IQNA

Tawakkal dalam Alquran/ 1

Makna Tawakkal

12:38 - March 16, 2025
Berita ID: 3481763
IQNA - Beberapa ahli bahasa berpendapat bahwa Tawakkal merupakan ungkapan ketidakberdayaan dan ketidakmampuan dalam urusan manusia, tetapi etimologinya dalam bahasa Semit dan penggunaannya, terutama dengan huruf ‘ala, memperkuat makna bahwa seseorang memasrahkan pekerjaannya kepada makhluk yang sangat kuat, maha tahu, dan produktif yang dapat diandalkan dan dapat dipercaya.

Taukil berarti menjadikan seseorang sebagai wakil Anda dan memasrahkan tugas melakukan sesuatu kepadanya. Namun banyak ahli bahasa meyakini bahwa tawakkal dalam bahasa Arab berarti mengekspresikan ketidakberdayaan dalam sebuah pekerjaan dan percaya kepada orang lain. Penggunaan akar kata yang sama, “wakala” dan “wuklah”, berarti orang yang tidak berdaya yang menyerahkan pekerjaannya kepada orang lain, atau “wakil” berarti orang yang pengecut, tidak berdaya, dan bodoh.

Raghib dan Ibnu Mandzur juga berpendapat bahwa jika kata wakala dipadukan dengan huruf “lam”, maka artinya menerima perwalian, dan jika dipadukan dengan huruf “ala”, maka artinya mengungkapkan ketidakberdayaan dan kepercayaan kepada orang lain. Fakhruddin menyatakan dalam Majma' al-Bahrain bahwa tawakkal merupakan ungkapan ketidakberdayaan dan ketidakmampuan dalam bekerja, dan kata bendanya atau isimnya adalah Taklan. At-Tawakkul ‘alallah, terputusnya seorang hamba dari makhluk-makhluk menuju Allah saw dalam hal yang dikehendaki-Nya dari makhluk-makhluk itu. Demikian juga telah dikatakan: Meninggalkan usaha dan upaya dalam sesuatu yang tidak mampu dilakukan oleh kekuatan manusia.

Nampaknya makna-makna ini baru muncul kemudian dan berkaitan dengan masa setelah diturunkannya Alquran; karena menurut data Semit dan metode rekonstruksi linguistik, kata "wakala" memiliki dua makna dalam bahasa Semit kuno; dalam beberapa bahasa (Ibrani dan Aram), kata “wakala” berarti mampu dan memiliki kekuatan. Oleh karena itu, seorang wakil (pengacara) adalah seseorang yang terampil dan berpengetahuan dalam bidang tertentu. Arti lainnya (dalam bahasa Aram, Suryani, Akkadia, dan Abyssinia) adalah percaya dan mengandalkan.

Dengan kata lain, tawakkal didasarkan pada pengenalan akan Tuhan dan peran-Nya di alam semesta, bukan pada ungkapan ketidakberdayaan manusia. Istilah “tawakkal” berarti percaya kepada Tuhan, tidak putus asa terhadap manusia, berserah diri kepada Tuhan, dan hanya percaya kepada-Nya. Penulis Ma'ani al-Akhbar mengartikan "at-Tawakkul alallah/ tawakal kepada Allah" sebagai pengetahuan bahwa makhluk tidak memiliki kemampuan untuk menimbulkan bahaya maupun kekuatan untuk memberi manfaat, tidak memberi dan tidak dapat mencegah pemberian. Maka dari itu, seorang hamba yang tawakal kepada Allah, maka ia tidak akan berputus asa terhadap manusia, tidak beramal kepada selain Allah swt, dan tidak mengharapkan sesuatu pun kecuali kepada-Nya. (HRY)

 

3492324

Kunci-kunci: Wakil ، dalam Alquran ، bulan ramadan
captcha