Mino Aslani, ketua komite perempuan markas budaya Arbain, dalam wawancara dengan IQNA, menjelaskan program-program komite ini selama ritual Arbain dan mengatakan: “Salah satu program utama adalah mengirim mubaligh untuk memberikan konsultasi, menjawab pertanyaan-pertanyaan intelektual, pemikiran hukum, dll...pada maukib-maukib yang memiliki bagian perempuan atau khusus untuk perempuan.”
“Selama dua bulan terakhir, kursus pelatihan diadakan untuk seribu mubaligh perempuan dan mereka dilatih untuk hadir dalam longmarch Arbain dan memberikan layanan kepada perempuan,” ucapnya.
Aslani juga mengisyaratkan bahwa pada tahun ini telah terbentuk 14 kelompok kerja di markas budaya perempuan Arbain, dan sejauh ini kelompok internasional telah mengadakan delapan pertemuan internasional dengan partisipasi perempuan Muslim berbahasa Prancis dari Asia Tenggara, Madagaskar, India, Malaysia, dll, dimana tujuan pertemuan ini adalah untuk menjelaskan karakter dan panutan perempuan Muslim. Arbain adalah sebuah cara globalisasi dan untuk globalisasi kita perlu mengidentifikasi dan memperkenalkan panutan, karenanya memperkenalkan panutan peran perempuan Muslim dengan inspirasi Sayyidah Zainab (as) adalah sebuah tujuan dan prinsip dalam program. (HRY)