Menurut laporan IQNA seperti dikutip dari abunawaf.com, pameran permanen Al-Quran terletak di arah selatan Masjid Nabawi di Madinah al-Munawwaroh dan memuat pelbagai naskah Al-Quran dan khat-khat dengan pelbagai ukuran serta menunjukkan kreasi dan inovasi para kaligrafer dalam penulisan Al-Quran dalam sepanjang sejarah Islam.
Pameran ini tersusun dari 14 auditorium, sementara auditorium pertama adalah ruang sambutan dan pameran diakhiri dengan toko-toko yang menjual hadiah.
Ruang pameran film sinema dengan topik sejarah Islam, sistem pameran mengenal Islam dan Madinah dengan pelbagai bahasa, perangkat audio dan visual, meja-meja kaca khusus menjaga mushaf Al-Quran termasuk bagian lain pameran tersebut dan di sisi setiap Al-Quran diberikan kartu yang memuat informasi penulis, sejarah penulisan dan informasi-informasi lainnya terkait Al-Quran.
Saat masuk ruang sambutan, para staf dengan menyambut para pengunjung, juga memberikan arahan tentang pameran dan menyertainya.
Kiswah Ka’bah
Di baign pertama pameran, kita akan melihat penggalan kiswah Ka’bah, yang kekunoannya mencapai 137 tahun:
Di auditorium lainnya juga dipamerkan naskah-naskah Al-Quran pelbagai era Islam, informasi tentang para penulisnya serta tanggal penulisannya.
Al-Quran Satu Juz
Naskah Al-Quran yang kamu lihat di bawah ini memiliki cerita yang menarik, hanya satu juz saja yang dipamerkan di pameran Madinah sementara juz-juz lainnya tidak ditemukan sampai seorang pengunjung berkunjung dan melihat satu juz ini dan mengatakan kakekku menulis Al-Quran ini dan aku memiliki semua juz-juznya kecuali juz tersebut dan meminta pengurus pameran supaya mengembalikan juz tersebut kepadanya; namun mereka justru meminta supaya memberikan juz-juz lainnya agar disimpan dan dipamerkan, akhirnya tidak ada satupun yang menerima dan juz Al-Quran ini dipamerkan dengan terpisah dari juz-juz lainnya:
Kaca Pembesar untuk Melihat Al-Quran dengan Lebih Bagus
Menurut laporan, di atas meja-meja kaca penjaga mushaf Al-Quran diletakkan kaca pembesar sehingga para pengunjung dapat melihat keindahan khat dan lukisan serta tulisan-tulisan mushaf kecil Al-Quran tersebut.
Lemari Utsmani
Contoh dibawah ini juga adalah sebuah lemari yang dihadiahkan pada masa Utsmani untuk menjaga Al-Quran yang dipamerkan dengan lukisan dalam bentuk satu mihram dan dua pintu:
Sistem Pameran
Perangkat pameran audio dan visual untuk mengenal Madinah juga ada dalam pameran tersebut, seperti dibawah ini:
Auditorium Pameran Film
Auditorim pameran film-film sinema juga dalam bentuk di bawah ini, yang mengisahkan sejarah Islam dalam bentuk film; sebuah film yang sangat indah yang mempertunjukkan cerita manusia sebelum dan setelah kelahiran Rasulullah (Saw):
Penjelasan Tahap-tahap Penulisan Al-Quran Usman Thaha
Pada auditorium sebelum terakhir, salah seorang staf pameran berbicara tentang mekanisme penulisan Al-Quran di lembaga percetakan Al-Quran raja Fahd dan tahap-tahap penulisan Al-Quran oleh Usman Thaha (penulis populer kalam Ilahi), yang berlangsung selama 2 tahun.
Menurutnya, di tahap pertama penulisan Al-Quran oleh Usman Thaha, ayat-ayat Al-Quran ditulis dengan tanpa titik dan sama sekali tidak ada harakat.
Di tahap kedua hanya diberi titik-titik saja:
Tahap ketiga pemberian harakat ayat:
Di tahap keempat, tempat peletakan nomor diperjelas:
Tahap kelima mencakup penomoran:
Al-Quran Usman Thaha ditulis di atas kertas transparan sehingga jika ada kesalahan akan mudah untuk dibenarkan:
Kursus Edukasi
Demikian juga di pojok auditorium kaligrafer ini diselenggarakan kursus-kursus edukasi kaligrafi bagi para peminat:
Kunjungan pameran gratis dan di semua hari dari pukul 09:00 pagi sampai 14:00 waktu setempat. Demikian juga pameran ini menyambut para pengunjung pada hari Jumat setelah shalat Ashar sampai pukul 21:00.