“Aktivis Yordania meluncurkan kampanye di media sosial, yang mengungkapkan penentangan mereka terhadap kondisi yang diberlakukan oleh pemerintah di pusat-pusat penghafalan Alquran dan pusat-pusat Islam di negara itu,” menurut IQNA, mengutip Joe24.net.
Salah satu syarat yang diberlakukan adalah pengurangan jam kerja pusat Alquran dan penentuan syarat pengelolaannya serta penyelenggaran ujian guru oleh Kementerian Wakaf dan Urusan Islam.
Aktivis dan orang-orang yang dekat dengan asosiasi dan pusat Islam merasa bahwa kondisi ini tidak mungkin mengingat kondisi asosiasi yang dianggap sukarelawan dan berperan besar dalam mendidik anak muda dan menghafal Alquran.
Hassan al-Riyati, seorang anggota parlemen Yordania, mengatakan sistem tersebut, yang dibentuk oleh Kementerian Wakaf dan baru-baru ini disetujui oleh kabinet, dengan syarat-syarat yang ditetapkan di dalamnya telah membatasi kinerja asosiasi hafalan Alquran. (HRY)