IQNA

Metode Pendidikan Para Nabi; Ibrahim (as)/ 2

Menghormati Kepribadian Audien

17:58 - May 30, 2023
Berita ID: 3478449
TEHERAN (IQNA) - Bermusyawarah yang merupakan salah satu contoh penghormatan terhadap kepribadian pihak lain, menarik dalam metode pendidikan Nabi Ibrahim (as), terutama mengenai anaknya.

Metode pendidikan para nabi penting karena alasan ini dan dapat banyak membantu orang, yang terhubung dengan sumber wahyu Ilahi; Tuhan yang sama yang menciptakan manusia dan menyadari kebutuhan dan jalur pertumbuhannya.

Ibrahim (as) adalah salah satu nabi yang kisahnya telah diulang berkali-kali dalam Alquran. Pentingnya kehidupan Nabi Ibrahim (as) adalah karena dia menggunakan metode pendidikan moral yang efektif untuk setiap manusia.

Salah satu metode yang digunakan oleh Nabi Ibrahim (as) adalah metode "menghormati kepribadian pihak lain". Metode ini juga memiliki keistimewaan khusus karena rasa hormat yang tercipta di antara orang-orang:

Contoh perilaku Nabi Ibrahim dapat diungkapkan dengan cara menghormati kepribadian pihak lain.

1. Menghormati kedudukan para malalikat sebagai tamu

Dalam surah Az-Zariyat ayat 24, Allah menceritakan kisah para malaikat yang mendatangi Ibrahim (as):

هَلْ أَتَئكَ حَدِيثُ ضَيْفِ إِبْرَاهِيمَ الْمُكْرَمِين

“Sudahkah sampai kepadamu (Muhammad) cerita tentang tamu Ibrahim (yaitu malaikat-malaikat) yang dimuliakan?”

Dalam ayat ini, para malaikat digambarkan sebagai malaikat yang mulia, dalam kitab tafsir disebutkan oleh para ahli tafsir: sifat ini karena Ibrahim sendiri menerima mereka secara mandiri dan seolah-olah dia menghormati mereka.

2. Bermusyawarah tentang hal-hal penting

Musyawarah, yang merupakan salah satu contoh menghormati kepribadian pihak lain.

Allah swt menyatakan dalam surah As-Shaffat ayat 102 bahwa Ibrahim (as) menghargai kepribadian Ismail bahkan pada saat penyembelihannya dan berkonsultasi dengannya:

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْىَ قَالَ يَابُنىَّ إِنىِّ أَرَى‏ فىِ الْمَنَامِ أَنىِّ أَذْبحُكَ فَانظُرْ مَا ذَا تَرَى‏  قَالَ يَأَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ  سَتَجِدُنىِ إِن شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابرِين

“Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar".

Ini adalah tanda keanggunan dan kejeniusan Ibrahim al-Khalil, karena di tempat di mana putranya kemungkinan akan disembelih dengan tangannya sendiri, dia tetap membesarkannya dan mengajukan pertanyaan dalam rangka bermusyawarah. (HRY)

 

captcha