IQNA

Surah-Surah Alquran/ 68

Allah Bersumpah dengan Pena yang dengannya Menulis

20:32 - March 16, 2023
Berita ID: 3478141
TEHERAN (IQNA) - Pena dan apa yang ditulis adalah berkah yang diberikan oleh Allah kepada manusia. Nikmat yang dijadikan sumpah di dalam Alquran sehingga dapat diketahui keutamaannya.

Surah ke-68 Alquran disebut Al-Qalam. Surah dengan 52 ayat ini berada di juz dua puluh sembilan. Surah Al-Qalam, yang merupakan Makkiyah, adalah surah kedua yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw.

Surah ini disebut Al-Qalam karena kata ini disebutkan dalam ayat pertama dari surah ini dan Allah telah bersumpah dengan Qalam (pena) dan apa yang mereka tulis.

Menurut Allamah Thabathabai dalam al-Mizan makna ayat ini bukanlah pena khusus dan "apa yang mereka tulis" juga merupakan tulisan apapun; Oleh karena itu, pena dan apa yang ditulis oleh pena adalah salah satu nikmat terbesar dari Allah, dan sumpah Allah dengan pena dan apa yang mereka tulis adalah sumpah akan nikmat sebagaimana dalam Alquran, bersumpah dengan berbagai nikmat, seperti sumpah dengan matahari, bulan, malam, dan siang, dan bahkan buah Tin dan Zaitun.

Tujuan dari surah ini adalah untuk mengungkapkan sifat-sifat khusus Nabi Islam (saw) dan untuk menekankan akhlaknya yang luar biasa, untuk mengungkapkan sifat-sifat tercela dari orang-orang musyrik dan musuh-musuh Nabi (saw), kisah "Ashabul Jannah/ penghuni surga" dan memperingatkan orang musyrik, mengingatkan mereka tentang Hari Kiamat dan hukuman orang musyrik, serta memerintahkan untuk bersabar dan istiqamah serta perlawanan Nabi (saw) melawan kaum musyrik dan larangan mengikuti kaum musyrik.

Surah ini menghibur Rasulullah (saw) setelah tuduhan palsu yang dibuat oleh kaum musyrik terhadapnya dan menyebutnya gila, dan memberinya janji yang indah dan melarang Nabi untuk mematuhi orang musyrik dan berbicara dengan mereka.

Surah ini dimulai dengan sumpah Allah dengan pena dan tulisan, dan ayat kedua menolak fitnah yang dikaitkan dengan Nabi Islam (saw) oleh musuh-musuh Islam dan mengacu pada deskripsi Allah tentang Nabi (saw). Dan di tempat lain berbicara tentang memberi tangguh kepada orang-orang kafir dan penindas, yang pada akhirnya akan merugikan mereka sendiri. Kemudian berbicara tentang kisah Ashabul Jannah (di sini artinya para pemilik kebun) dan musibah yang menimpa karena dosa, kerusakan dan kelalaian mengingat Allah.

Ashabul Jannah bercerita tentang beberapa orang kaya yang memiliki taman hijau di Yaman. Kebun itu untuk seorang lelaki tua yang menggunakannya sebanyak yang dia butuhkan dan memberikan hasil lebihnya kepada yang membutuhkan. Setelah kematiannya, anak-anaknya memutuskan untuk mengambil semua keuntungan dari kebun itu dan merampas yang membutuhkan dari kebun itu. Karena keserakahan mereka, suatu malam karena petir, kebun terbakar dan tidak ada yang tersisa. Salah satu saudara mengajak mereka kepada Allah dan mereka menyesali perilaku mereka dan bertaubat.(HRY)

captcha