IQNA

Apa Kata Alquran/ 43

Mereka yang Tidak Pernah Mati

6:19 - January 09, 2023
Berita ID: 3477847
TEHERAN (IQNA) - Hidup dalam ketidakridhaan, kekecewaan dan kepahitan tidak diinginkan oleh siapa pun, dan hidup tidak hanya berarti sekedar hidup, tetapi hidup dengan kebahagiaan, keridhaan dan kebahagiaan, yang dapat dianggap sebagai kehidupan. Sementara itu, Alquran menceritakan tentang mereka yang tidak pernah mati!

Kualitas hidup, perasaan berharga dan kepuasan itulah yang memberi makna pada hidup dan menjamin kebahagiaan manusia. Alquran mengisyaratkan pada kelompok yang tidak pernah mati dan selalu hidup:

وَلَا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوَاتًا بَلْ أَحْيَاءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ

“Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezeki.” (QS. Ali Imran: 169)

Menurut penjelasan penulis Tafsir Nemuneh, makna hidup di sini adalah kehidupan barzakhi  yang dimiliki jiwa-jiwa di dunia setelah kematian, dan ini tidak eksklusif untuk para syuhada, tetapi karena para syuhada begitu tenggelam dalam karunia-karunia kehidupan spiritual sehingga itu seolah-olah kehidupan orang lain yang ada di alam barzakh, tidak dapat dibandingkan dengan mereka dan itulah sebabnya hanya mereka yang disebutkan.

Seseorang yang berjuang dan mengorbankan hidupnya di jalan nilai dan di jalan Allah, pasti telah menganut nilai-nilai tersebut sebelumnya dan telah mewujudkannya dalam hidupnya. Kerendahan hati, pemaaf, pengendalian amarah, kasih sayang dan kepedulian terhadap yang kurang beruntung adalah bagian dari ciri-ciri orang yang mencari Tuhan dan berbeda dengan orang yang hidup dengan kekejaman, pembesar diri, kepentingan diri sendiri dan tanpa moral.

Perilaku mulia tersebut memberikan kebahagiaan bagi manusia dan menjadi pokok bahasan ayat mulia bahwa “Mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezeki”.

Di akhir perang Uhud, Abu Sufyan, yang merupakan komandan musuh Rasulullah (saw), berteriak keras: Tujuh puluh orang Muslim ini terbunuh di Uhud, sebagai ganti dari tujuh puluh dari kami yang terbunuh di perang Badar. Namun Rasulullah (saw) berkata: “Orang-orang syahid kami ada di surga, tetapi orang mati kalian ada di neraka.” Dan inilah arti hidup bahagia dan abadi yang telah disebutkan tadi.

Poin-poin tentang syahid dan syahadah dalam Tafsir Noor

1- Nabi (saw) mendengar dari seseorang yang mengatakan dalam do’a: "Ya Allah! Permohonan kami! Beri aku hal terbaik yang diminta dari-Mu." Nabi berkata kepadanya: "Jika doa ini diijabahkan, dia akan mati syahid di jalan Allah."

2- Disebutkan dalam riwayat: Di atas semua kebaikan, ada kebaikan, kecuali syahid, ketika seseorang menjadi syahid, tidak ada kebaikan yang bisa dibayangkan di atas itu.

3- Pada hari kiamat, para syuhada memiliki maqom syafaat. Syafaat adalah perantaraan makhluk antara Tuhan dengan makhluk lainnya untuk menyampaikan kebaikan atau menangkal keburukan di dunia dan akhirat.

4- Kematian terbaik dan tertinggi adalah syahid.

5-Imam Ali (as), memiliki lusinan keutamaan khusus, hanya ketika ia berada di ambang kesyahidan, berkata: "Fuztu wa Rabbil Ka'bah; Demi Zat Yang memiliki Ka'bah, sesungguhnya aku telah menang." Dia adalah orang pertama yang beriman, dia tidur di tempat Nabi, dia menjadi saudara Nabi, satu-satunya rumah yang memiliki pintu ke masjid Nabi, dia adalah ayah dari imam dan istri Az-Zahra (as), penghancur berhala, pukulan pada hari khandaqnya lebih baik daripada ibadahnya Tsaqalain. Tapi tidak satupun dari kasus yang disebutkan dia mengatakan: “Fuztu; saya telah menang”. (HRY)

captcha