“Dalam konferensi yang diselenggarakan dengan dihadiri para pejabat setempat, para delegasi parlemen, dewan propinsi ulama agama, para mahasiswa, para aktivis kebudayaan dan sosial, ketua dan anggota kantor wakil markas aktivitas kebudayaan-sosial Tibyan di Mazari Sharif, diadakan perayaan nasional 26 Bahman (hari keluarnya pasukan imperialis Soviet dari Afganistan) dan kebangkitan masyarakat Dara-i Suf negara ini melawan rezim komunis,” demikian laporan IQNA, seperti dikutip dari AVA.
Dalam acara yang diselenggarakan oleh himpunan para mahasiswa propinsi Samangan di kota Mazari Sharif ini, Hujjatul Islam wal Muslimin Kadzim Ja’fari, Ketua Dewan Ulama Syiah Propinsi Balkh mengatakan, “26 lalu bertepatan dengan hari keselamatan Afganistan dari penguasaan Soviet.”
Dia menambahkan, jihad menjadi hak masyarakat Afganistan dimulai dari kawasan Dara-i Suf dan kebangkitan ini pun universal dan di pelbagai titik negara terjadi jihad dan kebangkitan.
Kadzim Ja’fari menegaskan, seluruh lapisan masyarakat baik para pengajar, mahasiswa, para pemuka kaum, para petani dan masyarakat biasa dengan dipimpin oleh ulama agama Negara pasti akan ikut berpartisipasi dalam kebangkitan ini dan mereka melakukan perlawanan; dengan demikian jihad Afganistan adalah jihad universal dan komprehensif.
Ketua Dewan Ulama Syiah propinsi Balkh menambahkan, para pemimpin, para politikus dan para pemerintah berkewajiban untuk memuji para jihadis dan jihad Afganistan.
Hujjatul Islam Ja’fari dengan mengisyaratkan aktivitas kelompok takfiri dan teroris menjelaskan, jihad adalah sebuah kewajiban suci, namun ironisnya sekarang ini kita menyaksikan bahwa banyak sekali kelompok dan orang-orang memanfaatkan atas nama jihad dan melakukan pembunuhan, penjarahan, penculikan istri-istri umat muslim, penawanan dan perbudakan para wanita dan pembakaran yang dilakukan dengan mengatasnamakan jihad; sementara tindakan-tindakan ini bukanlah jihad, namun memanfaatkan dengan mengatasnamakan jihad.
Dia menambahkan, para ekstremisme dan ISIS dengan memanfaatkan nama jihad, mereka telah merusak jihad dan dirinya dan juga telah menggoncang kesucian dan keagungan jihad Islam.
Ja’fari menegaskan, dengan kondisi ini, para ulama dan para cendekiawan berkewajiban untuk membersihkan ranah dan halaman ini dan menspesifikasikan para jihadis akan pembunuhan keji selainnya dan tidak mengizinkan pelecehan kesucian-kesucian Islam dan AL-Quran.
Ketua Dewan Ulama Syiah Balkh berbicara kepada para remaja Afganistan, para remaja diharap mengenal masalah-masalah agama dan Islam secara teliti dan riset dan juga jangan sampai mengizinkan para musuh, yaitu mereka yang tunduk kepada adidaya asing memburukkan Islam dan kesuciannya dan memburuksangkakan masyarakat terhadap kesucian-kesucian ini.
Dari sisi lain, Sayid Dzafar Nekhat. Pengurus Himpunan Mahasiswa Balkh juga lewat pidatonya mengatakan, Afganistan adalah negara yang memiliki kondisi sensitif dan stategis senantiasa menjadi incaran para lalim sejarah dan kekuatan para adidaya dunia yang senantiasa berupaya mengambil kemaslahatan dirinya dari tanah ini.
Dia menambahkan, masyarakat bebas dan senantiasa dalam ranah batas ini dengan mengikuti perintah-perintah agama tidak akan menyerah dan dengan pengorbanan dan mereka melawan dengan pengorbanan-pengorbanan tiada tara dalam melawan imperilalisme ini dan mereka berperang.
Nekhat menambahkan, tentara merah di Afganistan pada tahun 1978 bekerjasama dengan para asistennya dijual dan tanpa identitas melakukan penyerangan, dimana hasilnya lebih dari 2 juta orang tak berdosa dan meninggal dunia secara teraniaya dan jutaan manusia menjadi gelandangan dan semua bangunan-bangunan negara lenyap.
Dia selanjutnya menambahkan, 26 Bahman 1357 S. (1978) sebuah tragedi yang tidak terlupakan, yaitu tragedi yang pahit, yang akan diriwayatkan dari generasi ke generasi dan pengorbanan para kesatrianya akan menjadi sumber kebanggaan para remaja kawasan ini untuk selama-lamanya.