IQNA

Ayatullah Faqih Yazdi:

Iktikaf Sebuah Kesempatan untuk Ihram Hati dalam Menghadapi Masalah Mata Pencaharian

11:11 - February 28, 2021
Berita ID: 3475099
TEHERAN (IQNA) - Sambil menghitung berkah dan buah spiritual iktikaf, ustad hauzah itu menyatakan: “Ibadah ini mempersiapkan jiwa manusia untuk mencapai irfan yang memahami kehadiran ilahi dan mewajibkan dirinya untuk menjaga agama dan keyakinan.”

Ayatullah Mohammad Hussein Ahmadi Faqih Yazdi, guru besar hauzah, dalam sebuah wawancara dengan IQNA, dengan menyatakan bahwa iktikaf adalah salah satu tradisi besar dan penting yang banyak pahala telah disebutkan dalam Islam, mengatakan: “Prinsip iktikaf di Masjidil Haram dan dalam dekade terakhir bulan suci Ramadan ada dari Nabi (saw) dan yang telah ditekankan adalah hari-hari ini; diketahui bahwa Nabi (saw) melipat tempat tidurnya selama hari-hari ini dan selama masa ini beliau melakukan ibadah terus menerus sampai akhir Ramadan.”

Dengan mengisyaratkan berkah bulan Rajab, dia berkata: “Allah swt memilih bulan ini untuk diri-Nya sendiri dan menjadikan bulan Syakban untuk Nabi (saw) dan bulan Ramadan untuk umat Nabi (saw); Oleh karena itu, amalan bulan ini seperti Umrah Rajabiyyah memiliki banyak pahala dan menggantikan haji. Alhamdulillah tiga hari ini dalam tahun-tahun terakhir mendapatkan perhatian para pelajar dan mahasiswa.”

Ihram orang-orang yang beriktikaf di masjid

Ustad hauzah ilmiah dengan menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan iktikaf adalah bahwa seseorang harus meninggalkan hal-hal duniawi dan menuju Allah swt, mengungkapkan manusia pada hari yang sejenis ihram, menjauhi beberapa hal, yang ada juga dalam iktikaf sehingga manusia menyiapkan dirinya untuk ibadah; syarat iktikaf adalah berpuasa, dan dianjurkan berpuasa pada hari pertama dan kedua, namun wajib pada hari ketiga; karena prinsip iktikaf adalah sejenis ihram, dan jika seseorang menambahkan amalan lain, maka akan mendapat lebih banyak pahala. Ada banyak amalan mujarab seperti mengaji dan memanjatkan doa, yang baik bahkan bagi mereka yang tidak mendapatkan taufik untuk melakukan iktikaf.

Ustad hauzah itu berkata: Iktikaf mempersiapkan jiwa manusia untuk mencapai irfan yang memahami kehadiran ilahi dan mewajibkan dirinya untuk menjaga agama dan iman. Masalah ini sangat penting dimana dalam surah al-Baqarah ayat 125, “Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: "Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang i’tikaf, yang ruku' dan yang sujud” Allah memerintahkan kepada Ibrahim dan Ismail untuk membersihkan rumah orang-orang yang tawaf, yang iktikaf, yang rukuk dan yang sujud.

 

3956335

captcha