menggunakan kapasitas mereka, dan beberapa qori kemarin malam, seperti qori Pakistan yang memiliki bakat yang bagus dan bisa dapat menonjol dari aspek suara dan nada, namun kami melihat kekeliruan i’rab darinya dan stres pembukaan telah mempengaruhinya”.

Dari Kegemilangan Para Qori Asia Tenggara sampai Para Qori Melewati Lampu Merah

“Hari ini, dengan melihat stabilitas auditorium musabaqoh, para qori menampilkan kapasitas sebenarnya, meskipun pemilihan parlemen Malaysia dijadwalkan akan diadakan pada Rabu (9/5) telah menyebabkan auditorium agak menjadi sedikit kosong, meskipun sebagian auditorium ini kosong, mengurangi kegelisahan para qori, dan lebih baik bagi para qori jika auditorium benar-benar tidak penuh,” imbuhnya.

Ustad Fatemi mengatakan, para qori Asia Tenggara malam ini lebih baik, sampai-sampai qori asal Brunei dan Singapura melantunkan tilawah  sangat bagus di kelompok laki-laki, dan perwakilan Indonesia di kelompok perempuan sangat luar biasa.

Fenomena Musabaqoh

Dia menambahkan, hampir dapat dikatakan bahwa perwakilan Indonesia di kelompok perempuan adalah fenomena dari dua malam ini dan para hadirin di auditorium terkesima, meskipun support di Malaysia tidaklah terlalu umum, namun malam ini qoriah asal Indonesia ini sangat disuport sekali.

Dari Kegemilangan Para Qori Asia Tenggara sampai Para Qori Melewati Lampu Merah

Tilawah Lemah Qari Cina

Pembimbing Iran dalam musabaqoh Malaysia mengatakan, tidak ada yang perlu saya katakan tentang qori Cina, karena para qori Cina ini tidaklah terlalu kuat dalam qiraat Alquran dan dengan melihat keragaman bahasa mereka, mereka sulit sekali untuk membaca Alquran, tetapi perwakilan dari Inggris, yang berbahasa Arab, memiliki bacaan yang lumayan bagus, yang melantunkan tilawah  dengan gaya Ustad Mustafa Ismail dan secara global tilawah malam ini di tingkat yang lumayan bagus.

Dari Kegemilangan Para Qori Asia Tenggara sampai Para Qori Melewati Lampu Merah

Terkait aturan lampu merah, kuning dan hijau untuk tilawah para qori, ia mengatakan, sesuai aturan para qori harus menghentikan tilawahnya saat lampu merah menyala, namun apakah saat lampu merah menyala, mereka dapat merampungkan ayat, namun jika tilawah mereka pada saat itu amat banyak, maka nilainya dikurangi separuh, kendati undian para qori sudah diberikan sebelumnya dan para qori dapat mengatur temponya melalui latihan di hotel.

Pameran Alquran

Malam ini dan pada malam kedua musabaqoh, kami melihat pameran Alquran di dekat auditorium utama, meskipun jumlah Alquran yang dipajang tidak terlalu banyak, tetapi di antaranya ada terjemahan Alquran dalam bahasa Inggris, Melayu dan beberapa bahasa lainnya.

 Dari Kegemilangan Para Qori Asia Tenggara sampai Para Qori Melewati Lampu Merah

Dari Kegemilangan Para Qori Asia Tenggara sampai Para Qori Melewati Lampu Merah

Dari Kegemilangan Para Qori Asia Tenggara sampai Para Qori Melewati Lampu Merah

Dari Kegemilangan Para Qori Asia Tenggara sampai Para Qori Melewati Lampu Merah

http://iqna.ir/fa/news/3712693

 

captcha