Menurut laporan IQNA dilansir dari bitterwinter, penghapusan symbol-simbol agama dari bangunan-bangunan Islam dan Kristen di Cina yang masih terus berlanjut, sampai pada batas sulit untuk mengidentifikasi tempat-tempat ini dari bentuk lahiriahnya di masa depan. Sekarang arsitektur pusat-pusat ibadah ini mirip dengan arsitektur bangunan-bangunan tradisional Cina lainnya, sehingga tidak mudah dibedakan dari bangunan lain.
Otoritas cina berencana memublikasikan lima tahun untuk Sinisisasi Islam di provinsi Muslim Xinjiang dan di tempat lain, mereka memerintahkan semua monumen arsitektur Islam untuk diubah dan simbol-simbol Islam mereka dihapus.
Pada awal Juli, seorang pejabat masjid di provinsi Henan, Cina diperintahkan untuk menutupi kubah dan lambang bulan bintang di atap masjid. Tetapi kemudian pejabat pemerintah mengatakan langkah itu tidak cukup dan simbol-simbol itu harus dihapus sepenuhnya.
Tindakan serupa dilakukan di masjid di desa Ziji, simbol Cina menggantikan simbol Islam. Pihak berwenang Cina juga membongkar kubah dan menara di beberapa masjid lainnya.
Penghapusan simbol Islam tidak terbatas pada masjid. Pada bulan September, pemerintah setempat memerintahkan pemilik restoran untuk menghapus kalimat "Allah Akbar" yang ditulis dalam bahasa Cina.
Gereja-gereja di seluruh Cina juga menghadapi tindakan serupa. Pada bulan Maret tahun ini, direktur sebuah organisasi Kristen di Cina mengumumkan bahwa pihak berwenang harus menghapus semua lambang dan simbol non-Cina dari gereja.