IQNA

Wawancara IQNA dengan Anggota Wakaf Ja’fari Kuwait:

Taqrib Bukan Berarti Satu Mazhab Mengalahkan Mazhab yang Lainnya

7:09 - November 25, 2019
Berita ID: 3473624
KUWAIT (IQNA) - Abdul Hadi Abdul Hamid al-Salih, dengan mengisyaratkan bahwa kebodohan dan ketidaktahuan adalah akar dari banyak masalah di dunia Muslim, mengatakan: “Taqrib (pendekatan) antar mazhab-mazhab Islam tidak berarti satu mazhab mengalahkan mazhab lainnya.”

Abdul Hadi Abdul Hamid al-Salih, mantan menteri parlemen Kuwait dan anggota komite penasihat wakaf Ja’fari Kuwait, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan IQNA tentang masalah Taqrib antar mazhab-mazhab Islam: "Taqrib tidak berarti bahwa satu mazhab mengalahkan mazhab lain dan ini salah dan tidak adil, dimana beberapa orang yang benci, bodoh, dan fanatik berusaha memublikasikannya."

Dia menambahkan: “Taqrib antar mazhab berarti kita memperlihatkan dan memperkuat kesamaan-kesamaan kita dan mengenyampingkan masalah dan perbedaan-perbedaan marginal. Dengan kata lain, pendekatan antar mazhab berarti kedekatan para pengikut berbagai agama di lingkaran Islam, yang dicapai melalui dialog dan pertemuan bersama.”

Hambatan Persatuan

Seorang anggota komite penasehat wakaf Ja’fari di Kuwait terkait hambatan bagi persatuan umat Islam mengatakan: Masalah dan tantangan terbesar di dunia Islam saat ini adalah kebodohan, tidak ada pengetahuan dan ketidaktahuan.

Dengan mengisyaratkan tidak adanya pengetahuan ini telah menyebabkan perpecahan dan pemisah yang tidak menguntungkan di antara para pengikut mazhab Islam, ia melanjutkan: arogansi global senantiasa mengeksploitasi perpecahan ini dan dengan cara ini menciptakan perpecahan dan konflik di antara negara-negara Muslim.

Taqrib Bukan Berarti Satu Mazhab Mengalahkan Mazhab yang Lainnya

Mantan menteri parlemen Kuwait itu menyatakan: Takfiri dan kelompok-kelompok ekstremis adalah tantangan penting lainnya di dunia Muslim yang mencoba memaksakan ide-ide yang tidak masuk akal bagi umat Islam.

Solusi Mewujudkan Persatuan

Di bagian lain dari wawancara tersebut, ia mengupas cara-cara untuk mewujudkan persatuan umat Islam dan mengungkapkan: Interaksi dan dialog antara berbagai mazhab Islam, pembentukan jaringan televisi taqrib, pembentukan database elektronik untuk pengenalan pemikiran Islam murni, penyelenggaraan pertemuan, forum, dan pertemuan dengan dihadiri tokoh-tokoh penting dan berpengaruh di dunia Islam dari semua mazhab Islam termasuk salah satu dari solusi tersebut.

Mantan menteri Kuwait itu menambahkan: Quds, Palestina, dan Masjidil Aqsha adalah masalah sentral yang menjadi perhatian umat Islam yang bisa menjadi fokus persatuan Muslim, karena Quds suci saat ini menjadi perhatian semua pengikut mazhab-mazhab Islam dan subjek yang benar-benar religi serta menjaga kesucian kota ini bisa menjadi titik awal untuk persatuan dan interaksi Muslim untuk menghadapi musuh.

Abdul Hadi Abdul Hamid al-Salih menekankan: pembebasan Palestina dari cengkeraman pendudukan Zionis adalah kehendak dan hasrat para pengikut semua mazhab Islam dan orang-orang bebas di dunia. Ini juga salah satu masalah yang bisa sangat efektif dalam menyatukan umat Islam.

Akar Radikal

Seorang anggota komite penasihat wakaf Ja’fari di Kuwait menyebut ekstremisme dan radikalisme serta munculnya gerakan-gerakan Takfiri di beberapa negara Islam sebagai konspirasi arogansi global dan musuh besar umat Islam, dan mengatakan: “Ironisnya, kemiskinan, pengangguran, kesukaran politik yang berlebihan sebagian Negara dan demikian juga rasa kegagalan dan lemah di kalangan kawula muda di beberapa negara Islam telah menyebabkan kawula muda bergabung dengan kelompok-kelompok yang menyimpang dan ekstrim ini.”

Mantan menteri Kuwait itu menekankan: Para pemimpin kelompok ekstremis dan takfiri adalah sekelompok orang yang bodoh, fanatik, yang telah menyebarkan ide-ide palsu dan tidak manusiawi mereka di kalangan pemuda dan telah memberikan pukulan hebat pada dunia Muslim dan persatuan Muslim dalam beberapa tahun terakhir.

Abdul Hadi Abdul Hamid al-Salih, di penghujung mengisyaratkan sejumlah karyanya di bidang taqrib dan memperkenalkan ajaran Ahlulbait as dan mengatakan: Saya telah menulis beberapa buku tentang pembuktikan kedudukan luhur Ahlulbait as dalam Alquran dan hadis Nabawi saw, serta saya telah menulis sebuah buku tentang taqrib dan koeksistensi damai, yang disambut oleh orang-orang Kuwait dan sekarang tengah dalam pencetakan yang ketiga.

Taqrib Bukan Berarti Satu Mazhab Mengalahkan Mazhab yang Lainnya

https://iqna.ir/fa/news/3857873

captcha