IQNA

Pesan-Pesan Doa Hari Keempat Ramadhan

18:28 - March 28, 2023
Berita ID: 3478186
TEHERAN (IQNA) - Mencicipi manisnya mengingat Allah tersedia dalam kondisi yang mana bisa direnungkan sesuai salah satu penggalan doa di hari keempat Ramadhan.

Dalam doa hari keempat bulan suci Ramadhan, kita membaca:

بسم الله الرحمن الرحیم؛ اللهمّ قوّنی فیهِ على إقامَةِ أمْرِکَ واذِقْنی فیهِ حَلاوَةَ ذِکْرِکَ وأوْزِعْنی فیهِ لأداءِ شُکْرَکَ بِکَرَمِکَ واحْفَظنی فیهِ بِحِفظْکَ وسِتْرِکَ یـا أبْصَرَ النّاظرین

"Ya Allah! Mohon berikanlah kekuatan kepadaku, untuk menegakkan perintah-perintah-MU, dan berilah aku manisnya berdzikir mengingat-MU. Mohon berilah aku kekuatan untuk bersyukur kepada-MU, dengan kemuliaan-MU. Dan jagalah aku dengan penjagaan-MU dan perlindungan-MU, Wahai dzat Yang Maha Melihat."

Pesan pertama: Memohon kemampuan untuk melakukan ibadah

Kemampuan beribadah berbeda dengan kemampuan lengan. Kedua kemampuan ini berbeda satu sama lain. Seseorang mungkin sudah sangat tua; Namun kekuatan ibadahnya lebih besar dari pada seorang pemuda. Kita harus berdoa agar Allah swt memberi kita kemampuan untuk beribadah di bulan Ramadhan. Merupakan anugerah Tuhan bahwa siapa pun yang memilih jalan-Nya, Tuhan mengafirmasinya. Dia memberi manusia keberhasilan ibadah dan doa guna menyeru-Nya dan mematuhi perintah-perintah-Nya.

Pesan kedua: Merasakan manisnya mengingat Allah

Mengapa kita tidak menikmati munajat? Ada sebuah riwayat dari Rasulullah saw yang mengatakan:

قَالَ اللَّهُ سُبْحَانَهُ إِذَا عَلِمْتُ أَنَّ الْغَالِبَ عَلَى عَبْدِیَ الِاشْتِغَالَ بِی نَقَلْتُ شَهْوَتَهُ فِی مَسْأَلَتِی وَ مُنَاجَاتِی

Allah berfirman: Jika Aku melihat bahwa hamba-Ku menghabiskan sebagian besar waktunya untuk-Ku dan memikirkan-Ku, yaitu, dia memikirkan tentang apa yang harus dia lakukan, atau apa yang dilarang untuk dia hindari (meskipun dia mungkin memiliki perilaku yang tidak pantas pada waktu dan jam tertentu), Aku mencondongkan kecenderungannya untuk berbicara dan berdoa dengan-Ku.”

«....إِنَّ أَدْنَی مَا أَنَا صَانِعٌ بِهِمْ أَنْ أَنْزِعَ حَلَاوَةَ مُنَاجَاتِی عَنْ قُلُوبِهِمْ»

Jika seorang ulama tidak mengamalkan ilmunya, maka hukuman terkecil yang Allah tetapkan untuknya adalah dicabutnya manisnya munajat kepada Allah.

Pesan ketiga: Bersyukur kepada Allah swt

"Syukur" memiliki arti yang tepat dan itu adalah rasa terima kasih, mengenal ukuran dan hak. Jika seseorang ingin mensyukuri dan bersyukur, maka ia harus menghargai nikmat Tuhan, yaitu ia harus mengetahui maksud dan tujuan dari setiap nikmat dan menggunakannya sebagaimana mestinya. Keberhasilan bersyukur kepada Allah harus diminta dari-Nya, karena semuanya dari-Nya, seperti yang diminta Nabi Sulaiman (as) dari-Nya,

رَبِّ أَوْزِعْنِی أَنْ أَشْکُرَ نِعْمَتَکَ الَّتِی أَنْعَمْتَ عَلَی

“Ya Tuhanku, anugerahkanlah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku.” (QS. An-Naml: 19)

Pesan keempat: Penutupan Allah

Tuhan yang Maha Melihat juga merupakan "penyembunyi kekurangan". Imam Ali (as) berkata: Jika kalian tahu tentang dosa satu sama lain, tidak ada yang akan menguburkan jenazah orang lain! Allah swt menutupi dosa-dosa kita dengan Dzat penutupan-Nya. Tetapi kita harus malu dan mengendalikan diri kita sendiri serta tidak berbuat dosa meskipun dalam pantauan Allah swt.

Pengungkit penahan dosa

Seperti halnya rem pada mobil diperlukan untuk mengendalikannya agar tidak jatuh ke tebing dan bahaya, naluri dan keinginan manusia juga perlu dikendalikan, yang terdiri dari: 1. Memikirkan berbagai hal 2. Iman kepada Allah dan Kebangkitan serta Hari Pembalasan 3. Kesadaran diri dan perhatian terhadap kepribadian diri sendiri 4. Memperhatikan syukur kepada Allah swt  5. Memperhatikan penyerahan amal pada para pemimpin 6. Melihat dekatnya kematian 7. Takut akan akibat dosa 8. Memperhatikan peran ibadah dalam meninggalkan maksiat. (HRY)

 

* Diambil dari buku "Najwa-ye Ruzehdaran" yang ditulis oleh Hujjatul Islam Ruhollah Bidram dalam tafsir doa hari keempat

 

3964991

captcha