Hujjatul Islam wal Muslimin Sayid Niyaz Husein Naqavi, Mantan Wakil Persatuan Sekolah-sekolah Syiah Pakistan dan Sekretaris Pendekatan Antar Mazhab Islam negara ini saat wawancara dengan IQNA, lewat statemen ini mengatakan, “Kolonialisme, dimana esnsinya tidak bias ditutupi lagi bagi kita adalah pencipta ISIS.”
“Pembentukan ISIS memiliki banyak kemaslahatan untuk para kolonis, pertama-tama anasir teroris ini melakukan kejahatan atas nama Islam dan memberikan dalih untuk lebih memusuhi dengan dunia Islam dan eksploitasinya di tangan musuh. Kedua, anasir ini dengan membuat banyak kekacauan di dunia Islam, selain mengorbankan kaum muslimin dalam jumlah yang banyak, mereka juga berusaha supaya antar mazhab saling berbentrokan,” lanjutnya.
Direktur Hauzah Jami’ah Al-Muntazar ini melanjutkan, “Di sisi lain, ISIS dibentuk sebagai ganti kita dari memerangi kolonialisme dan melawan rezim penjajah Zionis, malah kita disibukkan untuk bentrok dengan masalah ISIS, kejahatan-kejahatannya yang meluas, dan keburukan-keburukan yang dilakukannya atas nama Islam.”
Pembentukan ISIS Sehaluan Dengan Pembentukan Al-Qaidah dan Thaliban
Rohaniawan Syiah Pakistan ini menegaskan, “ISIS dibentuk dengan dalil sebagaimana Al-Qaidah dan Thaliban dibentuk supaya tudingan senantiasa mengarah kepada kaum muslimin, dan kaum muslimin saling berseteru, kemudian dunia Islam kehilangan kedigdayaannya dan akhirnya lebih gampang untuk diperalat.”
Sayid Niyaz Husein Naqavi dengan mengisyaratkan banyaknya inventasi kepada ISIS yang dilakukan oleh para kolonis, mengatakan, “Untuk saat ini belum tersingkap berapa jumlah saham dari setiap kolinis ini, namun hakikat ini akan tersingkap di masa mendatang.”
“Kita melihat di negara-negara ini, ketika para petingginya berbicara tentang ISIS, atau menerbitkan berita, banyak menegaskan tentang istilah “Negara Islam” dan dengan ini mereka hendak bermaksud menistakan kaum muslimin, dan memang penistaan kaum muslimin merupakan salah satu dalil pembentukan anasir teroris ini,” ucapnya.
Melawan ISIS, Hanya Butuh Aliansi Beberapa Negara Saja
Selanjutnya, Mantan Wakil Persatuan Sekolah-sekolah Syiah Pakistan menegaskan, “Melawan ISIS bagi kaum muslimin sangatlah gampang dan tidak sepelik melawan rezim Zionis. Cukuplah beberapa negara Islam seperti, Turki, Iran, dan Irak saling bersatu. Dengan demikian cerita ini semua akan berakhir dengan cepat.”
Selanjutnya, dia mengisyaratkan upaya ISIS untuk menarik simpati kalangan para remaja. “Mereka dengan pelbagai dalih menarik para remaja, mereka menarik sebagian para remaja dengan nama Islam dan berperang di jalan Rasulullah (Saw), sebagian dengan janji uang dan fasilitas... dengan demikian kewajiban para ulama muslim sangatlah berat. Para ulama harus mencegah kesesatan mereka dengan mengenalkan para remaja terhadap esensi Islam sebagai agama perdamaian dan kebahagiaan,” ucapnya.
Peran Ulama dalam Menyelesaian Problem Dunia Islam
Naqavi mengatakan, “Peran ulama dalam menyelesaikan problem dunia Islam sangatlah penting. Mereka dengan saling bertemu dan lewat penfokusan titik persamaan ideologinya, yang mana pada hakikatnya adalah pokok agama, mengambil resolusi-resolusi yang menjaga kemaslahatan kaum muslimin dan juga masyarakat dunia.”
“Adapun poin yang lebih penting adalah para ulama ini sekembalinya ke negaranya harus komitmen dengan resolusi-resolusi yang telah diambil dan menyebarkannya ke negara dan di antara para pengikutnya. Mereka harus menfokuskan pokok-pokok ini dalam shalat-shalat Jumat, media-media, ceramah-ceramah, dan pertemuan-pertemuan dan terus mengulang-ulangnya,” tambahnya.
Orientasi Tanpa Sokongan Amal
Demikian juga, Hujjatul Islam wal Muslimin Sayid Niyaz Husein Naqavi, Direktur Hauzah Jami’ah Al-Muntazar Pakistan mengatakan, “Ironisnya sekarang ini dunia Islam tertimpa orientasi, bukan pragmatis. Jika kaum muslimin satu sama lain saling membantu, maka para musuh tidak akan mempu berbuat apa-apa, dan tidak hanya sekedar ISIS, bahkan rezim kolonial Israel yang dengan pelbagai dalil dan dengan menciptakan krisis berturut-turut guna melanjutkan pendudukannya, tidak akan mampu maju.