IQNA

Akhlak Individu/ Hama Lisan 10

Jidal

9:56 - October 17, 2024
Berita ID: 3480934
IQNA - Makna Jidal dalam ilmu akhlak adalah pertarungan verbal demi mengalahkan pihak lain.

Selain permasalahan individu manusia, Islam juga memberikan perhatian khusus terhadap hubungan sosialnya. Cara berbicara dan perilaku manusia berkomunikasi sangat penting di agama ini. Kejujuran, dapat dipercaya, baik hati, dan lain-lain, termasuk keutamaan akhlak yang sangat dijunjung dan diperintahkan, dan sebaliknya berbohong, mengkhianati, memfitnah, dan lain-lain, merupakan akhlak buruk yang dibenci dan dilarang oleh Islam. Jidal juga merupakan salah satu persoalan moral yang berkaitan dengan komunikasi ucapan manusia dengan orang lain; hubungan ini terkadang muncul sebagai salah satu penyakit lisan yang harus diidentifikasi dan diobati.

Arti Jidal dalam ilmu akhlak adalah pertarungan verbal demi mengalahkan pihak lain. Setiap kali seseorang berjidal dengan pihak lawan, entah dia mempunyai tujuan Ilahi atau dia mencari keinginan egoisnya sendiri; motif jahat dalam Jidal adalah ketika seseorang berusaha menunjukkan superioritasnya terhadap orang lain demi mendapatkan status, uang, atau superioritas atau tujuan lainnya. Terkadang tujuan Jidal bersifat ilahi. Dalam argumen jenis ini, seseorang mencoba memberi informasi dan membimbing orang yang bodoh.

Jidal dalam ayat-ayat Alquran terbagi menjadi dua cara. Sekelompok ayat yang dikecam dan dilarang seperti:

مَا يُجَادِلُ فِي آيَاتِ اللَّهِ إِلَّا الَّذِينَ كَفَرُوا

 “Tidak ada yang memperdebatkan ayat-ayat Allah, kecuali orang-orang yang kufur. ” (QS. Al-Ghafir: 4) (Hanya orang-orang kafir saja yang memperdebatkan ayat-ayat Allah). Kelompok ayat lainnya mengafirmasi dan memerintahkannya, seperti ayat:

ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ

Serulah (manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik serta debatlah mereka dengan cara yang lebih baik (QS. Al-Nahl: 125). Seseorang mungkin berpikir bahwa ada kontradiksi antara ayat-ayat ini ketika mereka pertama kali menemukannya; namun jika dicermati jenis-jenis Jidal, dapat diketahui dengan baik bahwa tidak ada pertentangan, namun Alquran menolak jenis-jenis Jidal yang bermotif setan, dan sebaliknya menganggap Jidal yang bersifat Ilahi sebagai Jidal yang baik.

Jidal yang dicela berakar pada sifat-sifat buruk internal. Sumber dari perilaku buruk ini adalah sifat-sifat buruk seperti amarah, cinta dunia, dan kesombongan yang membawa akibat buruk. Terseret pada kemunafikan, kebohongan, dan menimbulkan permusuhan adalah tiga contoh dampak negatif dari Jidal motif jahat. Seseorang yang tidak memiliki cukup kekuatan untuk berjidal namun tetap terlibat di dalamnya, selain menambah api perselisihan antara dirinya dan orang lain, mungkin melakukan kebohongan untuk mempertahankan perkataannya dan bahkan terjerumus ke dalam kemunafikan;

Ada dua cara untuk menangani Jidal yang dikecam oleh akal dan syariah. Salah satunya adalah mengingat dampak buruk Jidal dan kebencian batin terhadapnya, dan yang lainnya adalah memperkuat prasangka yang baik dan menumbuhkan semangat menghargai orang lain. (HRY)

 

3490288

Kunci-kunci: Akhlak ، Individu
captcha