IQNA

Surah-Surah Alquran/ 82

Nasib Manusia Congkak di Hadapan Allah dalam Surah Al-Infitar

4:01 - June 07, 2023
Berita ID: 3478486
TEHERAN (IQNA) - Manusia memiliki banyak kemungkinan, baik yang secara alami maupun yang didapat. Semua kemungkinan ini berasal dari Allah swt. Tetapi ketika seseorang berada dalam situasi di mana semuanya disediakan, dia lupa untuk berterima kasih kepada-Nya.

Nasib Manusia Congkak di Hadapan Allah dalam Surah Al-InfitarSurah delapan puluh dua Alquran disebut Al-Infitar. Surah ini dengan 19 ayatnya berada di juz ke-30. Al-Infitar, yang merupakan surah Makkiyah, adalah surah kedelapan puluh dua yang diturunkan kepada Nabi Muhammad (saw).

"Al-Infitar" artinya terbelah. Dalam surah ini, maksudnya adalah terbukanya langit dan bola langit menjelang hari kebangkitan. Surah ini dinamakan "Al-Infitar" karena ayat pertamanya menyebutkan kata Al-Infitar. Surah Al-Infitar berbicara tentang terjadinya hari kiamat, kondisi dan tanda-tandanya, dan menginformasikan tentang nasib dan kedudukan Abrar (orang yang baik, yang banyak berbakti) dan Fujjar (yang durhaka).

Surah Al-Infitar berbicara tentang terjadinya hari kiamat, kondisi dan tanda-tandanya, dan peristiwa yang akan terjadi di akhir dunia; surah ini juga membuat manusia memperhatikan nikmat-nikmat Tuhan yang telah melingkupi seluruh keberadaan mereka dan dengan membagi manusia menjadi dua kelompok, Abrar (baik) dan Fujjar (durhaka), berbicara tentang nasib dan kedudukan masing-masing dari mereka dan bahwa malaikat khusus mencatat dan merekam tindakan setiap manusia.

Di awal surah ini, ada empat tanda persiapan akhir dunia dan hari kiamat. Selanjutnya, Alquran mengisyaratkan pada orang yang lalai dan sombong. Dia puas diri dan mementingkan diri sendiri dan tidak menyadari segalanya.

Dalam surah ini, keadaan manusia pada hari kiamat dibagi menjadi dua kategori; Kategori pertama adalah Abrar (orang baik) yang menikmati nikmat-nikmat ilahi; dan kategori kedua Fujjar, yang terjebak dalam kobaran api.

Di antara ayat-ayat penting dari surah ini, kita bisa merujuk pada ayat 6, yang berbunyi:

يَا أَيُّهَا الْإِنسَانُ مَا غَرَّ‌كَ بِرَ‌بِّكَ الْكَرِ‌يمِ

“Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah.”

Tujuan dari ayat ini adalah untuk memecahkan kesombongan dan membangunkan orang dari tidur kelalaian. Ini untuk menegur manusia yang tidak bersyukur atas nikmat Allah. Menurut riwayat, setelah membaca ayat ini, Nabi Islam (saw) bersabda, "Kebodohan manusia menyebabkan kesombongannya." (HRY)

captcha