Penyelidikan kaum remaja muslim Inggris dalam menentang tindakan kelompok teroris ISIS dengan topik “Not In My Name”, dalam media-media sosial telah menarik simpati ribuan orang,” demikian laporan IQNA, seperti dikutip dari The Nasional News.
Sejalan dengan penyelidikan ini, disebarkan sebuah film di youtobe dimana para remaja muslim merasa emosi atas tindakan tak manusiawi yang dilakukan atas nama Islam dan kaum muslim. Dalam jaringan-jaringan sosial seperti twitter, juga dengan menciptakan inti dengan topik “Not In My Name” para anggota muslim menentang satu persatu perkara-perkara yang dilakukan dengan salah mengatas namakan kaum muslimin.
Hanif Qatif, inovator penyelidikan “Not In My Name”, salah seorang Inggris kelahiran Pakistan mengatakan, “Saya tidak menyangka bahwa pengoperasionalan ini berkembang sangat cepat dan berpengaruh.”
Sekarang ini, setiap kejahatan-kejahatan yang dilakukan oleh kelompok teroris para militer mendapat kecaman dari kaum muslimin di Barat.
Pada hari Jumat, ribuan kaum muslimin di seluruh penjuru Prancis berdemo menentang pembunuhan Herve Gourdel, pelancong Prancis, oleh kelompok teroris Aljazair yang terkait dengan ISIS.
Dewan Muslim Prancis juga menyebut pembunuhan Gourdel sebagai sebuah tindakan barbar dan sangat mengecam hal tersebut.
Dewan ini menegaskan bahwa kejahatan-kejahatan ini sama sekali tidak berkaitan dengan agama Islam, Al-Quran, dan Rasulullah (Saw).
Di seluruh penjuru Eropa juga orang-orang melanjutkan penentangannya. Di Jerman dan Norwegia kaum muslimin berdemo menentang tindakan kelompok teroris ISIS di Irak dan Suriah.
Hari Minggu kemarin Dewan Muslim Jerman juga melakukan demonstrasi atas kejahatan-kejahatan ini.
Di kawasan Kreuzberg, di pinggiran Berlin karena banyaknya orang-orang Turki di sana, sehingga dinamakan dengan Istanbul kecil juga ribuan orang ikut serta dalam ceramah menentang ISIS.
Penentangan kaum muslimin Eropa terhadap kejahatan-kejahatan ISIS yang dilakukan atas nama Islam masih terus berlanjut.