Menurut laporan IQNA dilansir dari euronews, sekelompok yang terdiri dari 278 peneliti dengan beragam keahlian dari puluhan negara di dunia dengan mengeluarkan pernyataan mengingatkan: Ketidakberpihakan dan impulsif terhadap situasi Muslim Uighur tak ubahnya menerima penyiksaan spiritual warga sipil yang tidak berdosa.
Pernyataan itu menyebutkan: “Negara-negara harus mempercepat permintaan suaka minoritas muslim Xinjiang dan membentuk sebuah gerakan di PBB untuk mengkaji system penahanan massal dan penutupan kamp-kamp.”
Sekelompok peneliti ini meminta China untuk mengakhiri kebijakan penahanan mereka dan memberlakukan sanksi terhadap lembaga keamanannya yang melanggar hak-hak Muslim.
Selama beberapa bulan terakhir, China telah dikritik oleh para aktivis, akademisi dan pemerintah asing dikarenakan penangkapan besar-besaran dan pengawasan intens terhadap Muslim Uighur dan kelompok etnis dan ras lainnya yang tinggal di Xinjiang, sementara masyarakat Barat juga meminta China agar menutup kamp-kamp yang menahan satu juta muslim disitu.
Komisi Hak Asasi Manusia PBB juga mengumumkan bahwa komisi itu telah menerima laporan yang dapat dipercaya tentang penangkapan satu juta Muslim Uighur dan minoritas lainnya yang ditahan di "kamp-kamp penahanan massal".
Uighur adalah orang-orang yang tinggal di barat laut China yang tinggal di komunitas otonom Xinjiang atau Turkestan Timur (Uighur) di pusat Urumqi. Uighur adalah keturunan Turki dan Muslim Sunni, China memiliki sekitar 40 juta Muslim dan dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah China telah bertindak keras terhadap umat Islam di negara itu.
http://iqnanews.ru/fa/news/3767447