Menurut Iqna mengutip Qantara, dalam sebuah laporan, situs web ini membahas platform digital Museum Seni Islam Pergamon di Berlin dan menulis: Museum yang terletak di bagian atas Museum Pergamon ini dikenal sebagai Seni Islam dan itu telah menjadi platform online pertama yang menyediakan konten tentang budaya Islam dalam bahasa Jerman, Inggris, dan Arab dengan cara yang berprinsip dan menghibur.
Platform seni Islam melintasi ruang dan waktu; Dari situs penggalian Samarra di Irak hingga koleksi karpet di Museum Berlin, kubah al-Hamra di puncak budaya Islam di Andalusia, pemugaran vas poles berusia hampir seribu tahun dari Kashan di Iran, dan Aleppo abad ke-17.
Platform akademik dan visual yang menarik ini meningkatkan visibilitas keragaman budaya dunia Islam. Penggunaan benda, cerita, dan musik menunjukkan bahwa seni dan sejarah budaya hanya dapat diimajinasikan dan dikomunikasikan dalam konteks keragaman, perubahan, migrasi, dan pertukaran.
Platform yang sudah online sejak November 2022 ini beroperasi di empat sektor. Di bagian cerita, pengunjung memiliki akses multimedia ke objek dan ceritanya, mulai dari penemuan hingga evaluasi akademis.
Selain itu, tur 360 derajat memfasilitasi akses multimedia ke berbagai topik.
Di perpustakaan media, video, gambar, file audio, dan publikasi elektronik menyajikan cerita tentang koleksi dan proyek museum, dan wawasan pribadi tentang karya staf museum.
Modul Digital Learning juga menawarkan berbagai bahan ajar dan koleksi, seperti koleksi 'Musik Milik Siapa', yang menawarkan gagasan tentang topik transkulturalisme dan pengaturan batas. (HRY)