Menurut Iqna, Minggu tanggal 16 Juni dan 9 Dzulhijjah bertepatan dengan hari Arafah; Hari ketika Imam Husein (as) mengesankan dunia dengan doa-doa indahnya di gurun Arafah. Dalam kitab Mafatih al-Jinan, tentang malam dan siang hari Arafah disebutkan amalan dan ritual dimana pengamalannya dapat membantu kita dalam memperoleh keberkahan yang sebesar-besarnya di hari agung ini.
Malam Arafah
Pertama: Membaca doa yang diawali dengan kalimat ini:
اَللّهُمَّ یا شاهِدَ کُلِّ نَجْوى وَ مَوْضِعَ کُلِّ شَکْوى وَ عالِمَ کُلِّ خَفِیَّةٍ وَ مُنْتَهى کُلِّ حاجَةٍ یا مُبْتَدِئاً
Diriwayatkan, barang siapa yang membacanya pada malam Arafah atau malam Jum’at, Allah swt akan mengampuninya.
Kedua: (dikutip Syekh Kafa’mi) membaca tasbihat 10 yang termasuk amalan hari Arafah sebanyak seribu kali.
Ketiga: Membaca doa “اللّهُمَّ مَنْ تَعَبَّاَ وَ تَهَیَّاَ” yang juga dilakukan pada hari Arafah dan malam Jumat dan siangnya.
Keempat: Ziarah ke Imam Husein (as).
Hari Arafah
Hari kesembilan adalah hari Arafah dan merupakan salah satu hari raya besar, meskipun tidak disebut dengan Id, dan hari dimana Allah mengajak hamba-hamba-Nya untuk beribadah dan menaati-nya, serta melimpahkan nikmat dan ihsan-Nya kepada mereka, dan pada hari tersebut, setan lebih rendah, lebih hina, lebih terusir dan lebih marah dari hari-hari lainnya.
Diriwayatkan bahwa pada hari Arafah, Imam Ali Zainal Abidin (as) mendengar suara seorang pemohon yang meminta bantuan dari orang-orang, dan dia berkata kepadanya: Celakalah kamu, apakah kamu meminta selain Allah pada hari ini? ? Sementara bagi anak dalam kandungan, pada hari ini diharapkan rahmat Allah meliputi keadaannya dan mereka berbahagia; Dan ada beberapa amalan yang dilakukan pada hari ini:
1- Mandi, hendaknya dilakukan sebelum zawal (tergelincirnya matahari).
2- Ziarah Imam Husein (as) yang lebih tinggi dari seribu haji, seribu umrah, dan seribu Jihad, dan hadis-hadis mutawatir menyebutkan tentang keutamaan menziarahi beliau pada hari ini, dan jika seseorang mendapatkan taufik berada di bawah kubah beliau pada hari ini pahalanya tidak kurang dari orang yang berada di Arafah.
3- Sehabis shalat Ashar, sebelum mulai membaca doa Arafat, hendaknya ia mengerjakan salat dua rakaat di bawah langit dan mengakui dosa-dosanyanya kepada Allah swt, agar mendapatkan pahala Arafah dan diampuni dosanya. Maka ketika matahari tergelincir, kemudian pergi ke bawah langit (tanpa atap) dan menunaikan shalat Dhuhur dan Ashar dengan rukuk dan sujud yang baik, dan setelah selesai, dia mengerjakan shalat dua rakaat. Pada rakaat pertama setelah hamdalah, membaca At-Tauhid dan rakaat kedua setelah hamdalah, membaca Al-Kafirun; Dan setelah itu, dia melaksanakan shalat empat rakaat, dan di setiap rakaat, setelah hamdalah, membaca At-Tauhid sebanyak lima puluh kali. Shalat ini adalah shalat Amirul Mukminin (as).
4- Syekh Kafa’mi mengatakan dalam al-Misbah bahwa puasa di hari Arafah dianjurkan bagi seseorang yang tidak lemah dan tidak menghalanginya untuk berdoa.
5- Disunnahkan untuk mandi sebelum zawal dan menziarahi Imam Husein (as) pada siang dan malam Arafah.
6- Tasbihat Nabi (saw) pada hari Arafah.
7- Membaca surah At-Tauhid 100 kali dan ayat al-Kursi 100 kali, shalawat kepada Muhammad dan keluarga 100 kali, dan membaca doa berikut ini:
لااِلهَ اِلا اللّهُ وَحْدَهُ لا شَریکَ لَهُ لَهُ الْمُلْکُ وَ لَهُ الْحَمْدُ یُحْیى وَ یُمیتُ وَ یُمیتُ وَ یُحْیى وَهُوَ حَىُّ لا یَموُتُ بِیَدِهِ الْخَیْرُ وَهُوَ عَلى کُلِّشَىْءٍ َقدیرٌ
Laa Ilaaha Illallaahu wahdahu Laa Syariikalahu, Lahul Mulku Walahul Hamdu, Yuhyii, Wayumiitu, Wahuwa Hayyun Laa Yamuutu, Biyadihil Khairu, Wahuwa 'alaa Kulli Syai-in Qadiir
Artinya: Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan, bagi-Nya segala pujian. Dia-lah Yang Menghidupkan dan Yang Mematikan. Dia-lah Yang Hidup, tidak akan mati. Di tangan-Nya kebaikan. Dia-lah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. (HRY)