IQNA

Doktor Pengabdi Islam di Tangan Pendukung Takfiri

16:12 - March 02, 2017
Berita ID: 3471069
Universitas Islam Internasional Malaysia (UIIM), Selasa (28/2) dengan tanpa memperhatikan sejumlah kejahatan raja Saudi terhadap hak umat Islam dan dukungannya atas kejahatan para takfiri, mempersembahkan ijazah doktor kehormatan universitas ini padanya.
Acara Pemberian Ijazah Doktor Kehormatan UIIM pada Raja Salman

Menurut laporan IQNA, raja Salman bin Abdul Aziz, raja Arab Saudi, Minggu (26/2) di awal tour Asianya, yang berlangsung sekitar satu bulan, memasuki Kuala Lumpur, Malaysia dan mendapat sambutan Tun Muhammad Najib Abdul Razak, Perdana Menteri, Dato' Seri Hishammuddin Tun Hussein, menteri pertahanan dan sejumlah pejabat Malaysia.

Raja Saudi selanjutnya dipindah ke tempat parlemen Malaysia dengan mobil resmi, dan termasuk para penyambut raja Salman, Sultan Muhammad V, raja Malaysia juga ikut hadir.

Namun dalam hal ini, Universitas Islam Internasional Malaysia, Selasa, dengan menyelenggarakan sebuah acara di tempat universitas ini, memberikan ijazah doktor kehormatan ilmu politik dikarenakan pelayanan raja Saudi pada Islam dan moderasi (!), sementara itu amatlah gamblang bagi kesemuanya bahwa Arab Saudi merupakan tempat markas wahabi dan pembentuk sumber pemikiran dan ideologi gerakan takfiri dan ekstrem.

UIIM demikian juga menganugerahkan hadiah prestasi gemilang tunggal kepadanya atas sejumlah upaya raja Saudi dalam bidang pelayanan pada Islam dan kaum muslimin (!), sementara raja Salman sejak memegang tampuk kekuasaan dari tahun 2015 M sampai sekarang memiliki peran yang sangat merusak dalam dunia Islam dan dengan dukungan finansial dan senjata kepada kelompok takfiri di Suriah dan serangan brutal dan tak manusiawi ke Yaman, memiliki saham besar dalam penghancuran insfrastruktir pelbagai bagian dunia Islam dan terlunta-luntanya kaum muslim.

Doktor Pengabdi Islam di Tangan Pendukung Takfiri
Pemberian Ijazah Doktor Kehormatan Universitas Malaya pada Raja Saudi

Demikian juga, Universitas Malaya (UM) di kota Kuala Lumpur lewat sebuah acara menganugerahkan izajah doktor kehormatan universitas ini atas sejumlah upaya sang raja dalam ranah bakti pada sains.

Penganugerahan Medali Tertinggi Malaysia kepada Sang Raja Saudi

Raja Salman bin Abdul Aziz, raja Arab Saudi dalam perjalanannya ke Malaysia, demikian juga ikut berpartisipasi dalam acara makan malam, yang diselenggarakan Sultan Muhammad V, di gedung kerajaan di Kuala Lumpur, dan raja Malaysia dalam pertemuan tersebut, menganugerahkan medali tertinggi negara kepadanya.

Doktor Pengabdi Islam di Tangan Pendukung Takfiri
Acara Penganugerahan Medali Tertinggi Malaysia pada Raja Arab

Raja Saudi dalam lawatan Asianya akan berkunjung ke Indonesia, Brunei, Jepang, Cina, Maladewa, dan Yordania, dan pagi tadi ia telah tiba di Indonesia.
Raja Salman akan melakukan kunjungan dengan para pejabat Indonesia selama tiga hari dan selanjutnya, ia bersama dewan rombongan 1500 orang akan berlibur enam hari di pulau dewata, Bali.

Meski tujuan lawatan tersebut adalah memperkuat dan mengembangkan hubungan Arab Saudi dengan negara-negara Asia dan mengkaji hubungan kedua belah pihak dan sebagian masalah regional dan internasional, namun krisis Arab Saudi akibat penurunan drastis harga minyak dan upaya untuk menyebarkan pengaruh ideologi sesat wahabi di sejumlah markas ilmiah, agama dan kebudayaan kawasan ini merupakan tujuan utama raja Saudi dan dewan rombongan ke kawasan Asia.

Di antara tujuan lainnya adalah menarik investor Asia untuk membeli 5% pemilik perusahaan pemerintah minyak Arab Saudi (Aramco), sehingga dengan cara ini akan dapat mengurangi problem ekonomi negaranya, karena Arab Saudi dikarenakan anggaran tinggi agresi militer ke Yaman dan demikian juga menurutnya nilai minyak mengalami defisit anggaran, nampaknya pada tahun 2018 M, sebagian saham Aramco akan di jual dalam pasar-pasar bursa tingkat dunia.

Lawatan raja Salman ke kawasan Asia berlangsung, sementara Arab Saudi pada tahun-tahun terakhir mengalami kekalahan politik berat di kawasan dan sejumlah konspirasi negara ini untuk menciptakan konflik dan perpecahan di Irak, Suriah, Yaman, dan lain-lain mengalami kegagalan.

Rezim Saudi, demikian juga dalam beberapa tahun terakhir dengan melihat pendapatan minyak yang melimpah, melakukan banyak investasi di sejumlah markas ilmiah, agama, sosial ekonomi negara Asia Timur, khususnya Indonesia, dan Malaysia, sementara publikasi ideologi sesat wahabi dan penciptaan konflik dan perpecahan antar kaum muslim, termasuk tujuan utama Al Saud untuk masuk di Asia Timur.

http://iqna.ir/fa/news/3579686



captcha