Menurut Iqna, situs makam suci Abbasi, dalam artikel berjudul "Imam Hasan al-Mujtaba (as) dan Pendekatan Kepemimpinan dan Reformasi Masyarakat Islam" karya Ibrahim Ali Al-Haqani mengkaji konsep reformasi dalam Alquran dan kinerja reformis Imam Hasan al-Mujtaba (as) dalam masyarakat Islam telah membuahkan hasil.
Selain perkembangan sosial dan keagamaan, kehidupan Imam Hasan (as) penuh dengan berbagai peristiwa, terutama perpecahan dan perbedaan yang dialami umat Islam pasca syahidnya Amirul Mukminin (as). Oleh karena itu, Imam Hasan (as) berusaha mencari solusi untuk mereformasi masyarakat dan menyelesaikan permasalahan tersebut dengan cara yang sederhana.
Beliau mulai mendamaikan masyarakat dengan khotbah dan pidatonya, hingga ciri-ciri reformasi Hasani terungkap di masyarakat, sehingga melahirkan generasi baru dengan berpegang pada prinsip-prinsip agama Islam dan akhlaknya, yang menjelaskan siroh Rasulullah (saw) dan Ahlulbait (as) khususnya Imam Hasan al-Mujtaba (as).
Arti harfiah dari Ishlah
Kata ishlah merupakan salah satu istilah yang banyak digunakan dalam berbagai aspek kehidupan. Ibnu Mandzur menulis dalam bukunya Lisan al-Arab: “Shulh artinya kebaikan dan anti kerusakan.”
Konsep terminologi ishlah
Sekelompok ahli dan pemikir memandang kata reformasi dari segi terminologis dan menganggapnya sebagai salah satu konsep penting yang berperan dalam pembentukan sifat-sifat baik masyarakat secara individu maupun kolektif.
Kata ishlah juga berarti memurnikan individu dan kelompok serta mendorong mereka untuk beramal shaleh dan menjauhi kemurkaan, kedengkian, kebencian dan egoisme yang merupakan salah satu penyakit sosial yang paling utama di kalangan masyarakat. Karena menyebabkan perpecahan dan pemisahan masyarakat beradab dan menghambat kemajuan dan pertumbuhan masyarakat.
Oleh karena itu, ishlah pada dasarnya adalah lawan dari kerusakan dan penindasan, lawan dari sikap membenarkan diri sendiri, meminta kepemilikan, dan monopoli, serta membawa masyarakat pada keimanan dan ketakwaan.
Perbaikan diri juga mengarah pada penghapusan semua sifat-sifat buruk dalam diri seseorang dan menjadikannya salah seorang yang baik dan benar serta orang-orang yang jujur dan adil di masyarakat. Sebagaimana sabda Imam Shadiq (as): Menjalin persatuan ketika timbul perbedaan di antara manusia, dan mendekatkan mereka ketika terpisah, adalah amal yang dicintai Allah. (Al-Kafi, Jild 2, hlm. 209)
Ishlah dalam pendekatan Alquran
Ishlah dalam Alquran mencakup segala bidang yang membantu membangun masyarakat manusia dari aspek agama, pendidikan, sosial dan moral.
Istilah ishlah dalam Alquran disebutkan dalam berbagai bentuk; termasuk menyerukan ketekunan melalui nasehat dan bimbingan. Seperti surah Luqman ayat 17; bentuknya demikian juga berupa perintah (ashlih) yang berarti seruan untuk melakukan reformasi dan menjauhi orang-orang rusak yang berdampak buruk pada masyarakat; seperti surah Al-A'raf ayat 142.
Melihat biografi Imam Hasan al-Mujtaba (as), kita melihat bahwa pendekatan reformisnya konsisten dengan pendekatan Alquran. Karena Imam (as) menaruh perhatian pada tujuan utama agama Islam, yaitu terbentuknya sistem pendidikan dan reformasi yang bersumber dari ayat-ayat Alquran. Dengan cara ini, Imam (as) ingin menciptakan kerangka yang adil bagi kekhalifahan Islam, dan beliau mengungkapkan hal ini dalam khotbahnya setelah kesyahidan ayahnya Imam Ali (as).
Pendekatan reformasi dalam biografi Imam Hasan al-Mujtaba (as)
Pendekatan reformasi Imam Hasan Mujtaba (as) adalah pendekatan menyeluruh untuk mereformasi masyarakat dan pemerintahan dari sudut pandang moral dan politik berdasarkan hukum samawi dan kesinambungan ajaran-ajaran datuknya, Muhammad al-Mustafa (saw).
Dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan urusan umat, Imam melaksanakan konsep reformasi melalui kesetaraan, nasehat, hikmah dan musyawarah; sesuai dengan apa yang diwahyukan kepada Nabi (saw) dan berdasarkan keadilan yang dilakukan ayahnya, Amirul Mukminin (as).
Imam Hasan (as) mempunyai beberapa tujuan dalam memimpin rencana reformisnya: Tujuan pertamanya dalam memimpin masyarakat adalah menciptakan revolusi reformasi yang dimulai dengan pembersihan lembaga-lembaga tinggi pemerintahan dan menjangkau masyarakat.
Tujuan kedua Imam (as) adalah menyingkap kebohongan para pengklaim reformis dan tingkat penindasan mereka, dan dengan cara ini beliau mengalami banyak masalah.
Tindakan korektif pada masa Imam Hasan (as)
Imam Hasan (as) memiliki metode reformis sejati dan pemikiran yang benar serta memulai jalur reformasinya sejak masa kecilnya. Reformasi ini muncul dalam beberapa bentuk:
Reformasi agama dan akhlak: Diriwayatkan bahwa Imam Hasan dan Imam Husein (as) melewati seorang lelaki tua yang tidak sengaja berwudhu. Kedua imam itu saling berdiskusi tentang cara berwudhu yang benar dan mengajari orang tua itu cara berwudhu yang benar.
Reformasi pemerintahan dan menciptakan preseden untuk penegakan keadilan Ilahi: Setelah ayahnya syahid, Imam Hasan (as), mengambil alih kepemimpinan kaum Syi'ah, dan orang-orang berjanji setia kepadanya. Tujuan Imam adalah mereformasi umat datuknya, Nabi Muhammad (saw), dan menciptakan pemerintahan yang berorientasi keadilan yang akan melindungi kehidupan, martabat dan darah umat Islam. Beliau juga menyerukan reformasi langsung termasuk reformasi sosial, politik dan ekonomi. Permasalahan ini menyebabkan Mu'awiyah itu bersembunyi dan memantau Imam karena takut akan kekhalifahannya.
Kesimpulan
Imam Hasan (as) adalah pribadi yang sangat paripurna dan memainkan peran penting dalam memberikan informasi kepada masyarakat Islam yang telah lama menderita perpecahan. Beliau mengajarkan kepada dunia pelajaran terlengkap di bidang reformasi tanpa bantuan kekuasaan dan hanya dengan bimbingan. Oleh karena itu, selama berabad-abad, hal itu secara langsung mempengaruhi jiwa umat Islam, dan reformasinya sangat efektif dalam menciptakan karakter intelektual, keagamaan, dan moral umat Islam. (HRY)